PEMDA INTAN JAYA Dan SUBSIDI PENERBANGAN INTAN JAYA
Dari tahun ke tahun masyarakat selalu mengeluh masalah penjualan tiket penerbangan PT Merpati hingga kini PT. Aviastar Mandiri dengan tujuan Nabire – Soko Paki – Sugapa Intan Jaya. dulunya penerbangan Merpati melayani dengan membuking tiket sebelum satu minggu berangkat bahkan ada yang dua minggu. Disni masyarakat selalu dijadikan obyek dari polisi KP3 Udarah untuk mendapatkan uang dengan tujuan memberikan tiket luar secepatnya kepada masyarakat intan jaya.
masyarakat biasanya membayar melebihi penjualan tiket biasa, yaitu antara enam ratus ribuh rupiah sampai dengan lima ratus ribuh rupiah, harga sebenarnya adalah dua ratus ribih rupiah. Sehingga orang yang dapat tiket luar itu yang biasanya diberangkatkan duluan ke Sugapa.
Sedangkan masyarakat yang melalui jalur buking kadang berminggu minggu bahkan bulan mereka masih datang ke bandara Nabire untuk mengecek tiket penerbangan. Hal ini membuat masyarakat selalu ribut dari minggu ke minggu bahkan tahun hanya untuk mendapatkan tiket secepatnya dan berangkat ke Sugapa.
tidak ada jalan kelur yang terbaik untuk mendapatkan tiket, karena masyarakat Intan Jaya pada umumnya berada di Nabire, wah,… kenapa masyarakat Intan Jaya sebagian besar berada di Nabire, Intan Jaya kan sudah ada kabupaten too,… kenapa harus bermukim di Kabupaten lain.
Akhir – akhir ini sering terjadi keributan hanya masalah tiket untuk berangkat ke Intan Jaya. tepatnya pada hari sabtu 09 Juli 2011 pukul 10.35 terjadi keributan di agen Aviatar Mandiri. Hal ini bemula dari sala satu tokoh pemudah asal intan jaya, Jhon Sani yang ingin menanyakan tiketnya yang sudah dua minggu dibuking dan sudah dibayar kepada agen Aviastar Mandiri, namun agen tidak menjawabnya dengan baik sehingga membuat Jhon marah akhirnya terjadi keributan.
Keributan macam ini tidak mungkin terjadi dan ini bukan baru pertama kalinya terjadi, karena penerbangan subsidi bagi masyarakat selau diambil ahli oleh Pemerintah Kabupaten Intan Jaya, sebenarnya hari – hari penerbangan subsidi sudah diatur, yaitu hari senin, Selasa, kamis dan Jumat bagi masyarakat, sedangkan hari rabu dan sabtu bagi Pemerintah sehingga pemerintah jangan mempersempit ruang masyarakat, kata Benyamin Maisini.
Ditempat yang sama sala satu masyarakat mengatakan bahwa harus mencari jalan kelur yang tebaik agar kedepan tidak tejadi keributan. Dia menambakan bahwa penerbangan subsidi seharusnya untuk masyarakat bukan untuk pemerintah, sehingga pemerintah jangan ambisi dengan penerbangan untuk masyarakat. Pemerintah harus pake regular atau ektra, karena setiap pemda Intan Jaya mau keluar masuk perjalanan dinas makai penerbangan Subsidi.
Hal ini mempersempit ruang gerak masyarakat sehingga selalu terjadi keributan. Untuk mengatasi keributan itu harus ada jalan kelur yang dapat dibicarakan oleh pemda Intan Jaya bersama Agen Aviastar, jangan salakan agen karena Agen hanya menjalankan tugas yang dipercayakan Pemda, sehingga mau tidak mau suka tidak suka harus turuti keinginan pemda Intan Jaya, kata masyarakat yang tidak mau namanya disebut.
Hal yang senada diungkapkan oleh Hengki Mujijau bahwa yang selama ini menjadi halangan bagi masyarakat adalah dengan dikontraknya pesawat untuk membawa bahan bangunan ke Intan Jaya dan juga Pemda Intan Jaya tinggal kontak ke Agen Aviastar bahwa tolong sediakan tiket secepatnya untuk keluarga Pemerintah yang mau berangkat ke Intan Jaya. hal ini membuat agen Aviastar juga bingung, sehingga mau tidak mau harus sediakan tiket untuk keluarga pejabat.
Menurut penulis yang menjadi keributan selama ini di Agen Merpati maupun Agen Aviastar di Nabire adalah dengan kehadiran Pemerintah Kabupaten Intan Jaya di Kabupaten Nabire, sehingga masyarakat Intan Jaya sebagian besar turun dari Intan Jaya mengejar pemda Intan Jaya, karena masyarakat mau sampaikan keluhan mereka sama siapa di Intan Jaya,..? dan juga masyarakat Intan Jaya sudah cukup puas dengan adanya Pemda ditengah – tengah mereka dan berbaur dengan mereka, sehingga keluhan – keluhan masyarakat bisa disampaikan secara lisan maupun tulisan dan juga dengan kehadiran pemda di tengah – tengah masyarakat terjadilah perputaran uang, sehingga yang jelas masyarakat sebagian besar tidak mungkin turun ke Nabire dan tinggal di Nabire selama beberapa minggu bahkan bulan, karena pemda pada umunya sudah ada di Intan Jaya.
“Ora Et Labora”
Salam Perubahan,….!!!
Apa Yang Engkau Tabur Kini, Engkau Akan Menuainya