BLACK BROTHERS
Black Brothers- Merupakan
band atau grup musik terbaik dan terbesar sepanjang sejarah musik di Papua.
Pada masanya, band yang dipimpin Andy Ayamiseba, seorang manajer yang penuh
dengan totalitas dan komitmen ini pernah mencatatkan namanya sejajar dengan
band-band papan atas lain di Indonesia seperti Koes Plus, Panbers, Mercys, God
Bless dan lain-lain. Mereka pun sukses di Pasifik, mulai dari Papua New Guinea
sampai Vanuatu bahkan New Zealand dan Australia.
Tahun 2010 lalu saya sempat mampir di salah satu toko musik sekaligus recording studio milik CHM di Boroko, Port Moresby, yang konon di studio ini Black Brothers pernah merekam lagu-lagu mereka untuk dipasarkan ke daerah Pasifik pada tahun 80an.
Tahun 2010 lalu saya sempat mampir di salah satu toko musik sekaligus recording studio milik CHM di Boroko, Port Moresby, yang konon di studio ini Black Brothers pernah merekam lagu-lagu mereka untuk dipasarkan ke daerah Pasifik pada tahun 80an.
Disana saya mendapati CD
audio dan video Black Brothers masih dijual di sana. Yang lebih hebat lagi
kiprah mereka juga pernah sampai ke Europe dan negeri Jiran Malaysia. Ya benar,
Black Brothers pernah tampil live di salah satu stasiun TV di Belanda sekitar
awal 80an dan piring hitam mereka bertajuk Terima Kasih pernah beredar
di Malaysia. Ini tentunya sangat membanggakan bagi insan musik di Papua.
Dengan segudang prestasi yang mereka raih, wajar saja kalau mereka kini digelari band terbesar dan legendaris dari Papua. Lalu apa saja yang menjadi kekuatan musik Black Brothers? Berikut saya coba paparkan 4 kekuatan yang dimiliki Black Brothers dari kacamata saya sebagai pemusik dan penikmat musik.
Dengan segudang prestasi yang mereka raih, wajar saja kalau mereka kini digelari band terbesar dan legendaris dari Papua. Lalu apa saja yang menjadi kekuatan musik Black Brothers? Berikut saya coba paparkan 4 kekuatan yang dimiliki Black Brothers dari kacamata saya sebagai pemusik dan penikmat musik.
1. SKILL INDIVIDU
Yang pertama tentu saja
skill musik. Tanpa skill musik yang mumpuni sudah pasti mustahil bagi
pemusik/grup musik untuk masuk dalam industri musik apalagi sukses dan menjadi
legenda musik. Skill setiap player Black Brothers adalah di atas rata-rata dan
komplit di jaman mereka. Ambil contoh sang keyboardist dan pianist, Yochie
Pattipeiluhu.
Hampir di setiap lagu, Yochie menunjukkan
kualitas skill yang luar biasa menurut hemat saya. Mulai dari lagu Lonceng
Kematian dengan lantunan hammond organ pada part intro yang membawa kita
seakan berada dalam suasana yang sendu, menyayat hati dan agak merinding dengan
akord yang sebenarnya cuma beberapa namun dikemas secara rumit sehingga membuat
kita (terutama pemusik) pusing tujuh keliling untuk menjiplak atau menganalisa
akordnya sampai pada permainan organ dan synthetizer pada lagu berirama funky
seperti lagu berbahasa Inggris dengan title Black Brothers (volume 3)
dan Samandoye (volume 5) dimana pilihan nada yang tepat sekaligus
indah tertuang pada solo part / interlude dalam lagu-lagu tersebut.
Tidak sampai disitu, bahkan
part intro ber-style piano klasik layaknya Freddie 'Queen' Mercury pun dapat
kita jumpai mengalun memukau dalam lagu Kaum Benalu dan Balada
Pramuria yang keduanya terabadikan dalam pita kaset Black Brothers volume
5.
Demikian halnya dengan lead guitarist, Hengky M.S. dan Agus Rumaropen. Hengky M.S. dengan sound distorsi yang 'garang' lebih bercirikan sound gitarnya Led Zeppelin dan Deep Purple di masa itu. Aksi panggung yang garang seperti memetik gitar dengan gigi menandakan bahwa beliau berskill diatas rata-rata.
Demikian halnya dengan lead guitarist, Hengky M.S. dan Agus Rumaropen. Hengky M.S. dengan sound distorsi yang 'garang' lebih bercirikan sound gitarnya Led Zeppelin dan Deep Purple di masa itu. Aksi panggung yang garang seperti memetik gitar dengan gigi menandakan bahwa beliau berskill diatas rata-rata.
Beda dengan Hengky,
guitarist Agus Rumaropen menurut pandangan saya lebih memilih sound gitar yang
clean dan soft tapi tegas dan menghanyutkan dengan variasi akord yang beragam
yang cocok untuk lagu-lagu berirama jazz.
Sang bassist, Benny Bettay juga sangat piawai. Permainan bassnya tidak monoton bahkan pada lagu-lagu slow beat (bertempo lambat) bassnya selalu 'bergerak' alias tidak statis. Ini terlihat dalam lagu Kuburan Tua dan Lonceng Kematian (volume 3).
Sang bassist, Benny Bettay juga sangat piawai. Permainan bassnya tidak monoton bahkan pada lagu-lagu slow beat (bertempo lambat) bassnya selalu 'bergerak' alias tidak statis. Ini terlihat dalam lagu Kuburan Tua dan Lonceng Kematian (volume 3).
Teknik slap bass
yang indah dan sempurna juga disuguhkan dalam lagu Dapapopero dan Ready
for Love. Saya sebagai pemain bass pertama kali tertarik dan belajar teknik
slap bass dari lagu Dapapopero ini. Bagi saya Black Brothers ada
guru musik saya. Terima kasih Black Brothers.
Sang drummer Stevie juga tidak kalah dalam hal skill. Saya yakin kita semua yang mengenal Black Brothers sepakat bahwa ketukan drum Stevie pada lagu Huembello bukan hanya good tapi great (luar biasa). Betapa tidak, ketukan dengan tempo cepat yang demikian itu mirip drummer kenamaan Dennis Chambers. Ketukannya tegas dan powerful tapi tidak kasar. Saya berpendapat bahwa banyak jenis style baru yang beliau kembangkan dari style yang sudah ada seperti cha-cha atau rock sebagai bentuk adaptasi dengan kebutuhan suatu lagu tertentu. Sebagai contoh lagu Terima Kasih (volume 2) dan Ina More Ngori (Black Bros 79).
Sang drummer Stevie juga tidak kalah dalam hal skill. Saya yakin kita semua yang mengenal Black Brothers sepakat bahwa ketukan drum Stevie pada lagu Huembello bukan hanya good tapi great (luar biasa). Betapa tidak, ketukan dengan tempo cepat yang demikian itu mirip drummer kenamaan Dennis Chambers. Ketukannya tegas dan powerful tapi tidak kasar. Saya berpendapat bahwa banyak jenis style baru yang beliau kembangkan dari style yang sudah ada seperti cha-cha atau rock sebagai bentuk adaptasi dengan kebutuhan suatu lagu tertentu. Sebagai contoh lagu Terima Kasih (volume 2) dan Ina More Ngori (Black Bros 79).
Kedua lagu ini sebenarnya
bisa masuk kategori rock style dan cha-cha style, namun Stevie mengembangkan
stylenya menjadi sesuatu yang baru yang mana tidak terkesan rock atau cha-cha
lagi.
Selanjutnya brass session yang dibawakan dengan apik oleh David Rumagesang (saxophonist) dan Amry Kahar (trumpeter) pun tidak kalah menarik untuk diulas.
Selanjutnya brass session yang dibawakan dengan apik oleh David Rumagesang (saxophonist) dan Amry Kahar (trumpeter) pun tidak kalah menarik untuk diulas.
Tiupan saxophone pada lagu 'Tiada
senyum di akhir senja' (volume 5) terkesan lembut dan merepresentasikan
keseluruhan lirik lagu. Begitu pula tiupan trumpet pada lagu 'Melati
Plastik'. Terdapat beberapa bagian pada part intro lagu ini yang mana
perpaduan nada-nada trumpet bukan hanya membentuk part melodi tapi juga akord
secara keseluruhan.
2. KEMAMPUAN MENCIPTA LAGU
The Beatles memiliki John
Lennon dan Paul McCartney. Rolling Stone memiliki Mick Jagger dan Keith
Richard. Koes Plus memiliki Tony, Yon dan Yok Koeswoyo. Black Brothers memiliki
Yochie Pattipeiluhu dan Hengky M.S. sebagai pencipta lagu yang handal.
Mereka telah menciptakan
puluhan lagu Black Brothers yang menjadi hits dan dikenal sepanjang masa. Lirik
mereka sederhana namun tegas, to-the-point, apa adanya dan padat. Mereka
pandai memainkan kata-kata yang dirangkai dengan notasi yang sederhana namun
indah.
Lagu-lagu mereka antara lain Pramuria tapi Biarawati, Kisah Seorang Pramuria, Hello, Kenangan November, Persipura, Oh Sonya, Permata Hati, Jayapura di Waktu malam, Terima kasih, dll (cipt. Hengky M.S.) dan Hari Kiamat, Lonceng Kematian, Hari-Hari yang Tersita, Dewi Kribo, Derita tiada akhir, Putus Di tengah kerinduan, Hilang, dll (cipt. Yochie Pattipeiluhu).
Lagu-lagu mereka antara lain Pramuria tapi Biarawati, Kisah Seorang Pramuria, Hello, Kenangan November, Persipura, Oh Sonya, Permata Hati, Jayapura di Waktu malam, Terima kasih, dll (cipt. Hengky M.S.) dan Hari Kiamat, Lonceng Kematian, Hari-Hari yang Tersita, Dewi Kribo, Derita tiada akhir, Putus Di tengah kerinduan, Hilang, dll (cipt. Yochie Pattipeiluhu).
Ada juga ciptaan dari
personil lain yang juga tidak kalah dasyatnya seperti lagu Huembello dan
Samandoye cipt. David Rumagesang, Sahabatku Angie cipt. Stevie
dan Bertemu Takkan Berpisah cipt. Amry Kahar.
Kekuatan sebagian besar lagu Black Brothers menurut saya terdapat pada lirik dan notasi yang sederhana namun indah dan tepat sama halnya Koes Plus dan the Beatles.
Kekuatan sebagian besar lagu Black Brothers menurut saya terdapat pada lirik dan notasi yang sederhana namun indah dan tepat sama halnya Koes Plus dan the Beatles.
Inilah yang membuat lagu mereka dapat diterima secara luas.
Kesederhanaan dan ketepatan yang saya maksud misalnya dalam sepenggal lirik
lagu Hari Kiamat, yang bertema kritik sosial, terdapat sepenggal
lirik seperti .... hidup meminta dan
menerima... pengadilan yang penghabisan.... yang hanya menelan korban yang
lain.... di sini pencipta (Yochie Phu) tidak membutuhkan banyak
kata namun pesannya tersampaikan secara tepat dan tegas.
Lagu ini diciptakan tahun
70an, jauh sebelum Iwan Fals dan Slank mengumandangkan lagu-lagu bertema kritik
sosial. Deddy Dores merekam ulang dalam versi slow rock dan bahkan Joaquin
Quino McWhinney (voc. Big Mountain) pernah mendaur ulang lagu ini dalam versi
Inggris dan Reggae.
Lagu Melati di Tanah Gersang (cipt. Yochie Phu) juga punya cerita sendiri. Konon dari cerita yang saya dengar dari orang tua saya, Yochie Pattipeiluhu yang adalah kakak tingkatnya di Uncen pernah bercerita dulu di tahun 70an bahwa sehabis manggung bersama Panbers di Jayapura tahun 1974 (kala itu Black Brothers belum terbentuk), Benny Panjaitan (vocalis Panbers) memuji lagu 'Melati di Tanah Gersang' ciptaan Yochie. Benny berkata jika lagu itu bakal meledak di Jakarta.
Tidak kalah dengan Yochie, Hengky M.S. pun punya segudang lagu yang terkenal dan bisa dibanggakan. Siapa yang tidak kenal dengan lagu Persipura dan Kisah Seorang Pramuria? Ya kedua lagu itu milik Hengky M.S. Setiap kali Persipura berlaga di Mandala, lagu Persipura tidak pernah absen dari meja operator musik.
Lagu Melati di Tanah Gersang (cipt. Yochie Phu) juga punya cerita sendiri. Konon dari cerita yang saya dengar dari orang tua saya, Yochie Pattipeiluhu yang adalah kakak tingkatnya di Uncen pernah bercerita dulu di tahun 70an bahwa sehabis manggung bersama Panbers di Jayapura tahun 1974 (kala itu Black Brothers belum terbentuk), Benny Panjaitan (vocalis Panbers) memuji lagu 'Melati di Tanah Gersang' ciptaan Yochie. Benny berkata jika lagu itu bakal meledak di Jakarta.
Tidak kalah dengan Yochie, Hengky M.S. pun punya segudang lagu yang terkenal dan bisa dibanggakan. Siapa yang tidak kenal dengan lagu Persipura dan Kisah Seorang Pramuria? Ya kedua lagu itu milik Hengky M.S. Setiap kali Persipura berlaga di Mandala, lagu Persipura tidak pernah absen dari meja operator musik.
Lagu tersebut tanpa sadar
telah menjaga dan meningkatkan semangat pemain dan supporter. Sementara lagu Kisah
Seorang Pramuria sudah banyak didaur ulang oleh banyak penyanyi dan grup
band. Salah satunya adalah the Mercys yang merekam lagu ini bahkan sebelum
Black Brothers sempat merekamnya ke dalam pita kaset atau piring hitam.
Singkat kata lagu tersebut direkam tanpa
sepengetahuan penciptanya. Permasalahan lagu ini sempat naik meja hijau untuk
mengembalikan hak cipta ke pencipta asli Hengky M.S.
Pencipta lainnya yang patut diperhitungkan juga adalah David Rumagesang dengan Huembello-nya. Betapa tidak, lagu yang enerjik ini cocok untuk show-on-stage. Lagu ini betul-betul lain dari yang lain. Sangat berciri Papua. Dengan pengucapan yang super cepat, lidah bisa dibuat kusut bagi siapapun yang coba-coba menyanyikan lagu ini.
Pencipta lainnya yang patut diperhitungkan juga adalah David Rumagesang dengan Huembello-nya. Betapa tidak, lagu yang enerjik ini cocok untuk show-on-stage. Lagu ini betul-betul lain dari yang lain. Sangat berciri Papua. Dengan pengucapan yang super cepat, lidah bisa dibuat kusut bagi siapapun yang coba-coba menyanyikan lagu ini.
Hanya David yang dapat
menyanyikannya secara sempurna. Kesemua fakta dan pendapat ini menunjukkan
bahwa kemampuan mencipta lagu para personel Black Brothers adalah salah satu
kekuatan yang menjadikan mereka band besar dan legendaris.
3. KEMAMPUAN MEMBUAT
ARANSEMEN LAGU
Kendati sudah memiliki
lagu-lagu yang bagus dan skill yang mumpuni, sebuah grup band juga dituntut
memiliki kemampuan mengaransemen lagu yang baik. Aransemen lagu adalah
eksekusinya.
Aransemen adalah faktor penentu
bagus tidaknya, indah tidaknya, digemari tidaknya, terkenal tidaknya sebuah
lagu di kemudian hari. Berdasarkan analisa pribadi, sekurang-kurangnya saya
mendapati 5 kelebihan Black Brothers dalam mengaransemen lagu:
Yang pertama, Black Brothers memiliki
kemampuan untuk merubah lagu yang sederhana menjadi lagu yang luar biasa. Saya
ambil contoh lagu Apuse, Samandoye, Yawonde, Mangge-Mangge, Terima Kasih,
Goyang Disco, Tirai, dll, adalah lagu yang menurut saya sederhana dengan
akord yang tidak banyak dan pengulangan notasi yang sering namun saya yakin
siapa pun yang jujur pasti mengakui bahwa aransemennya luar biasa minimal
sangat menghibur.
Kedua, aransemen mereka tepat, tidak lebih dan tidak kurang. Ada beberapa grup yang mencoba mendaur ulang lagu mereka dengan musik yang lebih moderen namun fakta menunjukkan bahwa aransemennya belum mendapat tempat di hati pendengar dan penikmat musik.
Kedua, aransemen mereka tepat, tidak lebih dan tidak kurang. Ada beberapa grup yang mencoba mendaur ulang lagu mereka dengan musik yang lebih moderen namun fakta menunjukkan bahwa aransemennya belum mendapat tempat di hati pendengar dan penikmat musik.
Fakta juga menunjukan bahwa
walaupun hanya bermodalkan lagu-lagu daur ulang, lagu-lagu UB40 seperti lagu Red-red
Wine yang dipopulerkan pertama kali oleh Neil Diamond, lagu I'll be on
my way milik the Beatles dan lagu Kiss and Say Goodbye milik
Manhattans tetap dapat dinikmati dan diterima secara luas. Ini membuktikan
bahwa kemampuan mengaransemen lagu secara tepat sangatlah penting. Dan Black
Brothers memiliki itu.
Ketiga, Black Brothers mampu memadukan musik tradisional dan musik modern. Mereka mampu mengaransemen lagu tradisional menjadi lagu dengan musik modern tanpa menghilangkan unsur tradisionalnya dan bahkan kedua unsur itu menyatu dan saling mendukung. Lagu Samandoye adalah contoh yang tepat.
Ketiga, Black Brothers mampu memadukan musik tradisional dan musik modern. Mereka mampu mengaransemen lagu tradisional menjadi lagu dengan musik modern tanpa menghilangkan unsur tradisionalnya dan bahkan kedua unsur itu menyatu dan saling mendukung. Lagu Samandoye adalah contoh yang tepat.
Part intro lagu ini dimulai
dengan tifa/conga yang mana sangat kental terdengar ciri tradisionalnya.
Kemudian disambut dengan hentakan drum dan alat musik lainnya yang berstyle
fungky namun ciri tradisionalnya tidak hilang karena diperkuat dengan ritem
gitar yang diaransemen sedemikian rupa dan dengan pilihan sound yang tepat
sehingga sedikit banyak menyerupai alat musik tradisional pikon dari sekitar
daerah pegunungan.
Pada part interludenya, tifa/conga dan drum
benar-benar berpadu. Saling melengkapi membentuk variasi perkusi yang enak
didengar.
Lagu Huembello juga merupakan contoh yang tepat untuk membuktikan kelebihan mereka yang satu ini - memadukan musik tradisional dan modern. Lirik dan lafal lagu ini sudah tentu berciri tradisional namun saat dikemas dengan musik hard rock yang modern, lagu ini menjadi sesuatu yang berbeda dan baru.
Lagu Huembello juga merupakan contoh yang tepat untuk membuktikan kelebihan mereka yang satu ini - memadukan musik tradisional dan modern. Lirik dan lafal lagu ini sudah tentu berciri tradisional namun saat dikemas dengan musik hard rock yang modern, lagu ini menjadi sesuatu yang berbeda dan baru.
Mungkin kita bisa menamainya style rock
tradisional. Pada part interlude sekali lagi di sini terlihat jelas perpaduan
antara tifa/conga yang mewakili unsur tradisional dan drum yang mewakili unsur
modern. Keduanya saling melengkapi, tifa/conga ikut secara konstan memperkuat
beat sementara sesekali drum melakukan fill-in. Benar-benar perpaduan
yang tepat dan indah. Masih banyak contoh-contoh lain yang karena keterbatasan
waktu sulit untuk saya ulas disini.
Keempat, Black Brothers mampu membuat atau mengaransemen musik sesuai perkembangan jaman. Sebagai contoh di tahun tahun 70an awal musik Indonesia saat itu didominasi oleh lagu-lagu slow beat seperti lagu-lagu milik Koes Plus, Panbers, Mercys dan lain-lain.
Keempat, Black Brothers mampu membuat atau mengaransemen musik sesuai perkembangan jaman. Sebagai contoh di tahun tahun 70an awal musik Indonesia saat itu didominasi oleh lagu-lagu slow beat seperti lagu-lagu milik Koes Plus, Panbers, Mercys dan lain-lain.
Black Brothers pun tidak
kalah dengan mengeluarkan hits-hits seperti Terjalin kembali, Hari Kiamat,
Kisah Seorang Pramuria, Hilang, Lagu yang terpotong, dll. Memasuki akhir
70an musik disco dan fungky merajai dunia.
Black Brothers pun tidak
kalah dengan mengeluarkan lagu-lagu seperti Samandoye, Mangge-Mangge, dll
yang berstyle fungky dan Goyang Disco, Musik Masa Kini, dll yang
berirama Disco. Terdapat juga satu lagu dari album Black Bros 79 dengan judul Kuncup
Putih cipt. Yochie Phu.
Aransemen lagu ini luar
biasa, setara dengan lagu You Should Be Dancing dan Staying Alive milik
the Bee Gees yang berstyle fungky disco yang digunakan sebagai sound track film
Saturday Night Fever, 1977, yang diperankan John Travolta.
Saya sering membayangkan
lagu Kuncup Putih ini cocok juga dipakai untuk dance-nya Travolta
dalam film itu. Pasti seru :-D . Memasuki dekade 80an Black Brothers
mengeluarkan Hari-hari Yang Tersita, Lisa dan Autumn Shadow yang setara
dengan lagu-lagu pop jazz Dedi Dukun dan Mus Mudjiono kala itu.
Kelima, Black Brothers mampu membuat/mengaransemen musik dalam berbagai style. Selain musik slow beat/pop style, mereka juga mengaransemen lagu-lagu mereka dalam berbagai musik style seperti style fungky, disco, rock, swing, cha-cha, reggae, pop jazz, rock and roll, latin ala Santana, bahkan ada juga dangdut, keroncong dan style pop/rock melayu.
Kelima, Black Brothers mampu membuat/mengaransemen musik dalam berbagai style. Selain musik slow beat/pop style, mereka juga mengaransemen lagu-lagu mereka dalam berbagai musik style seperti style fungky, disco, rock, swing, cha-cha, reggae, pop jazz, rock and roll, latin ala Santana, bahkan ada juga dangdut, keroncong dan style pop/rock melayu.
Berikut daftar singkat lagu
dengan berbagai style musik: Dapapopero, Khayal, Kuncung Putih, dll
(fungky). Goyang Disco (disco), Tanah Dosa (Rock), Josephine,
Dear Anita (swing), Amapondo (Cha-cha), Permata Hati (reggae),
Hari-hari yang tersita, Lisa (pop jazz), Jalikoe (latin), Waniambe,
Fekel Tuseso (dangdut), Kr. Gunung Cyclop (keroncong) dan Hello (pop
melayu). Khusus lagu Hello saya punya cerita sendiri.
Salah satu teman saya di
Batam yang adalah asli Aceh pernah meminta saya mengirimkan lagu tersebut via
email. Ini salah satu bukti bahwa lagu-lagu Black Brothers tidak hanya populer
di wilayah timur saja tapi juga di seluruh bumi pertiwi.
4. VOCALIST YANG
BERKARAKTER
Banyak penyanyi yang
bersuara bagus tapi sedikit yang berkarakter. Vocalist yang berkarakter itu
tidak perlu punya range vocal yang lebar sampai beberapa octave atau
teknik vocal yang wow seperti para jebolan / lulusan sekolah vocal.
Vocalist yang berkarakter itu berbeda. Lain dari yang lain. Tidak ada duanya.
Vocalist yang berkarakter
itu punya ciri khas yang tidak dimiliki orang lain atau tidak meniru-niru
penyanyi lain. Dan tentunya enak didengar. Saat John Lennon atau Freddie
Mercury menyanyikan lagu baru yang belum pernah kita dengar sebelumnya, saya
yakin kebanyakan orang bisa menebak suara siapa itu. Begitupun dengan Michael Jackson,
Mick Jagger, dll.
Dalam negeri kita punya
Iwan Fals, Kaka Slank, Ebiet, Chrisye, Faris R.M., dll. Teknik olah vocal
mereka ini saya yakin tidak sehebat Nowela, Delon atau Mike Mohede, tapi vocal
mereka nyaman ditelinga. Demikian juga dengan Hengky M.S. sang vocalist Black
Brothers.
Hengky
memiliki karakter suara yang lain dari lain dan berciri khas sendiri.
Benar-benar berbeda. Saya berani bertaruh Black Brothers selain punya lagu dan
aransemen yang bagus, vocal Hengky juga merupakan salah satu faktor penentu
meroketnya prestasi Black Brothers kala itu yang mana akhirnya kini mereka
menjadi legenda musik Papua.
Demikian keempat kekuatan musik Black Brothers yang menjadikan band ini besar dari sudut pandang saya sebagai pemusik dan penikmat musik. Tentunya ada kekuatan / faktor lain seperti salah satunya kepemimpinan sang manajer Andy Ayamiseba yang tegas, jeli, berkomitmen, penuh totalitas dan menyatu dengan personel grup.
Demikian keempat kekuatan musik Black Brothers yang menjadikan band ini besar dari sudut pandang saya sebagai pemusik dan penikmat musik. Tentunya ada kekuatan / faktor lain seperti salah satunya kepemimpinan sang manajer Andy Ayamiseba yang tegas, jeli, berkomitmen, penuh totalitas dan menyatu dengan personel grup.
Semoga pada kesempatan lain atau pada
post-post berikutnya saya bisa mengulas lebih jauh seputar peran sang manajer
yang dengan sabar dan bekerja keras mendorong band ini ke puncak kesuksesan.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Maju terus pemusik dan musik Papua.