DIDIKLAH YANG SUDAH ADA
Dulu gereja sebagai aktor utama
untuk menyelenggarakan pendidikan dapat mencetak kader – kader bermutuh dengan
fasilitas yang kurang memadai, namun kini justru perkembangan pendidikan dan
teknologi komunikasi semakin maju dan berubah sesuai dengan tuntutan jaman yang
menuntut tiap – tiap pribadi untuk bersaing.
Namun sekarang justru terbalik, oleh sebab itu situasi ini tidak bisa
dibiarkan, karena orang yang tidak terdidik akan menjadi penonton dan menjadi
obyek. Mereka akan tergilas oleh arus globalisasi, tergusur secara sadar maupun
tidak sadar oleh banjir peradaban baru.
Orang tidak terdidik tidak akan mampu
mempertahankan diri sendiri, sulit menyesuaikan diri dengan arus perubahan dan
perkembangan, susa membaca tanda – tanda jaman dan kurang mampu membuat
perbedaan antara yang baik dan yang jahat, yang bisa dan tidak bisa, yang
membangun dan menghancurkan, sehingga perlu memperhatikan dan menyukseskan
proses pendidikan yang sudah ada dan sedang ada agar tidak menjadi mati tetapi
ada harapan ke depan yang lebih cerah.
Untuk memberi harapan yang
lebih cerah tentu dibutuhkan sebuah sponsor dari berbagai pihak yang dapat
meningkatkan dan dapat melahirkan sumber
daya manusia (SDM yang mampu melihat berbagai situasi ekonomi, politik, sosial
dan budaya dalam kehidupan masyarakat.
Jika pelajar atau mahasiswa tidak pernah diperhatikan dan disponsori
untuk menunjang persekolahan maupun perkuliahan mereka jangan pernah katakan
bahwa pelajar atau mahasiswa tidak mampu (bodok), tidak ada manusia di dunia
ini yang tidak mampu (bodok) hanya saja orang tersebut tidak pernah di
perhatikan, tidak pernah disponsor, orang tersebut tidak mau berusaha sesui
dengan kemampuannya, orang tersebut tidak punya arah yang jelas, mungkin
pengaruh lingkungan dan juga mungkin tidak pernah di nasehati oleh orang
tuanya.
Oleh sebab itu singkatnya; dari sekarang
harus ada ‘pembinaan’ untuk mereka
yang “baru tunas” dan ‘mendidik’ bagi mereka yang “sudah mulai tumbuh” dan ‘sponsor’bagi mereka yang “sudah tumbuh dan membesar”, agar
kedepan menghasilkan buah – buah yang dapat berguna untuk dimanfaatkan serta
dinikmati oleh semua orang.
“Manusia Tidak Menetukan
Masa Depan Mereka. Manusia Menetukan Kebiasaan Mereka dan Kebiasaan Mereka
Menetukan Masa Depan Mereka”
“Ora Et Labora”
“Apa Yang Engkau Tabur Kini, Engkau Akan Menuainya”