UCAPAN SYUKUR HADIRNYA RANCANGAN UNDANG-UNDANG DAERAH OTONOMI BARU KABUPATEN MONI

NABIRE- Persiapan ucapan Syukur kabupaten Moni dilakukan pada hari kedua di tahun baru
Foto: Misael Maisini
(Jumat 4/2/2014) di Wadio-Nabire tepatnya di rumah Bapak Agus Zonggonau. Persiapan yang dilakukan khas masakan masyarakat Papua pada umumnya sehingga masyarakat Moni menyiapkan bahan untuk bakar batu/ barapen berupa kayu, batu daun-daun, petatas, keladi dan sayur-mayur.
Jam tiga subuh di hari ketiga tahun 2014 masyarakat sudah bakar batu dengan mengurbankan Delapan (8) Ekor Babi dan setelah angkat masakan barapen tersebut Ratusan masyarakat Moni mulai pawai dari jam sepuluh pagi keliling kota Nabire dan kembali ke Wadio pada jam dua belas lewat tiga puluh lima menit waktu Papua. Setelah masyarakat sama-sama nikmati masakan barapen di Wadio masyarakat diarahkan untuk mengikuti acara selanjutnya yang sedianya akan digelar di Aula Maranata Nabire pada pukul empat sore waktu Papua.


Masyarakat yang hadir di kegiatan pengucapan Syukur tersebut tidak hanya dari kampung Duma-Dama dan Weandoga saja, namun masyarakat Moni yang mendiami distrik Wandae, Homeyo, Sugapa dan dari distrik Hitalipa yang turut berpartisipasi dalam ucapan syukur tersebut. Masyarakat Moni yang mendiami beberapa wilayah ini sudah hadir tepat waktu di Aula Maranata Nabire, sehingga masyarakatpun masuk ke Aula Maranata untuk mengikuti Ibadah Syukur yang dibawakan oleh Pater Nato Gobai Pr.


Dalam Kothbah Pater Nato Gobai Pr mengatakan; Peristiwa ini akan menjadi Titik Tolak untuk membagun kabupaten yang baru dibentuk ini. kita Pintar, kita tahu, kita baik, kita rajin, kita buat apa saja atau semua program kerja kita, semua pikiran kita, semua cita-cita kita dan apa yang kita miliki semua akan hancur kalau tidak ada kedamaian. Kalau tidak ada kedamaian  semua yang kita milik tidak akan terwujud. Nilai kedamaian itu sangat menetukan segala-galanya. Dalam kedamaian kita boleh bersaudara dengan orang lain, dalam kedamaian itu kita boleh buat apa saja.


Tuhan Yesus sudah melihat di dunia ini tidak ada damai antara suami dan istri; suami dan istri selalu kacau, berantakan, selalu baku pukul, sikap anak terhadap orang tua selalu nakal sehingga orang tua tidak mampu lagi untuk membina anaknya sehingga anak tidak ke sekolah, anak menjadi peminum berat dan anak menjadi tukang aibon dan lain sebagainya. Kalau kita nonton di televisi dimana-mana bapak bunuh anak, ada pemerkosaan, ada pencurian, selalu kacau dan ada macam-macam hal yang dilakukan di dunia ini, tidak ada damai di dunia ini sehingga Allah Bapa mengutus anak-NYA yang satu-satunya kedunia ini untuk mendamaikan segala sesuatu yang terjadi di dunia ini.


Allah melihat didalam setiap keluarga kita, didalam kota kita, ditiap-tiap kabupaten, ditiap-tiap provinsi di seluruh tanah air bahkan didunia ini hidupnya kacau balau. Karena itu Allah tidak mau melihat manusia hidup dalam kekacauan, maka Allah mengutus Putra-NYA yang satu-satunya keduni ini sehingga bagimana sikap kita, apakah kita menerima YESUS atau kita menolak YESUS tergantung dari setiap keluarga, tergantung dari setiap orang, tergantung dari setiap daerah. Kalau kita menerima YESUS Berarti kita jadikan YESUS sebagai Pelopor dan Pemimpin didaerah kita. Namun diantara kita mengatakan dalam hati YESUS Orang dari mana??? Saya bukan orang Yahudi, saya bukan orang Israel, YESUS itu siapa??? Pemimpin saya adalah saya punya orang, saya sendiri pemimpin, saudara dan saudari itu memang benar, tapi kemampuan anda, kepintaran anda, kekuatan anda itu anda dapat dari mana???


Tuhan Yesus sebagi pelopor dan pemimpin memberi Dorongan, memberi Kekuatan, memberi Semangat, memberi Pikiran kepada kita sehingga bisa diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten Paniai, pemerintah Provinsi dan diperhatikan serta dipertimbangkan oleh pemerintah pusat sehingga kita semua senag dengan kabupaten baru untuk membagun diri kita dan masa depan yang lebih baik. Tuhan itu baik bagi siap saja, Tuhan Yesus lahir di kampung kita, Tuhan Yesus mencintai kalian juga dan keberadaan kalian sehingga bagimana kita manfaatkan pemberian Tuhan itu dengan baik. Yang jelas kita membuka lapangan kerja sehingga orang akan berbondong-bondong datang ke kabupaten baru, tidak apa asal orang yang datang ke kabupaten baru ini harus mencintai orang Gosaga, orang Sabo dan orang sederhana itu diterima sebagai manusia dalam mewujudkan kedamaian.


Dimimbar yang terhormat ini saya mau katakana bahwa; semua yang akan dibantu oleh pemerintah pusat itu adalah untuk masyarakat itu, untuk itu manusiakanlah manusia-manusia itu demi kedamaian itu. Kalau boleh utamakan pendidikan supaya anak-anak yang belum sekolah bisa sunguh-sunguh disekolahkan. Mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), karena TK Merupakan dasar yang akan menguji pendidikan dimasa depan. Melalui pendidikan kita bagun orang yang ada dikabupaten baru ini untuk meneruskan pembagunan-pembagunan yang akan datang. Dan juga kita tidak boleh pecah-pecah antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain atau antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, biasanya baku kumpul dan saling cerita, semuanya itu akan jadi penyakit untuk kita. Kita satukan semua orang dikabupaten baru bentuk ini untuk bangun manusia-manusia baru, kita tunjukan ke dunia luar bahwa kita juga bisa, kita buktikan dalam perbuatan kongrit bukan dalam kata-kata terutama melalui pendidikan, karena dimana ada pendidikan disitu akan ada manusia-manusia pembagunan.

Tuhan Yesus yang lahir dikandang betlehem akan menjadi Pelopor dan Pemimpin kita, Yesus akan meluruskan perkara yang kita hadapi untuk membagun kabupaten baru dan dunia baru. Untuk itu kabupaten baru ini kita tidak boleh jadikan kesempatan untuk melampiaskan ketidakpusan kita yang kita pernah alami di kabupaten lain, tapi mari benar-benar kita jadi satu untuk membagun diri dan masa depan yang lebih baik.

Jangan lupa kita punya daerah itu tempat Emas, Perak, Tembaga dan kekayaan alam lainya untuk itu jagan kejar materi-materi itu saja, tapi marilah kita membagun diri kita. Kita harus punya Otak, kita harus punya HATI dan kita harus Punya TANGAN; kalau kita tidak punya pengetahuan, kia tidak punya moralitas dan kita  tidak punya keterampilan (Tangan) lebih baik kita berheti saja, karena orang lain yang akan menikmati hasilnya. Hal inilah yang saya sampaikan dahulukan PENDIDIKAN Untuk membagun anak-anak kita, karena masa depan ada ditangan mereka supaya kita tinggalkan kebodohan, ketertinggalan dan keterbelakangan. Jadi kita mendidik anak-anak yang mempunyai ITELEKTUALITAS; Orang Yang Punya Otak, Orang yang Punya Moral dan Orang yang punya Tangan (Keterampilan).

 
Pater Nato Gobai Pr; Dalam mengakhiri kotbahnya; Saya pesan juga anak-anak Moni harus dimasukan di SEMINARI, Karena dari Paniai Timur entah itu Moni atau Mee belum ada anak-anak yang masuk di Seminari, karena dunia sekarang ini siapa yang kuat dibidang gereja dia akan menang.
Ibadah syukur dimulai pukul 17-17 dan selesai pukul 18-45 dan dilanjutkan dengan Sambutan-sambutan. Setelah sambutan dilanjutkan dengan makan bersama dan masyarakat Monipun meniggalkan Aula Maranata Malompo- Nabire pada pukul 19- 45 Waktu Papua.