KOMISI MINTA SEGERE HENTIKAN INVESTASI DI INTAN JAYA


PT. Freeport yang memboncenggi PT. Minesave yang selama 12 tahun lebih, sudah menghancurkan flora dan fauna Sugapa - Intan Jaya. Kini sedang marak didaerah ular merah Wolai Distrik Mbeamo - Intan Jaya. Dengan melihat pengalaman itu koordinator tim survei pekabaran injil di daerah tersebut Ev. Barnabas Holombau, S.KK mengatakan bahwa kami dari pihak survei pekabaran Injil tidak menerima Investasi dari pihak mana pun yang datang mengeksploitasi kekayaan alam yang terkandung di atas dan di bawah permukaan bumi Intan Jaya.
Holambaum mengatakan tidak akan menerima Investasi dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun. Alasan mendasar penolakan ini adalah masyarakat suku Payu,suku Wola dan suku-suku di kabupaten Intan Jaya mengandalkan kekayaan alam yang ada di sekitarnya untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Masyarakat Intan Jaya memandang Tanah dan hutan sebagai Ibu yang memberikan asi bagi mereka, maka kelestarian alam dan keutuhan ciptaan harus dilestarikan dan dijaga demi kelangsungan hidup masyarakat setempat.
Hal yang senada diungkapkan oleh ketua ikatan mahasiswa pelajar Intan Jaya sekota studi Manokwari. Kiss Bagau bahwa saya sebagai mahasiswa sangat setuju dengan pendapat dari koordinator tim survei pekabaran injil di daerah tersebut Ev. Barnabas Holombau,S.KK, karena pengalaman dari sebelum daerah Intan Jaya menerima pemerintahan, yang terkusa adalah Firman Tuhan, maka kenapa Investasi-Investasi yang dikatakan di atas bisa harus masuk kewilayah primitif itu. Seharusnya pemerintah dan Investasi harus menghargai kepada tim pekabaran Injil, karena mereka bekerja untuk menyelamatkan jiwa-jiwa manusia yang masih primitif.
Saya sendiri berpesan kepada direktur PT. Minesave untuk segera menarik diri dari daerah-daerah tersebut. Kami dari mahasiswa/wi kota studi Manokwari berpesan kepada direktur PT. Minesave untuk melakukan koordinasi dengan masyarakat setempat dan penginjil-penginjil sebagai perintis daerah suku-suku terasing dan juga kepada perpanjangan tangan dari PT. Minesave yang ada di Sugapa kedaerah Wolai.
Kami menegaskan juga bahwa jangan mengatas-namakan masyarakat setempat untuk mendatangkan Investasi, karena masyarakat setempat menggantungkan hidup pada alam lingkungan, jika alam –hutan dibabat habis, maka masyarakat setempat akan kehilangan sumber kelangsungan hidup; dan berdampak pada pemusnahan etnis secara pelan tapi pasti.
Di tempat yang sama disampaikan oleh ketua umum Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya (komisi), Misael Maisini bahwa Komisi dengan tegas menolakak Investasi yang masuk di seluruh wilayah Intan Jaya. Kami menilai Investasi diseluruh wilayuah Intan Jaya merupakan pembunuhan masyarakat setempat secara tidak langsung, tegas Maisini. Sehingga komisi dengan tegas menolak investasi dalam bentuk apapun dan dengan cara apa pun yang masuk wilayah Intan Jaya. Hal ini disampaikan dalam jumpa pers komisi dipendopo Asrama Tunas Harapan Selasa 11/04/2011.