NABIRE- Persiapan
ucapan Syukur kabupaten Moni dilakukan pada hari kedua di tahun baru
(Jumat
4/2/2014) di Wadio-Nabire tepatnya di rumah Bapak Agus Zonggonau. Persiapan
yang dilakukan khas masakan masyarakat Papua pada umumnya sehingga masyarakat
Moni menyiapkan bahan untuk bakar batu/ barapen berupa kayu, batu daun-daun,
petatas, keladi dan sayur-mayur.
Jam tiga subuh di hari
ketiga tahun 2014 masyarakat sudah bakar batu dengan mengurbankan Delapan (8)
Ekor Babi dan setelah angkat masakan barapen tersebut Ratusan masyarakat Moni
mulai pawai dari jam sepuluh pagi keliling kota Nabire dan kembali ke Wadio
pada jam dua belas lewat tiga puluh lima menit waktu Papua. Setelah masyarakat
sama-sama nikmati masakan barapen di Wadio masyarakat diarahkan untuk mengikuti
acara selanjutnya yang sedianya akan digelar di Aula Maranata Nabire pada pukul
empat sore waktu Papua.
Masyarakat yang hadir
di kegiatan pengucapan Syukur tersebut tidak hanya dari kampung Duma-Dama dan
Weandoga saja, namun masyarakat Moni yang mendiami distrik Wandae, Homeyo,
Sugapa dan dari distrik Hitalipa yang turut berpartisipasi dalam ucapan syukur
tersebut. Masyarakat Moni yang mendiami beberapa wilayah ini sudah hadir tepat
waktu di Aula Maranata Nabire, sehingga masyarakatpun masuk ke Aula Maranata
untuk mengikuti Ibadah Syukur yang dibawakan oleh Pater Nato Gobai Pr.
Dalam Kothbah Pater
Nato Gobai Pr mengatakan; Peristiwa ini akan menjadi Titik Tolak untuk membagun
kabupaten yang baru dibentuk ini. kita Pintar, kita tahu, kita baik, kita
rajin, kita buat apa saja atau semua program kerja kita, semua pikiran kita,
semua cita-cita kita dan apa yang kita miliki semua akan hancur kalau tidak ada
kedamaian. Kalau tidak ada kedamaian
semua yang kita milik tidak akan terwujud. Nilai kedamaian itu sangat
menetukan segala-galanya. Dalam kedamaian kita boleh bersaudara dengan orang
lain, dalam kedamaian itu kita boleh buat apa saja.
Tuhan Yesus sudah
melihat di dunia ini tidak ada damai antara suami dan istri; suami dan istri
selalu kacau, berantakan, selalu baku pukul, sikap anak terhadap orang tua
selalu nakal sehingga orang tua tidak mampu lagi untuk membina anaknya sehingga
anak tidak ke sekolah, anak menjadi peminum berat dan anak menjadi tukang aibon
dan lain sebagainya. Kalau kita nonton di televisi dimana-mana bapak bunuh
anak, ada pemerkosaan, ada pencurian, selalu kacau dan ada macam-macam hal yang
dilakukan di dunia ini, tidak ada damai di dunia ini sehingga Allah Bapa
mengutus anak-NYA yang satu-satunya kedunia ini untuk mendamaikan segala
sesuatu yang terjadi di dunia ini.
Allah melihat didalam
setiap keluarga kita, didalam kota kita, ditiap-tiap kabupaten, ditiap-tiap
provinsi di seluruh tanah air bahkan didunia ini hidupnya kacau balau. Karena
itu Allah tidak mau melihat manusia hidup dalam kekacauan, maka Allah mengutus
Putra-NYA yang satu-satunya keduni ini sehingga bagimana sikap kita, apakah
kita menerima YESUS atau kita menolak YESUS tergantung dari setiap keluarga,
tergantung dari setiap orang, tergantung dari setiap daerah. Kalau kita
menerima YESUS Berarti kita jadikan YESUS sebagai Pelopor dan Pemimpin didaerah
kita. Namun diantara kita mengatakan dalam hati YESUS Orang dari mana??? Saya
bukan orang Yahudi, saya bukan orang Israel, YESUS itu siapa??? Pemimpin saya
adalah saya punya orang, saya sendiri pemimpin, saudara dan saudari itu memang
benar, tapi kemampuan anda, kepintaran anda, kekuatan anda itu anda dapat dari
mana???
Tuhan Yesus sebagi pelopor
dan pemimpin memberi Dorongan, memberi Kekuatan, memberi Semangat, memberi
Pikiran kepada kita sehingga bisa diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten
Paniai, pemerintah Provinsi dan diperhatikan serta dipertimbangkan oleh
pemerintah pusat sehingga kita semua senag dengan kabupaten baru untuk membagun
diri kita dan masa depan yang lebih baik. Tuhan itu baik bagi siap saja, Tuhan
Yesus lahir di kampung kita, Tuhan Yesus mencintai kalian juga dan keberadaan
kalian sehingga bagimana kita manfaatkan pemberian Tuhan itu dengan baik. Yang
jelas kita membuka lapangan kerja sehingga orang akan berbondong-bondong datang
ke kabupaten baru, tidak apa asal orang yang datang ke kabupaten baru ini harus
mencintai orang Gosaga, orang Sabo dan orang sederhana itu diterima sebagai
manusia dalam mewujudkan kedamaian.
Dimimbar yang terhormat
ini saya mau katakana bahwa; semua yang akan dibantu oleh pemerintah pusat itu
adalah untuk masyarakat itu, untuk itu manusiakanlah manusia-manusia itu demi
kedamaian itu. Kalau boleh utamakan pendidikan supaya anak-anak yang belum
sekolah bisa sunguh-sunguh disekolahkan. Mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK),
karena TK Merupakan dasar yang akan menguji pendidikan dimasa depan. Melalui
pendidikan kita bagun orang yang ada dikabupaten baru ini untuk meneruskan
pembagunan-pembagunan yang akan datang. Dan juga kita tidak boleh pecah-pecah
antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain atau antara kelompok yang
satu dengan kelompok yang lain, biasanya baku kumpul dan saling cerita, semuanya
itu akan jadi penyakit untuk kita. Kita satukan semua orang dikabupaten baru
bentuk ini untuk bangun manusia-manusia baru, kita tunjukan ke dunia luar bahwa
kita juga bisa, kita buktikan dalam perbuatan kongrit bukan dalam kata-kata
terutama melalui pendidikan, karena dimana ada pendidikan disitu akan ada
manusia-manusia pembagunan.
Tuhan Yesus yang lahir
dikandang betlehem akan menjadi Pelopor dan Pemimpin kita, Yesus akan
meluruskan perkara yang kita hadapi untuk membagun kabupaten baru dan dunia
baru. Untuk itu kabupaten baru ini kita tidak boleh jadikan kesempatan untuk
melampiaskan ketidakpusan kita yang kita pernah alami di kabupaten lain, tapi
mari benar-benar kita jadi satu untuk membagun diri dan masa depan yang lebih
baik.
Jangan lupa kita punya
daerah itu tempat Emas, Perak, Tembaga dan kekayaan alam lainya untuk itu jagan
kejar materi-materi itu saja, tapi marilah kita membagun diri kita. Kita harus
punya Otak, kita harus punya HATI dan kita harus Punya TANGAN; kalau kita tidak
punya pengetahuan, kia tidak punya moralitas dan kita tidak punya keterampilan (Tangan) lebih baik
kita berheti saja, karena orang lain yang akan menikmati hasilnya. Hal inilah
yang saya sampaikan dahulukan PENDIDIKAN Untuk membagun anak-anak kita, karena
masa depan ada ditangan mereka supaya kita tinggalkan kebodohan, ketertinggalan
dan keterbelakangan. Jadi kita mendidik anak-anak yang mempunyai
ITELEKTUALITAS; Orang Yang Punya Otak, Orang yang Punya Moral dan Orang yang
punya Tangan (Keterampilan).
Pater Nato Gobai Pr;
Dalam mengakhiri kotbahnya; Saya pesan juga anak-anak Moni harus dimasukan di
SEMINARI, Karena dari Paniai Timur entah itu Moni atau Mee belum ada anak-anak
yang masuk di Seminari, karena dunia sekarang ini siapa yang kuat dibidang
gereja dia akan menang.
Ibadah syukur dimulai pukul 17-17 dan selesai
pukul 18-45 dan dilanjutkan dengan Sambutan-sambutan. Setelah sambutan
dilanjutkan dengan makan bersama dan masyarakat Monipun meniggalkan Aula
Maranata Malompo- Nabire pada pukul 19- 45 Waktu Papua.