Pendidikan Di Intan Jaya

Anak-Anak SD YPPK St. Fransikus Xaverius Titigi (Foto: Misael)
DIDIKLAH YANG SUDAH ADA

SUGAPA-Dulu gereja sebagai aktor utama untuk menyelenggarakan pendidikan dapat mencetak kader - kader bermutuh dengan fasilitas yang kurang memadai, namun kini justru perkembangan pendidikan dan teknologi komunikasi semakin maju dan berubah sesuai dengan tuntutan jaman yang menuntut tiap-tiap pribadi untuk bersaing.  Namun sekarang justru terbalik, oleh sebab itu situasi ini tidak bisa dibiarkan, karena orang yang tidak terdidik akan menjadi penonton dan menjadi obyek. Mereka akan tergilas oleh arus globalisasi, tergusur secara sadar maupun tidak sadar oleh banjir peradaban baru. 

Orang tidak terdidik tidak akan mampu mempertahankan diri sendiri, sulit menyesuaikan diri dengan arus perubahan dan perkembangan, susa membaca tanda-tanda jaman dan kurang mampu membuat perbedaan antara yang baik dan yang jahat, yang bisa dan tidak bisa, yang membangun dan menghancurkan, sehingga perlu memperhatikan dan menyukseskan proses pendidikan yang sudah ada dan sedang ada agar tidak menjadi mati tetapi ada harapan ke depan yang lebih cerah.  

Untuk memberi harapan yang lebih cerah tentu dibutuhkan sebuah sponsor dari berbagai pihak yang dapat meningkatkan dan dapat melahirkan  sumber daya manusia (SDM yang mampu melihat berbagai situasi ekonomi, politik, sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat.  Jika pelajar atau mahasiswa tidak pernah diperhatikan dan disponsori untuk menunjang persekolahan maupun perkuliahan mereka, jangan pernah katakan bahwa pelajar atau mahasiswa tidak mampu (dodok), tidak ada manusia di dunia ini yang tidak mampu (bodok).

Hanya saja orang tersebut tidak pernah di perhatikan, tidak pernah isponsori, orang tersebut tidak mau berusaha sesui dengan kemampuannya, orang tersebut tidak punya arah yang jelas, mungkin pengaruh lingkungan dan juga mungkin tidak pernah di nasehati oleh orang tuanya.
Oleh sebab itu singkatnya; dari sekarang harus ada ‘pembinaan’ untuk mereka yang “baru tunas” dan ‘mendidik’ bagi mereka yang “sudah mulai tumbuh” dan ‘sponsor’bagi mereka yang “sudah tumbuh dan membesar”, agar kedepan menghasilkan buah – buah yang dapat berguna untuk dimanfaatkan serta dinikmati oleh semua orang.

“Manusia Tidak Menetukan Masa Depan Mereka. Manusia Menetukan Kebiasaan Mereka dan Kebiasaan Mereka Menetukan Masa Depan Mereka”