oleh) Maisini Titigi City
Masyarakat Intan Jaya menanti, kapan waktu pesta demokrasi pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Intan Jaya, setelah mendengarkan pelantikan KPUD Kabupaten Intan Jaya beberapa bulan lalu di Jayapura, Tanpa terasa, waktu terus bergukir, hingga beberapa bulan telah terlewati. Pro dan Kontra dari pihak yang merasa tidak puas dengan hasil keputusan dan penetapan KPU Propinsi pun tak terhindarkan. Dilain pihak ingin hasil penetapan KPUD Intan Jaya terus diproses. Dilain pihak, hasil keputusan tersebut sudah Sah. Memang diakui, bahwa sebagai bagian dari Negara yang menganut paham demokrasi, yang senantiasa menuntut adanya transparansi dan prosedur yang berlaku, maka protes, proses dan tuntutan yang diajukan adalah sah- sah saja, sebagai aspirasi dan sejau sesuai dengan koridor hukum yang berlaku.
Namun disisi lain akibat dari adanya, proses demi proses, bukankah,.? daerah dan masyarakat kabupaten intan jaya yang menjadi korban kepentingan,.? Karena, target anggran yang ditetpakan untuk periode tertentu akan terbuang begitu saja. disalah manfaatkan dengan berbagai alasan seperti tutup buku, kembalikan kekas Negara dan sebagainya. Bahkan tak menutup kemungkinan masuk kekantung pejabat. Untuk itu masalah protes atas ketidakpuasan hasil penetapan KPUD Intan Jaya hingga persiapan proses pesta Demokrasi harus dilihat sebagai masalah ditingkat daerah dan masyarakat Intan Jaya.
Bukan masalah Pemerintah, bukan pula masalah kepentingan seseorang atau sekelompok partai politik atau KPUD Intan Jaya, sebab jika kondisi ini dibirkan maka, konfilik Horisontal dapat terjadi, apalagi daerah Intan Jaya merupakan Rawan Konflik Horisontal, degan demikian pihak- pihak pintar akan memanfaatkan kesempatan untuk menggelapkan anggaran.
Lalu “siapa yang untung dan siapa yang rugi”,.? kalau memang hal itu terjadi. Dengan demikian diharapkan segera untuk menyelesaikaan beberapa masalah urgen yang merupakan PR bagi pemerinth kabupaten Intan Jaya, yaitu setidaknya memindakan kabupaten intan jaya yang selama ini di Nabire untuk segera naik ke Sugapa untuk menggerakan roda pembangunan di Sugapa, serta menyiapkan pesta demokrasi pelaksanaan pemilukada bupati dan wakil bupti. Benar bahwa semua pihak menghendaki, kalau diawal pembangunan Intam Jaya, mulai dengan meletakan pondasi yang kuat dan kokoh, pondasi tersebut merupakan karya cipta putra/i negeri intan jaya, dari magataga hingga mbulu-mbulu secara bersma yang akan menopang beban pembangunan.
Menurut penulis, kehadiran 5 anggota KPU, sudah mencerminkn warna intan jaya, jika ada warna yang merasa tidak terwakili dalam meghiasi ke-5 kursi empuk anggota KPU Kabupaten Intan Jaya itu, maka bukan berarti gagal, karena masih banyak peluang dan kesempatan lain yang akan dapat diisi, sebab kegagalan kali ini merupakan keberhasilan yang tertunda untuk hari- hari mendatang.
Memang harus banyak belajar berjiwa besar, karena akibat dari pengambilan sebuah keputusan, tidak semua orang akan merasa puas. Namun, tentu saja, ada yang pulang dengan kepuasan karena membawa hasil. sebaliknya, ada juga yang pulang Dengan rasa kecewa, Karena tidak berhasil sehingga pulang dengan tangan hampa. jika protes dan proses demi kepentingan kelompok partai politik, akan mengorbankan daerah dan masyarakat intan jaya, untuk itu, demi pembangunan daerah, sebaliknya jangan mengatakan siapa yang benar dan siapa yang salah tetapi, pemerintah bersama KPUD kabupatem Intan Jaya dan semua pihak yang berkompeten duduk bersama mengambil langka terbaik sehingga mempercepat proses pesta demokrasi agar roda pembangunan dapat berjalan sesuai dengan impian dan harapan kita bersama.
Penulis adalah anjing jalanan, tinggal di Holandia.