Oleh*) Maisini Titigi City
Bukan saatnya kita percaya basa-basi dari para Penguasa di negeri ini, bukan pula kita diberi Uang dari Penguasa dinegeri ini sehingga kita diam
membisu lalu tidak membela hak-hak dasar akar Rumput negeri ini. Uang Bukan Patokan atau ukuran, tetapi yang menjadi Patokan atau
Ukuran adalah Sebuah bukti dari perputaran Roda Pembangunan di negeri ini. sesuai dengan apa yang di harapkan oleh akar rumput di negeri ini. Pemimpin di negeri ini harus melayani dan beta dengan akar rumput koteka dan cawat.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang selalu Merasakan penderitaan akar rumput negeri ini dan tinggal bersama mereka, makan bersama, jalan dan cerita bersama. Ini yang dikatakan pemimpin yang merasakan penderitaan akar rumput negeri ini. Sehingga pemimpin itu merasa akar rumput merupakan satu bagian yang tak dapat dipisa-pisakan dari pada-nya. Ibarat satu anggota Tubuh yang terdiri dari mata, telingga, hidung, tangan, kaki dan lain Sebagainya. Sepertinya Tangan kita terpotong oleh pisau atau suatu benda, maka Yang akan merasa sakit adalah satu anggota Tubuh itu, yaitu dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.
Demikian pula dengan jiwa seorang pemimpin di negeri Ini harus merasakan keluhan, kelemahan, kekurangan dan harapan-harapan dari akar rumput negeri ini dan tinggal bersama mereka. Agar dia benar-benar memahami dan mengetahui penderitaan rakyat-nya. Pemimpin di negeri harus benar-benar melihat dan mengutamakan kebutuhan akar rumput serta daerah dan paling tidak harus memahami berdirinya sebuah kabupaten. Tujuan didirikan sebuah kabupaten adalah untuk melindungi dan mensejahterakan rakyatnya.
Untuk melindungi dan mensejahterakan rakyat dalam kabupaten bukan hal yang mudah, semudah membalik telapak tangan langsung jadi. Namun di butuhkan proses dan Sumber Daya Manusia (SDM) negeri Ini. Melalui Sumber Daya Manusia itulah, akan melihat, bekerja serta melayani akar rumput di sekitarnya menuju ke suatu perubahan. Untuk menciptakan sumber daya manusia itu tentu ada sponsor dari orang tua terlebih pemerintah setempat.
Untuk membiayai dan memfasilitasi anak-anak sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi serta membiayai dan memfasilitasi anak-anak gelandangan untuk mengikuti latihan bongkar pasang mobil, motor, sensor dan lain-lain atau yang sering di sebut dengan Balai Latihan Keja (BLK).
Untuk melakukan hal-hal ini tentu tidak mudah, namun dibutuhkan kejujuran, kesetiaan, kebijaksanaan, ketaatan, keberanian dan ketenagan serta saling menerima dan menghargai antara atasan dengan bawaan dan bawaan dan atasan. “Pemimpin yang baik berawal dari bawaan yang Baik dan Bijaksana serta Sonowi yang baik berawal dari Kogome yang baik dan Bijaksana”.
Oleh sebab itu marilah kita memilih orang yang benar-benar akan membangun daerah dan mensejahterakan masyarakat dari mbulu-mbulu hingga magataga tanpa melihat kepentingan tertentu.” Jangan mengatakan bahwa dia karena bapa saya atau kakak saya atau keluarga saya sehingga saya memilih dia untuk menjadi pemimpin di negeri ini”. Sadar itu bukan tujuan, tetapi itu merupakan Ambisi. Ambisi itu baik apabila sesuai dengan jurusan-nya, artinya bahwa dia sudah terbiasa dengan jurusannya, sehingga apa yang dia kerjakan merupakan hal yang biasa. Untuk itu marilah kami melihat secara baik dan benar. untuk benar-benar memilih pemimpin yang merasakan penderitaan dan keluhan masyarakat Mbulumbulu hingga Magataga merupakan satu bagian yang tak dapat dipisah-pisahkan dari pemimpin di Intan Jaya....Semoga,.!!!