Perempuan Maju Perempuan Menang (Minandaggage Hagoma Hitiya Dogogo Minandaga Wugindii)

INTAN JAYA-Jaman duluh perempuan pengunungan tengah papua pada umumnya dan perempuan intan jaya pada khususnya di tekan oleh budaya bahwa perempuan tetap perempuan yang tidak bisa berbuat apa-apa sehingga orang tua jaman duluh sudah kawinkan anak perempuan mereka secara paksa, karena telah melihat kulit bia dan babi dari seseorang.
Sosialisasi MRP Tentang Caleng DPRD Kuota Perempuan 
Motifasi orang tua di pengunungan tengah papua dan khusunya orang tua di kabupaten intan jaya hanya mengingat harta benda untuk kebutuhan sesaat sehingga anak perempuan mereka harus di kawinkan secara paksa, namun ada beberapa wanita yang keluar dari gegaman budaya tersebut untuk tetap berjuang keras dan tetap bersekolah dan sekolah untuk mengapai masa depan yang lebih cerah. Salah satu contoh wanita yang keluar dari gegaman budaya Migani adalah seorang wanita anak kepala suku (Migani; Sonowi Joa) dari suku migani Ciska Abugau Ad. M. a. pd.

Ciska Abugau mengenyam pendidikan dasar di kampung asalnya di SD YPPK St. Fransiskus Xaverius Titigi dan melanjutkan Sekolah Menengah Pertam-nya di Moanemani. Walapun  budaya migani mengancam pendidikannya, namun Ibu Ciska tetap keluar dari gegaman budayanya untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Pendidikan Guru Taruna Bhakti Waena.

Ciska Abugau selesai di SPG tahun 1989 dan kembali ke kampungnya di Titigi dan  mengajar di sana selama satu tahun dan menikahi Jhon Mirip pada tahun 1991 dan melanjutkan perguruan tinggi D2 Uncen selama dua tahun dan Ciska diangkat jadi calon pegawai pada tahun 1992 dan di Tugaskan di SD YPPK Bilogai dan tahun 2000 pindah ke Jayapura ikut suami-nya  dan Tugas di Sekolah Dasar Inpres perumnas II Waena- Jayapura selama sepuluh tahun. Dan tahun 2011 Ciska Abugau dipilih menjadi anggota Majelis Rakyat Papua dari Dapil enam utusan kabupaten intan jaya.

Ciska Abugau saat ini sedang duduk di Majelis Rakyat Papua Pokja Perempuan Propinsi Papua di Jayapura. Saat ini ciska mempunyai keinginan besar bahwa kenapa perempuan Gunung tidak bisa seperti perempuan-perempuan lain yang sudah maju dan menjadi pemimpin dalam birokrasi maupun di instansi-instansi sehingga ciska ke intan jaya dan melakukan sosialisasi ke-1 pada tahun 2012 bahwa perempuan juga harus sama seperti laki-laki untuk memimpin daerah ini dan sosialisasi ke-2  di lakukan pada tahun 2014 tepat pada hari selasa tanggal 04 Maret 2014 di Aula Dole Au Migo Au Nduni Wajimba-Bilogai Intan Jaya.

Dalam sosialisasi ini di hadiri oleh Bapak Kabag Humas kabupaten intan jaya Andreas Sudarwanto, mewakili kepala Distrik Sugapa Yance Abugau selaku Sekdis Sugapa dan Bendahara Distrik Ibu Dwi Astari.  Sosialisasi ini di buka secara resmi oleh Sekretaris Distrik Sugapa Yance Abugau pada pukul 12. 13 Wpb dan di tutup oleh pemerintah kabupaten intan jaya yang mewakili Bupati Kabupaten Intan Jaya Andreas Sudarwanto kabag Humas Setda kabupaten intan jaya pada pukul 2. 34 Wpb.


Dalam sosialisasi ini Ciska Abugau mengatakan bahwa; perempuan hanya saya sendiri sehingga saya tidak punya kekuatan sehingga perempuan Migani yang maju calon Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Intan Jaya harus bersatu dan pilih perempuan. Jadi pada intinya perempuan pilih perempuan karena di kabupaten intan jaya ada dua ratus dua puluh lima (225) calon DPRD untuk merebut dua puluh (20) kursi masing-masing daerah pemilihan satu sepuluh kursi dan daerah pemilihan dua sepuluh kursi.


Mama Antonia Migau yang Berdi Bicara; Sala Satu Caleg
Ini program Majelis Rakyat Daerah Propinsi Papua Pokja Perempuan yang di lakukan di dua puluh Sembilan (29) kabupaten kota dalam rangka mengangkat Kuota perempuan di calon legislative. Jadi kuota untuk perempuan ada 30 % dan untuk laki-laki 70 %. Ciska Abugau sudah memasang balihio di intan jaya dengan kata; Perempuan Maju Perempuan Menang, Perempuan Pilih Perempuan dan Coblos Boleh Beda Tapi Hati Tetap Satu Itulah Hati Perempuan Si Angrek Hitam Dari Timur. Kata-kata ini memberi motifasi dan ispirasi kepada mama-mama yang memenuhui aula itu.


Sementara bapak Andreas Sudarwanto mengatakan bahwa; mama-mama harus berani melawan budaya Migani bahwa perempuan juga bisa menjadi seorang pemimpin untuk memimpin masyarakat yang ada di intan jaya, contoh; dulu Ibu kartini melawan budaya sehingga dia bisa menjadi contoh bagi perempuan-perempuan saat ini seperti Ibu Ciska yang saat ini sedang memotifasi mama-mama untuk maju menjadi DPRD di Intan Jaya. jadi mulai saat ini mama-mama harus sekolahkan anak-anak perempuan jangan ingat mas kawin lalu kasih kawin perempuan-perempuan, karena perempuan merupakan tiang Negara. Jadi perempuan mau pilih perempuan itu kembali kepada perempuan saat ini untuk menetukan nasib perempuan kedepan.


Yance Abugau; Perempuan-perempuan mau menang atau mau kalah kembali kepada kesepakatan, kekompakan dan persatuan dari mama-mama untuk mengangkat seorang perempuan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten intan jaya.
Sala satu calon DPRD Antonia Migau mengatakan bahwa; kami kaum wanita selalu di siksa dan  dipuku pahal kami mama-mama yang melahirkan anak dengan susa paya, menyesui, membesarkan dan menyekolahkan anak-anak, namun bapa-bapa tidak pernah hormati kami mama-mama, maka dengan itu saya maju caleng dari partai Keadilan Persatuan Indonesaia dari Dapil II (Homeyo, Wandai dan Mbiandoga) dengan Misi; Waktunya Untuk Kaum Wanita Bangkit Berdiri, Bersuarah, Membela Hak-hak Wanita.

Tambah; Wilmince Sondegau yang maju dari partai PDIP Mengatakan bahwa; kita mau lawan laki-laki sehingga kami maju, kenapa perempuan tidak bisa maju jadi anggota DPRD sementara celeg lain Paulina Belau yang maju dari partai PKS mengatakan bahwa pendidikan dan gelar tidak menjadi tolak ukur untuk maju menjadi calon DPRD yang terpenting bagimana calon yang akan maju mempunyai kemauan keras  dan semangat untuk tetap menjadi DPRD.

Sementara mama Theresia Sondegau mengatakan bahwa apa yang menjadi beban pikiran dan pembicaraan kami mama-mama selama ini yang telah diungkapkan oleh ibu Ciska sehingga kami mama-mama pada umumnya menagis, senang, dan bangga atas semua penyampaian yang di sampaiakan ibu Ciska. Kami juga bersyukur kepada Tuhan karena kehadiran ibu Ciska di tempat ini bisa memberi kami dorongan dan semangat untuk maju DPRD, namun saat ini di kabupaten intan jaya akan main bayar-bayar suara selain bayar-bayar suara Tempat Pemungutan Suara dan Pengawas Pemilu Daerah selalu di lakukan oleh bapa-bapa sehingga kami mama-mama di kabupaten intan jaya meminta lembaga Komisi Pemilihan Umum daerah (KPUD) kabupaten  intan jaya untuk tempatkan mama-mama di beberapa TPS dikampung-kampung kabupaten intan jaya, karena selama beberapa tahun ini mama-mama atau perempuan tidak terlibat dalam kegiatan pemerintahan untuk itu di tahun 2014 ini kami mama-mama di kabupaten intan jaya meminta KPUD Kabupaten intan jaya untuk tempatkan mama-mama/perempuan di TPS maupun PPD di delapan Distrik yang ada di kabupaten intan jaya. Semoga…!!!