Sejarah Nama Bandar Udarah Soko Paki


Alfons Belau Pake Koteka Sedang Gulung Rokok
INTAN JAYA-Semenjak pemerintah kabupaten Paniai memekarkan Distrik Sugapa masyarakat setempat merencanakan akan pentingnya Bandar udara, karena jangkauan antara Paniai dengan Distrik sugapa sangatlah jauh, maka beberapa tokoh masyarakat setempat mencari tempat yang baik untuk membuka bandar udarah. Dengan melihat situasi itu, maka Maigepigidegambuga/Gempabumi Belau mencari rotan untuk mengukur bandar udarah. Maigepigidegambuga memanjat sebuah pohon yang tinggi lalu mengukur bandar udarah dari atas pohon yang tidak jauh dari kampungnya. Hal ini disampaikan oleh Lukas Belau sehingga saya hendak ke rumah Maigepigidegambuga, namun karena dia keluar, maka saya kembali ke Saisiga ternyata disana ada Kamusani Belau.

Saya pun hendak mewawancarai Kamusani pada hari senin tanggal 14 Januari 2013 pukul 09.35 wpb, ia mengatakan bahwa saat itu kira-kira tahun 1970-an masyarakat setempat dari setiap gereja yang ada di intan jaya datang untuk memulai kerja dengan bahan dan alat yang sangat tradisional berupa kuyu runcing untuk menggali tanah dan kulit kayu untuk mengangkat tanah yang sudah digali.

Alat-alat tersebut kami ambil dari kayu-kayu khusus yang dapat bertahan hujan dan digin dan kami kerja dibawa pengawasan staf  Distrik.  Kamusani Belau Mengeluarkan Foto lamanya yang saat itu kerja lapangan Soko Paki  dan mengatakan bahwa; saya masih ingat kata-kata staf distrik saat itu mereka katakan; pesawat Merpati akan mendarat dibandara yang kamu buat, untuk itu kamu harus kerja sampai bandara  ini Jadi.

Saat kerja bandara ada beberapa orang yang tertimbun oleh tanah, mereka yang tertimbun tanah diantaranya Sogo Au Mirip, Kolebaba Bagau dan Kinimina Japugau. Selain ketiga korban ini ada juga korban-korban lain, Nama ketiga korban inilah yang digabung menjadi nama bandara di Distrik Sugapa yaitu SOKO PAKI. Soko paki inilah nama Bandar Udarah di Ibu Kota Kabupaten Intan Jaya, namun sampai saat ini bandar udara soko paki belum jelas statusnya, apakah bandara Soko Paki milik masyarakat adat, milik pemerintah atau milik Gereja.? Sehingga perlu dibicarakan oleh tiga tungku; adat, pemerintah dan gereja agar dikemudian hari tidak terjadi hal-hal yang merugikan semua pihak.