Masyarakat intan jaya
pada umunnya belum bersekolah. Boleh di katakan sembilan puluh sembilan persen
buta huruf. Ini bisa dikatakan bahwa daerah intan jaya masih dalam kegelapan.
Demikian juga alam raya intan jaya boleh dikata masih perawan, Namun masyarakat
intan jaya dikagetkan dan dibigunkan dengan adanya pemekaran kabupaten intan
jaya.
Dengan adanya pemekaran
kabupaten intan jaya masyarakat mulai terpecah belah, sehingga mereka
dipengaruhi oleh berbagai macam basi-basi dari berbagai pihak yang saling
berlomba untuk meloloskan kepentingan masing-masing.
Dalam kegelapan dan
kebigunan tersebut kita sebagai tulang pugung negera dan tulang pungung
masyarakat musti melihat, mendengar
dan merasa apa yang sudah, sedang
dan akan terjadi di negeri itu. Cobah lihat di samping kiri-mu apakah mereka
sedang lapar atau di samping kanan-mu mereka lagi butuh pertolongan-mu?
Kita sebagai Tulang
Pugung Negara dan Tulang Pugung Masyarakat musti melihat, mendengar dan merasa keluhan-keluhan mereka untuk mencari
jalan keluarnya. Dalam kegelapan dan kebigunan tersebut berbagai pihak mulai
mengancang-ancang untuk memasukan “PERUSAHAN TAMBANG, EMAS, GARAM, GAHARU Dll”
Kita (Mahasiswa/I) di
katakan sebagai Tulang Pugung Negara dan Tulang Pugung Masyarakat, tetapi kita
tidak bisa Melihat,
Mendengar dan Merasa Jeritan
Rakyat, kita sama saja dengan “KALENG
KOSONG” yang dalam bahasa Migani mengatakan DU TAWA BUNI SAGA.
Kita musti memberi
pemahaman kepada masyarakat kita tentang jalan menujuh kebahagiaan bersama agar
kedepan tidak mengalami penderitaan yang menuju penyesalan dan kematian. Karena
hingga tulisan ini di keluarkan ku juga belum memahami akan kedatangan perusahaan asing yang pernah
menghancurkan flora dan fauna intan jaya.
Kita juga belum memahami tentang UANG satu persen (1%) yang di
berikan dari PT. Freeport Indonesia kepada Tujuh Suku yang ada di Papua. Apakah
satu persen (1%) itu sama dengan Sepuluh Juta atau sama dengan Seratus Juta
ataukah UANG satu persen itu sama nilai dengan UANG Satu Miliyar….???
kita juga basih bigung degan pemasagan SISTEM
SATELIT dari perusahaan PT. Freeport di salah satu distrik di kabupaten Intan
Jaya.
Apa maksud di balik
semua itu…???
Kita masih dalam KEGELAPAN untuk itu kita
semua mencoba untuk memberi terang kepada masyarakat intan jaya,
agar melalui terang itu mereka dapat menilai dan menetukan mana yang baik dan
mana yang buruk, mana yang harus di lakukan dan mana yang tidak harus di
lakukan. Jangan PAKSAKAN mereka untuk menuruti keinginan pribadi dan kelompok,
karena itu akan menciptakan jurang Pemisahan, Permusuhan, Peperagan dan Kematian.
Mari kita bersatu padu
untuk melindungi alam raya intan jaya, karena masah depan intan jaya ada di
tagan kita sekalian. Terima Kasih untuk tetap Kompak dan
Tetap Semagat.
AMAKANIEE/SALAM
PERUBAHAN…!!!
Penulis adalah Ketua
Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya (KOMISI), Misael Maisini,
Alumnus STIKOM Muhammadiyah Jayapura, Tinggal di Titigi, Intan Jaya.