![]() |
Foto: Misael Maisini |
Kami sudah serahkan tanah ke pemda Intan Jaya dan tanah – tanah yang awalnya sudah digusur tidak dibangun bangunan sehingga rumput tumbuh lalu mereka mengusur tanah – tanah baru dan membangun bangunan ditempat yang baru gusur, hal ini kami sangat tidak senang, karena tempat – tempat keramat juga digusur tanpa sepengetahuan kepala suku Sambilli, Thom Abugau.
Sehingga harapan kami kedepan harus mengetahui kepala suku, sebab kepala suku yang tahu persis tentang alam dan tanah, dia tahu dimana tempat -tempat keramat dan dimana tempat – tempat bukan keramat, jangan datang dan membangun tanpa sepengetahuan kepala suku dan masyarakat setempat, tegas Damaskus Sani.
Bangunan – bangunan yang dibangun disinipun sangat membingungkan kami, karena dalam satu lokasi ada berbagai kantor yang bercampur baur. Kami akan bingung karena disitu ada kantor dinas Kesehatan, dinas DPU, kantor KPU maupun kantor – kantor yang lain dan juga rumah – rumah para pejabat tidak dibangun satu tempat, semua kantor dan perumahan kocar - kacir.
Hal ini akan membuat kami masyarakat bingung di kemudian hari. Kemudian hari apabila ada urusan di kantor dan lain sebagainya yang jelas dari satu tempat kami akan ketempat yang lain. kami usulkan agar kedepannya pemda Intan Jaya harus bangun satu dinas dalam satu lokasi demikian juga dengan dinas – dinas lain, jangan kocar – kacir seperti bangunan yang sudah ada ini, Tambah Yohanes Tigau.
Akhir – akhir ini kami melihat banyak persoalan, terutama Minuman Keras yang sudah beredar disini, ini sangat berbahaya dan berbahaya bagi kabupaten Intan Jaya. dimana – mana persolan selalu terjadi karena dipicu dari mengkonsumsi minuman keras. Minuman keras ini harus dimusnahkan dari sekarang dan semua pihak harus mengambil sikap tegas terutama Dewan Adat Intan Jaya dan Pemda Intan Jaya. Jika pengedar miras ini dibiarkan, maka daerah ini akan menjadi daerah merah. Oleh sebab itu harus diatasi sebelum terjadi, tegas Yohane Tigau.