Uskup Timika, Mgr. John Philip Saklil, Pr, |
TIMIKA, SUARAPAPUA.com
— Uskup Timika, Mgr. John Philip Saklil, Pr, meminta pemerintah daerah bersikap
tegas terhadap operasi perkebunan kelapa sawit, PT. Pusaka Agro Lestari (PAL),
yang sudah beroperasi di Kabupaten Mimika, Papua, sejak 2011 lalu.
“Dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan
cukup besar. Ini akan jadi ancaman serius bagi warga pesisir,” kata Uskup John,
saat ditemui di Rumah Transit Bobaigo, Timika, Papua, di sela-sela kegiatan
“hidup bakti” para imam dan biarawan/biarawati, Minggu (23/11/2014) sore.
Kata Uskup, perluasan area perkebunan kelapa
sawit yang dioperasikan oleh PT. PAL masih terus dilakukan, karena telah
mengantongi izin Hak Guna Usaha (HGU) untuk membuka lahan seluas 38.000 hektar.
“Ini dapat menghabiskan hutan dan pohon-pohon di
wilayah Timika. Beberapa waktu lalu terbukti terjadi banjir besar di kampung
Miyoko dan Aikawapuka, PT. PAL harus bertanggung jawab atas kejadian itu,” kata
Uskup.
Dampak lain kehadiran perkebunan kelapa sawit,
lanjut Uskup John, aliran sungai telah menjadi dangkal dan tercemar, sehingga
tak bisa ditumbuhi pohon dan tumbuh-tumbuhan.
“Pendangkalan ini berpotensi untuk banjir jika
hujan deras, seperti yang terjadi sebelumnya di kampung Miyoko dan Aikawapuka.”
“Kondisi ini
kalau dibiarkan, bisa saja Kokonao dan kampung-kampung di bawah wilayah operasi
PT. PAL akan mengalami hal serupa. Ini sama saja dengan membuka bencana
terhadap masyarakat pesisir,” ungkapnya.
Menurut Uskup, pemerintah daerah harus segera
mengambil langkah tegas, agar dampak negatif yang ditimbulkan tidak terus
semakin parah, dan masyarakat pesisir dapat terselamatkan.
“Persoalan ini tidak harus dibiarkan
berlarut-larut, pemerintah harus mengambil tindakan, ini untuk menyelamatkan
kehidupan warga pesisir,” tegas Uskup.
HONARATUS PIGAI