Masyarakat Intan Jaya Meminta Kapolda Papua Menarik Brimob Dari Intan Jaya

INTAN JAYA- Dengan adanya Brimob Detasemen C di intan jaya sering terjadi Perjudian Togel, Pemabukan, Pemukulan dan Penembakan, hal ini disampaikan oleh Simeon Sondegau di Kapolsek Sugapa, Kamis 9 Maret 2016 pukul 10. 25 Wit.


Simeon menjelaskan; Selasa 7 Maret pukul 21. 25 Wit, dua anggota brimob detasemen C Minum Mabuk (MIRAS) bersama Buce, buce petugas bandara Sokopaki intan jaya yang selalu bisnis minuman keras dari bandara Nabire ke intan jaya. Dalam keadaan Mabuk dua anggota brimob itu ke Jogatapa dengan mengunakan motor tanpa lampu, maka Wilem Duwitau dan Jhon Sondegau menegur brimob; pake lampu baru jalan, lalu kedua anggota brimob itu mengatakan, Kamu bilang apa, lalu memukul Martinus Sondegau, Wilem Duwitau dan Jhon Sondegau sampai babak belur.

Simeon menjelaskan; Martinus Sondegau, Mata Pecah dan Bibir Pecah, Wilem Duwitau, Gigi Patah dan Bibir Pecah, Jhon Sondegau, Alis Pecah. Setelah brimob pukul mereka, malam itu juga brimob masuk di rumah-rumah warga yang ada di Jogatapa, lalu membawa kapak, parang dan pisau di rumah Yunus Sondegau dan Adolof Belau.

“ Dengan adanya brimob Kami tidak bisa hidup aman; kami selalu dipukul tanpa alasan yang jelas, brimob datang bikin luka di hati kami, jadi kami ada tahan-tahan ini, karena tahan-tahan terus, maka suatu saat akan pecah dan akan terjadi konflik seperti kabupaten-kabupaten lainnya di Papua, jadi kami minta Kapolda Papua segerah tarik brimob dari intan jaya, supaya intan jaya aman”.
Ditempat yang sama sala satu anggota Brimob, Anto menjelaskan; “kami melakukan pemukulan, karena ada perlawanan dari warga dan kami bisa tembak warga hanya melumpuhkan untuk melindunggi diri kami, jadi kami tidak bermaksud membunuh”.

Sementara Sondegau menjelaskan; kami tidak kacau dan kami juga tidak melakukan pemukulan terhadap brimob, tapi kami bilang pake lampu baru jalan, karena gelap bisa tabrak orang, tapi brimob pukul kami sampai muka pecah-pecah.

Lebih Lanjut Simeon menjelaskan; Kami selalu dipukul oleh brimob tanpa sebab, maka kami masyarakat intan jaya meminta pihak-pihak terkait untuk fungsikan anggota polisi dan Koramil yang sudah ada di intan jaya dan segerah tarik anggota brimob dari intan jaya.


 “Kami masyarakat intan jaya meminta pihak-pihak terkait jangan datangkan anggota TNI/POLRI lagi, tapi pihak-pihak terkait tolong fungsikan anggota polisi dan koramil yang sudah ada di intan jaya, Jadi kami masyarakat intan jaya meminta Kapolda Papua segera menarik brimob dari intan jaya, karena intan jaya daerah yang paling aman di Papua, namun dengan adanya anggota brimob membuat masyarakat luka dan tahan-tahan emosi, jadi bisa saja luka dan emosi itu bisa terjadi konflik dikemudian hari, maka sekali lagi kami masyarakat intan jaya meminta Kapolda Papua untuk tarik anggota brimob dari intan jaya”. Tutupnya.    ** Misael Maisini **

SKPD Di Intan Jaya Diharapkan Jalankan Tugas Masing-Masing

INTAN JAYA- Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di intan jaya diharapkan jalankan tugas masing-masing. Karena kabupaten intan jaya sudah tidak ada harapan lagi; pembaguan manusia, kesehatan, ekonomi dan pembaguan lainnya jalan di tempat. Hal ini bisa dilihat dari masing-masing SKPD yang ada di intan jaya saling menyalakan satu sama lain.

Masing-masing instansi diharapkan Tidak Saling Menyalakan, Tidak Saling Menyalakan antara satu dinas dan dinas lainnya, namun perlu kesadaran dari masing-masing orang dan instansi untuk menjalankan TUGAS Yang diberikan oleh TUHAN dan yang DIPERCAYAKAN Oleh NEGARA Dan RAKYAT Intan Jaya.


Tugas yang diberikan kepada tiap-tiap orang dan tiap-tiap instansi itu, menurut kehendak Tuhan agar tiap-tiap orang dan instansi bisa bertagungjawab kepada sesama yang lain. Dalam arti bahwa; tiap-tiap orang Tuhan Memberikan TALENTA Yang berbeda-beda, jadi ada yang pandai Berbicara, ada yang pandai Menulis, ada yang pandai Menyanyi dan macam-macam talenta. Jadi tidak semua orang diberi Talenta yang sama, karena setiap manusia mempunyai Kelebihan dan Kekurangan.

Kelebihan dan Kekurangan itu ada dalam diri setiap manusia, agar manusia itu saling melengkapi, saling mengisi dan saling menolong satu sama yang lain. Jadi hidup setipa manusia membutuhkan manusia yang lain dalam menjalani hidup ini. Hal ini yang ditulis oleh Paulus Kepada Jemaat di Filipi, Filipi 2: 4 “ Tidak Seorang Pun Bisa Hidup Sendirian”.

Surat Paulus diatas menekankan bahwa; TIDAK SEORANG PUN, kalimat ini memberi kesadaran bahwa; TIDAK ADA ORANG DI DUNIA INI YANG BISA HIDUP SENDIRI TANPA CAMPUR TANGAN ORANG LAIN Atau Tidak ada manusia yang BISA Hidup tanpa BANTUAN Orang Lain, jadi Setiap SKPD yang ada di intan jaya sebaiknya tidak saling menyalakan satu sama lain, tetapi setiap SKPD harus mempunyai KESADARAN untuk kerja sama membangun intan jaya.

Kerja sama; diskusi, komunikasi (Migani; Muna) satu instansi dengan instansi lain akan membawa perubahan-perubahan dalam membangun kabupaten intan jaya, untuk itu setiap SKPD di intan jaya tidak perlu saling menyalakan, tetapi perlu dan penting kesadaran diri tiap-tiap orang dan tiap-tiap instansi untuk menjalankan Tugas dan Fungsi kerja yang Tuhan sudah berikan kepada tiap-tiap kita, Semoga…!!!
“Apa Yang Engkau Tabur Kini, Engkau Akan Menuainya”

~  Taburlah Dan Tuailah  ~

Pastor Yustinus Rahangiar: Jangan Katakan Saya Dapat Berapa Dalam Pelayanan


Pastor Dekenat Moni Puncak Jaya, Yustinus Rahangiar Pr
INTAN JAYA- Manusia diberi Nafas Cuma-Cuma oleh Tuhan ALLAH dan juga Tuhan ALLAH Memberi Kita Talenta secara Cuma-Cuma dan berbeda-beda, agar kita bekerja untuk diri kita maupun bekerja untuk orang lain. Dan Nafas yang Tuhan sudah berikan Cuma-Cuma ini, seharusnya kita gunakan untuk kebaikan diri sendiri dan kebaikan sesama melalui taleta yang Tuhan sudah berikan.

Pekerjaan yang kita lakukan itu untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, artinya kita juga harus berkorban untuk orang lain, agar orang lain juga merasa kemanisan hidup melalui apa yang telah kita kerjakan, Jadi saat kerja kita tidak boleh mengatakan “Saya Dapat Berapa atau Saya Dapat Apa”, Jika hal ini yang kita Utamakan saat kerja, maka hasil-nya pun akan sia-sia dan kita akan  membuang-buang waktu dan tenaga.

Saya masih ingat kata-kata Pastor Neles Tebai, saat saya mengikuti Seminar yang dibawakannya di Aula Sekolah Tinggi Filsafat Fajar Timur Abepura tentang Jaringan Damai Papua. Saat Tanya jawab banyak peserta mengatakan Dialog hanya membuka Peluang untuk Indonesia mendominasi Papua dan Dialog Tidak Akan Berhasil. Namun Pastor Neles Tebai mengatakan; dirinya mengambil Ajaran dari orang Tuanya di Pedalaman Paniai.

“ Orang Tua Saya Petani, Namun Dia TIDAK TAHU Bahwa Hasil Yang Dia Akan Panen Itu Besar Atau Kecil, Namun Dia Berusaha Tebang Pohon, Bersikan Kayu-Kayu, Cangkul Tanah dan Tanam Tanaman. Jadi Dia Kerja Dulu Baru Lihat HASIL, BUKAN Lihat hasil Dulu baru kerja, Tapi KERJA Dulu baru Lihat Hasil.”

Hal yang Senada Pernah Dikatakan oleh Pater Dekan Dekenat Moni Puncak Jaya, Pastor Yustinus Rahangiar Pr di sala satu Stase di Intan Jaya dalam Kotbahnya;
“ kalau kita melayani kita bukan mengatakan saya dapat apa atau saya dapat berapa, namun kita melayani saja, karena kita semua pelayan. Pelayan dirumah, pelayan dikebun, pelayan dikantor, pelayan dikampus maupun menjadi pelayan dimana pun kita berda melalui apa yang Tuhan Sudah berikan kepada masing-masing kita, yaitu TALENTA. TALENTA Itu berbeda-beda, jadi perbedan-perbedaan itu musti di jadikan satu dalam pelayanan itu, agar kerja-kerja dari tiap-tiap pelayanan itu kita bisa lihat hasil dikemudian hari”. Semoga…!!!       
“Apa Yang Engkau Tabur Kini, Engkau Akan Menuainya”

~ Taburlah Dan Tuailah ~

Uskup Timika: Perkebunan Kelapa Sawit di Timika Ancaman Bagi Masyarakat Pesisir

Uskup Timika, Mgr. John Philip Saklil, Pr, 

TIMIKA, SUARAPAPUA.com — Uskup Timika, Mgr. John Philip Saklil, Pr, meminta pemerintah daerah bersikap tegas terhadap operasi perkebunan kelapa sawit, PT. Pusaka Agro Lestari (PAL), yang sudah beroperasi di Kabupaten Mimika, Papua, sejak 2011 lalu.

“Dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan cukup besar. Ini akan jadi ancaman serius bagi warga pesisir,” kata Uskup John, saat ditemui di Rumah Transit Bobaigo, Timika, Papua, di sela-sela kegiatan “hidup bakti” para imam dan biarawan/biarawati, Minggu (23/11/2014) sore.
Kata Uskup, perluasan area perkebunan kelapa sawit yang dioperasikan oleh PT. PAL masih terus dilakukan, karena telah mengantongi izin Hak Guna Usaha (HGU) untuk membuka lahan seluas 38.000 hektar.
“Ini dapat menghabiskan hutan dan pohon-pohon di wilayah Timika. Beberapa waktu lalu terbukti terjadi banjir besar di kampung Miyoko dan Aikawapuka, PT. PAL harus bertanggung jawab atas kejadian itu,” kata Uskup.
Dampak lain kehadiran perkebunan kelapa sawit, lanjut Uskup John, aliran sungai telah menjadi dangkal dan tercemar, sehingga tak bisa ditumbuhi pohon dan tumbuh-tumbuhan.
“Pendangkalan ini berpotensi untuk banjir jika hujan deras, seperti yang terjadi sebelumnya di kampung Miyoko dan Aikawapuka.”
“Kondisi ini kalau dibiarkan, bisa saja Kokonao dan kampung-kampung di bawah wilayah operasi PT. PAL akan mengalami hal serupa. Ini sama saja dengan membuka bencana terhadap masyarakat pesisir,” ungkapnya.

Menurut Uskup, pemerintah daerah harus segera mengambil langkah tegas, agar dampak negatif yang ditimbulkan tidak terus semakin parah, dan masyarakat pesisir dapat terselamatkan.
“Persoalan ini tidak harus dibiarkan berlarut-larut, pemerintah harus mengambil tindakan, ini untuk menyelamatkan kehidupan warga pesisir,” tegas Uskup.
HONARATUS PIGAI

Source: Suara Papua http://suarapapua.com


Menlu Kilman: Bantuan Indonesia Tidak Ubah Sikap Vanuatu Pada Masalah Papua

Menteri Luar Negeri Vanuatu, Sato Kilman. Foto:UN.org
Jakarta, Jubi –Pemerintah Vanuatu mengatakan bantuan pemerintah Indonesia untuk korban topan tropis Pam di Vanuatu, tidak akan mengubah sikap pemerintah Vanuatu terkait tawaran Papua Barat untuk menjadi anggota Melanesian Spearhead Group (MSG).

Radio New Zealand, Kamis, 09 April 2015 melaporkan, Menteri Luar Negeri Vanuatu, Sato Kilman mengatakan, dirinya secara pribadi telah menerima sumbangan bantuan dari delegasi Indonesia pada Selasa, 7 April lalu. Namun, bantuan tersebut ada hubungannya dengan masalahPapua Barat.


“Dalam pandangan saya, itu tidak ada hubungannya dengan masalah Papua Barat, Vanuatu memiliki hubungan diplomatik dengan Jakarta dan ini adalah masalah kemanusiaan dan siapa pun yang memiliki hati untuk bisa memberi dan menyumbangkan ke Vanuatu untuk membantu rekonstruksi ini. Ini adalah hal yang menyambut untuk Vanuatu,”


kata Sato Kilman seperti dikutip Radio New Zealand, Kamis.
Kendati demikian, Menteri Luar Negeri mengatakan pada tahap ini, Vanuatu akan menyambut bantuan dari negara manapun.
Sato Kilman adalah Perdana Menteri Vanuatu pada tahun 2012 ketika pemerintah kontroversial ditempa membuat perjanjian kerjasama dengan Jakarta, meskipun konfigurasi selanjutnya pemerintah telah mundur dari hubungan kerjasama yang lebih erat tersebut.
Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat (United Liberation Movement for West Papua) yang menawarkan untuk menjadi keanggotaan akan dipertimbangkan di MSG oleh pemimpin tertinggi di Kepulauan Solomon akhir tahun ini.
Sementara itu, pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui keterangan persnya pada Minggu (5/4/2015), mengirim bantuan berupa kebutuhan pokok terhadap korban Topan Pam di Vanuatu.
“Bantuan kemanusiaan yang dikirim berupa bahan makanan, paket untuk ibu dan anak, obat-obatan, tenda posko dan keluarga, selimut, genset listrik, tempat tidur lipat, serta perangkat kebersihan pribadi dan kesehatan lingkungan (sekitar 40 ton),”
kata Menlu RI, Retno Marsudi melalaui keterangan persnya, Minggu (5/4/2015).Pemerintah Indoensia mengirim bantuan senilai USD$2 juta atau setara Rp25 miliar. Ia diserahkan secara simbolis oleh Duta Besar RI untuk Australia yang merangkap Vanuatu, Nadjib Riphat Kesoema, pada Selasa kemarin kepada Menteri Perubahan Iklim, James Bule. (Yuliana Lantipo)


Perjuangan Bangsa Papua bersama Bangsa Skotlandia


Bangsa Papua dan bangsa Skotlandia sama-sama belum merasakan kemerdekaan yang karena penjajahan. Oleh karena itu, Tuan Benny Wenda bersama parlemen Skotlandia sepakat bahwa penentuan hak kemerdekaan sebuah bangsa tidak boleh ditentukan oleh bangsa lain.

Tuan Benny Wenda merasa terharu dengan dukungan politik parlemen Skotlandia yang akan memperjuangkan kemerdekaan Papua. Sebaliknya Tuan Benny Wenda juga akan memberikan dukungan kemerdekaan bagi bangsa Skotlandia.

Press Release dari Tuan Benny Wenda kepada seluruh dunia:
Press Release – West Papua Media Alerts

International Parliamentarians for West Papua (IPWP) will increase its global reach when there is a launch this Thursday in the Scottish Parliament. The event will see a number of ScottishMSPs publicly sign the West Papua declaration.

International Parliamentarians for West Papua (IPWP) will increase its global reach when there is a launch this Thursday in the Scottish Parliament.

Hosted by Aileen Campbell MSP, the event will see a number of Scottish MSPs publicly sign the West Papua declaration, supporting the right of the West Papuan people to have a vote on self-determination.

West Papua independence leader Benny Wenda will also be in attendance at the event.
Following on from launches in the UK Houses of Parliament, European Parliament and in Papua New Guinea, this event is another huge leap forward towards bringing justice to the people of West Papua.



Kata-Kata Bijak Viktor Yeimo Ketua Umum KNPB

Foto: http://legendapapua.blogspot.co.id


"Tunduk tertindas atau bangkit dan melawan. Karena Mundur adalah PENGHIANAT bagi Rakyat Bangsa Papua.Hanya ada satu kata "MERDEKA" harga mati." "Kelly Kwalik Pahlawanku" "Jiwa Raga & Semangat Juang Kedua Pahlawan Sejati Selalu Ada Di mana Mereka Ada Berdiri.

"Indonesia tidak suka orang Papua berjuang terbuka, damai dan bermartabat. Indonesia hanya mau memelihara kekerasan diatas tanah Papua." 

"Filep Karma, sedang kudengar sisimu yang memilukan tapi menyuguhkan. Akan kokoh keteguhan hati di tempat ini. Percaya kita pada harapan akan
kemenangan. Sungguh megah!"
"Menulis bukanlah menggambarkan dunia maya, tapi menggambarkan sebuah realita hidup yang sedang dijalani,"

"Hamparan hijau dan kabut kelam menutupi jagat raya, menyapu lereng gersang, menyambut fajar pagi.


Kamilah pemilik alam raya ini. Kami berhak menjadi manusia bertuan yang menghargai martabat dan harga diri bangsa ini. Tanah ini milik kami. Engkau, sadarlah"


“Desiran angin lambaikan bendera negeri, indah bagai di taman surga, terasa sempurna,

membuatku terpanah, terkesima dan mendetak sanubari walau
jejak-jejak patriot mengitari rimba bersama untaian derita
negeri.”

“Tanah ini, surga kita yang kian hilang, digilas pecandu

kekayaan. Haruskah kita diam? Dengarlah dibalik gunung dan
rimba, bintang harapan berkibar mewarwai tanah surga. Jangan
biarkan smua ini pergi digilas penjajah”

“Biarkan perjuangan tetap murni. Untuk alasan apapun,

termasuk untuk alasan "perjuangan", tidak ada istilah
kompromi, eksploitasi, apalagi jual beli perjuangan Papua
Merdeka dalam agenda kolonial Indonesia, termasuk PILGUB.
Engkau tergiur rupiah dan kedudukan, silahkan jalani saja, itu hak anda. Dan kami, biarkan
kami tetap di jalur kami.”

“Kamu adalah bagian dari ruang hatiku yang tersembunyi. Sementara perjuangan ini adalah

bagian hidupku yang memang harus dipertaruhkan.”

“Kamu adalah bagian dari ruang hatiku yang tersembunyi. Sementara perjuangan ini adalah

bagian hidupku yang memang harus dipertaruhkan.”

“Entah mau menderita dan miskin, entah dunia mau sebut kami tidak bisa, bodoh, kuno atau

primitif, dan mau jadi apa kami suatu saat, itu terserah kami. Tinggalkan dan biarkan kami
merdeka sendiri, sebab yang kami tahu Tuhan sudah tempatkan kami sebagai orang Papua,
diatas tanah Papua untuk kami mendiami dan mengatur hidup kami sendiri.”

“Memang perjuangan ini tidak mudah karena kita tidak hanya berjuang untuk Papua Merdeka,

tetapi kita sedang berjuang agar dunia mengerti dan sadar tentang arti sesungguhnya dari
kemanusiaan, kebenaran, keadilan dan perdamaian di bumi.”

“Booo ko bilang, Negara, Pemerintah dan Hukum WAJIB menghormati, menjunjung tinggi dan 
melindungi HAM (itu menurut UU RI No. 39/1999). Tapi realitanya terbalik, HAM dilanggar dan dipasung untuk WAJIB menghormati, menjunjung tinggi dan melindungi Negara, Hukum dan Pemerintah. Apa yang harus dibanggakan di NKRI? Utang luar negeri 2012 saja su melambung tinggi sampe Rp. 1.937 Triliun. Apakah NKRI mampu menjamin hak hidup rakyatnya dari utang?, apalagi mempertahankan NKRI? Ah adoo sayang-sayang...mari kita kita bicara baikbaik baru bubar.”


"Sejarah kebenaran dan penindasan dalam negara kolonial
Indonesia telah dan sedang melahirkan generasi perjuangan
Papua Merdeka dari waktu-waktu.

Dan engkau kolonial akan hancur berkeping-keping dalam kesadaran perlawanan bangsa Papua."


"Mengitari rimba hijau, terjalin bersama hujan yang

mengguyur, mendengar nada nada sendu yang terhampar." 

"Kawan, engkau tiada pernah kami lupa. Benarkah kita tak

akan pernah jumpa di jalur ini. Masih terlalu sakit kami
merasa kehilangan dirimu. Engkau seharusnya ada disaat-saat begini."



"Jangan tanya siapa kami, karena apapun, kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun diri kami, hanya satu hal yang kami tau hingga akhir hidup ini, yaitu : "Lawan".

"Kala rembulan tak berkenan tebarkan cahaya Aku merasa terasing."


"Tiada menjadi, menjadi pun tiada....ku hanya mencoba selama masih mungkin."


"Natal, damai di bibir derita di hati."

Sumber: Karoba News

Manusia Papua Jangan Jual Tanah

Manusia Papua Jangan Jual Tanah

*) Oleh: Misael Maisini

TANAH merupakan segala-galanya bagi hidup dan kehidupan setiap makluk hidup yang ada dimuka bumi ini, jika tidak ada tanah, maka tidak akan ada kehidupan di muka bumi ini. Karena ada tanah, maka Tumbuh-tumbuhan bisa tumbuh, hewan bisa berkembang biak dan manusia bisa beranak cucu dari generasi ke generasi.

Manusia papua sudah kehilangan sebagian besar tanah yang dikuasai oleh Penjajah, sehingga manusia pribumi West Papua yang dari pertama menjual tanah ke pihak penjajah telah ke balik gunung, danau dan ke pingiran pada umumnya. Sehingga kaum pribumi menjadi penonton, pemalas dan peminta-minta.

Disisi lain kaum pribumi Papua juga diusir, ditakut-takuti dan dibunuh dengan berbagai cara oleh kaum penjajah, sehingga kaum pribumi alami  kelaparan, kesusahan, kebodohan dan kematian yang terus-menerus.

Manusia papua harus mempunyai kesadaran bahwa; semakin kaum penjajah menguasasi tanah papua, maka kaum penjajah akan memakai berbagai gaya dan cara untuk menghabiskan manusia papua. Jadi manusia papua jangan coba-coba jual tanah.

Manusia papua yang jual-jual tanah akan mengalami berbagai bencana yang sudah ditulis diatas. Bencana-bencana semacam itu timbul akibat kesalah manusia papua yang suka jual-jual tanah, maka manusia papua tidak bisa salakan Tuhan Allah, karena Tuhan Allah sudah menciptakan segala sesuatu di bumi papua dan diberikan kepada manusia papua untuk menjaga, melindunggi, merawat, memakai dan meneruskan hak-hak tanah itu kepada generasi penerus West Papua.

manusia papua harus mempunyai kesadaran bahwa tanah adalah segalanya, tanah adalah mama yang memberikan hidup dan kehidupan kepada manusia papua dari generasi ke generasi, sehingga manusia papua tidak lagi jual-jual tanah, tetapi sebaiknya tanah-tanah di bumi papua harus dikontrakan.

Tanah dikontrakan kepada kaum penjajah, agar tanah itu tetap menjadi milik generasi kedepannnya, karena dalam injil juga sudah ada kisah satu keluarga yang jual tanah lalu mati. Dalam Kisah tersebut sudah jelas-jelas bahwa setelah mereka jual tanah mereka mati.

Lihat Dan Bacalah Kisah Ananias Dan Safara,
Kisah Para Rasul Pasal 5: 11

 “Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira MENJUAL sebidang TANAH. Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil PENJUALAN TANAH itu?


SELAMA TANAH ITU TIDAK DIJUAL, BUKANKAH ITU TETAP KEPUNYAANMU, DAN SETELAH DIJUAL, BUKANKAH HASILNYA ITU TETAP DALAM KUASAMU?  Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." Ketika mendengar perkataan itu REBAHLAH ANANIAS DAN PUTUSLAH NYAWANYA. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.  Lalu datanglah beberapa orang muda; mereka mengapani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya.

Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias, tetapi ia tidak tahu apa yang telah terjadi. Kata Petrus kepadanya: "Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah TANAH ITU KAMU JUAL?" Jawab perempuan itu: "Betul sekian." Kata Petrus: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?


Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar." Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya. Maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu.

Kisah dalam Ananias dan Safira sering juga dialami oleh sebagian besar manusia papua, sehingga kisah ini membuat teguran secara langsung kepada manusia papua yang suka jual tanah dan juga teguran kepada manusia papua yang akan jual tanah bahwa tanah jangan dijual, tetapi tanah harus dikontrakan.

  Injil Markus 7: 16 mengatakan; Barangsiapa Bertelingga  Untuk Mendengar Hendaklah Ia Mendengar.

Akhir Kata; Jika kita manusia, Kita Baca Tulisan ini dan Kita  TIDAK JUAL TANAH Kepada Siapapun, Tetapi Kita KONTRAKKAN TANAH Kepada Siapapun, agar Tanah Tetap menjadi milik Generasi West Papua.  Semoga…!!!
“ Apa Yang Engkau Tabur Kini, Engkau Akan Menuainya”


( Penulis Adalah Salah Satu Pemuda Intan Jaya, Tinggal Di Sugapa)




Kebijaksanaan Si Tukang Kayu

Pernah ada seorang tua yang hidup di desa kecil. Meskipun ia miskin, semua orang cemburu kepadanya karena ia memiliki kuda putih cantik. Bahkan raja menginginkan hartanya itu. Kuda seperti itu belum pernah di lihat begitu kemegahannya, keagungannya dan kekuatannya.

Orang menawarkan harga amat tinggi untuk kuda jantan itu, tetapi orang tua itu selalu menolak, “Kuda ini bukan kuda bagi saya.” Ia akan mengatakan, “Ia adalah seperti seseorang. Bagaimana kita dapat menjual seseorang. Ia adalah sahabat bukan milik. Bagaimana kita dapat menjual seorang sahabat.”

Orang itu miskin dan godaan besar. Tetapi ia tetap tidak menjual kuda itu. Suatu pagi ia menemukan bahwa kuda itu tidak ada di kandangnya. Seluruh desa datang menemuinya. “Orang tua bodoh,” mereka mengejek dia, “sudah kami katakan bahwa seseorang akan mencuri kudamu.

Kami sudah peringatkan bahwa kamu akan di rampok. Anda begitu miskin. Mana mungkin anda dapat melindungi binatang yang begitu berharga? Sebaiknya anda sudah menjualnya. Anda boleh minta harga apa saja. Harga setinggi apapun akan di bayar juga. Sekarang kuda itu hilang dan anda dikutuk oleh kemalangan.”

Orang tua itu menjawab, “Jangan bicara terlalu cepat. Katakan saja bahwa kuda itu tidak berada di kandangnya. Itu saja yang kita tahu; selebihnya adalah penilaian. Apakah saya di kutuk atau tidak, bagaimana Anda dapat ketahui itu? Bagaimana Anda dapat menghakimi?”

Orang protes, “Jangan menggambarkan kita sebagai orang bodoh! Mungkin kita bukan ahli filsafat, tetapi filsafat hebat tidak di perlukan. Fakta sederhana bahwa kudamu hilang adalah kutukan.”

Orang tua itu berbicara lagi, “Yang saya tahu hanyalah bahwa kandang itu kosong dan kuda itu pergi. Selebihnya saya tidak tahu. Apakah itu kutukan atau berkah, saya tidak dapat katakan. Yang dapat kita lihat hanyalah sepotong saja. Siapa tahu apa yang akan terjadi nanti?” Orang-orang desa tertawa. Menurut mereka orang itu gila.

Mereka memang selalu menganggap dia orang tolol; kalau tidak, ia akan menjual kuda itu dan hidup dari uang yang diterimanya. Sebaliknya, ia seorang tukang potong kayu miskin, orang tua yang memotong kayu bakar dan menariknya keluar hutan lalu menjualnya. Uang yang ia terima hanya cukup untuk membeli makanan, tidak lebih. Hidupnya sengsara sekali. Sekarang ia sudah membuktikan bahwa ia betul-betul tolol.

Sesudah lima belas hari, kuda itu kembali. Ia tidak di curi, ia lari ke dalam hutan. Ia tidak hanya kembali, ia juga membawa sekitar selusin kuda liar bersamanya. Sekali lagi penduduk desa berkumpul di sekeliling tukang potong kayu itu dan mengatakan, “Orang tua, kamu benar dan kami salah. Yang kami anggap kutukan sebenarnya berkah. Maafkan kami.”

Jawab orang itu, “Sekali lagi kalian bertindak gegabah. Katakan saja bahwa kuda itu sudah balik. Katakan saja bahwa selusin kuda balik bersama dia, tetapi jangan menilai. Bagaimana kalian tahu bahwa ini adalah berkah? Anda hanya melihat sepotong saja. Kecuali kalau kalian sudah mengetahui seluruh cerita,bagaimana anda dapat menilai? Kalian Hanya Membaca Satu Halaman Dari Sebuah Buku. Dapatkah Kalian Menilai Seluruh Buku? Kalian Hanya Membaca Satu Kata Dari Sebuah Ungkapan. Apakah Kalian Dapat Mengerti Seluruh Ungkapan? Hidup ini begitu luas, namun Anda menilai seluruh hidup berdasarkan satu halaman atau satu kata. Yang anda tahu hanyalah sepotong! Jangan katakan itu adalah berkah. Tidak ada yang tahu. Saya sudah puas dengan apa yang saya tahu. Saya tidak terganggu karena apa yang saya tidak tahu.”

“Barangkali orang tua itu benar,” mereka berkata satu kepada yang lain. Jadi mereka tidak banyak berkata-kata. Tetapi di dalam hati mereka tahu bahwa ia salah. Mereka tahu itu adalah berkah. Dua belas kuda liar pulang bersama satu kuda. Dengan kerja sedikit, binatang itu dapat dijinakkan dan dilatih, kemudian dijual untuk banyak uang.

Orang tua itu mempunyai seorang anak laki-laki. Anak muda itu mulai menjinakkan kuda-kuda liar itu. Setelah beberapa hari, ia terjatuh dari salah satu kuda dan kedua kakinya patah. Sekali lagi orang desa berkumpul sekitar orang tua itu dan menilai.

“Kamu benar,” kata mereka, “Kamu sudah buktikan bahwa kamu benar. Selusin kuda itu bukan berkah. Mereka adalah kutukan. Satu-satunya puteramu patah kedua kakinya dan sekarang dalam usia tuamu kamu tidak ada siapa-siapa untuk membantumu. Sekarang kamu lebih miskin lagi.”

Orang tua itu berbicara lagi, “Ya, kalian kesetanan dengan pikiran untuk menilai, menghakimi. Jangan keterlaluan. Katakan saja bahwa anak saya patah kaki. Siapa tahu itu berkah atau kutukan? Tidak ada yang tahu. Kita hanya mempunyai sepotong cerita. Hidup Ini Datang Sepotong-Sepotong.”

Maka terjadilah 2 minggu kemudian negeri itu berperang dengan negeri tetangga. Semua anak muda di desa diminta untuk menjadi tentara. Hanya anak si orang tua tidak diminta karena ia sedang terluka. Sekali lagi orang berkumpul sekitar orang tua itu sambil menangis dan berteriak karena anak-anak mereka sudah dipanggil untuk bertempur. Sedikit sekali kemungkinan mereka akan kembali. Musuh sangat kuat dan perang itu akan dimenangkan musuh. Mereka mungkin tidak akan melihat anak-anak mereka kembali.

“Kamu benar, orang tua,” mereka menangis, “Tuhan tahu kamu benar. Ini membuktikannya. Kecelakaan anakmu merupakan berkah. Kakinya patah, tetapi paling tidak ia ada bersamamu. Anak-anak kami pergi untuk selama-lamanya”.

Orang tua itu berbicara lagi, “Tidak mungkin untuk berbicara dengan kalian. Kalian selalu menarik kesimpulan. Tidak ada yang tahu. Katakan hanya ini: anak-anak kalian harus pergi berperang, dan anak saya tidak. Tidak ada yang tahu apakah itu berkah atau kutukan. Tidak ada yang cukup bijaksana untuk mengetahui. Hanya Allah yang tahu.”

* * * *

Orang tua itu benar. Kita hanya tahu sepotong dari seluruh kejadian. Kecelakaan-kecelakaan dan kengerian hidup ini hanya merupakan satu halaman dari buku besar. Kita jangan terlalu cepat menarik kesimpulan. Kita harus simpan dulu penilaian kita dari badai-badai kehidupan sampai kita ketahui seluruh cerita.

Saya tidak tahu dari mana si tukang kayu belajar menjaga kesabarannya. Mungkin dari tukang kayu lain di Galilea. Sebab tukang kayu itulah yang paling baik mengungkapkannya:

"Janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri." (Mat, 6:34)

Ia adalah yang paling tahu. Ia menulis cerita kita. Dan Ia sudah menulis bab yang terakhir.

-----------------------------------------------------------------------------
Versi asli kisah ini dari In the Eye of the Storm, buku Best Seller karya Max Lucado 
Hak Cipta (Thomas Nelson, 1997) Max Lucado


Manusia Intan Jaya Harus Kontrakan Tanah

Lihat Dan Bacalah Kisah Ananias Dan Safara, Kisah Para Rasul Pasal 5: 11

Pemuda, Mahasiswa Dan Intelektual Mempunyai Tugas Dan Tangungjawab Untuk Selalu Semangat Memberi Pemahaman Atau Sosialisasi Penyelamatan TANAH Dan HUTAN Di Bumi Intan Jaya 
“Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira
MENJUAL sebidang TANAH. Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil PENJUALAN TANAH itu?


SELAMA TANAH ITU TIDAK DIJUAL, BUKANKAH ITU TETAP KEPUNYAANMU, DAN SETELAH DIJUAL, BUKANKAH HASILNYA ITU TETAP DALAM KUASAMU?  Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." Ketika mendengar perkataan itu REBAHLAH ANANIAS DAN PUTUSLAH NYAWANYA. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.  Lalu datanglah beberapa orang muda; mereka mengapani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya.

Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias, tetapi ia tidak tahu apa yang telah terjadi. Kata Petrus kepadanya: "Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah TANAH ITU KAMU JUAL?" Jawab perempuan itu: "Betul sekian." Kata Petrus: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?


Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar." Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya. Maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu.


Dalam Kisah Para Rasul sudah jelas bahwa; Orang yang JUAL TANAH Akan mengalami kematian secara Tiba-tiba, karena sama saja dengan kita JUAL DIRI. 

Lihat Kitab Kejadian.  “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”, untuk menjaga isi bumi itu, maka kejadian pasal satu ayat lima berbunyi ” belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun dipadang, sebab TUHAN ALLAH Belum menurunkan hujan ke  bumi, dan BELUM ADA ORANG untuk mengusahakan TANAH Itu; tetapi ada KABUT naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu - ketika itulah TUHAN ALLAH Membentuk manusia itu dari DEBU TANAH Dan menghembuskan NAFAS HIDUP Ke dalam Hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi MAKHLUK YANG HIDUP”.

Dalam Kitab Kejadian sudah jelas bahwa; Manusia dijadikan dari TANAH, Maka Komunitas Mahasiswa Intan Jaya (KOMISI) Sosialisasikan kepada masyarakat intan jaya untuk TIDAK JUAL TANAH, Tetapi masyarakat intan jaya  HARUS KONTRAKAN TANAH, Karena dalam Kisah Para Rasul Mengatakan ”Selama TANAH ITU TIDAK DIJUAL, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah DIJUAL, bukankah HASILNYA itu tetap dalam kuasamu”. Jadi KOMISI Sosialisasikan kepada manusia intan jaya untuk TIDAK JUAL TANAH Kepada Siapapun, tetapi Manusia intan jaya Harus KONTRAKAN TANAH Itu Kepada Siapapun dengan Kesepakatan dan masa waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara Kedua bela pihak, agar hasil dari kontrakan Tanah itu, manusia intan jaya bisa berbuat sesuatu yang berguna bagi Keluarga, Suku dan Bangsa, serta Tanah Itu Tetap Menjadi Milik Generasi kedepannya.

  Injil Markus 7: 16 mengatakan; Barangsiapa Bertelingga  Untuk Mendengar Hendaklah Ia Mendengar.

Akhir Kata; Jika kita manusia, Kita Baca Tulisan ini dan Kita  TIDAK JUAL TANAH Kepada Siapapun, Tetapi Kita KONTRAKKAN TANAH Agar Tanah Tetap menjadi milik Generasi.  Semoga…!!!

“ Apa Yang Engkau Tabur Kini, Engkau Akan Menuainya”

** Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya (KOMISI) **


Yosai Katagame: Kaki Sebela Putus Akibat Tima Panas

Yosai Katagame: Kaki Sebela Putus Akibat Tima Panas
TIMIKA- Saat pengibaran bendera Bintang Fajar di Gereja Tiga Raja Timika, 1 Desember tahun 2000, mama Yosai Katagame ditembak oleh pihak TNI/POLRI, demikian disampaikan Ibu Janda ini ketika bertemunya di Satuan Pemukiman (SP) Dua Timika, Minggu 22 Mei 2016 pukul 9. 25 Wit.


“Saat Pengibaran Bendera Bintang Fajar, saya ada dalam Gereja, Namun TNI/POLRI Tembak kami yang ada dalam gereja, sehingga peluruh kena betis saya dan kaki saya putus”. Umat yang ada dalam gereja hampir sebagian besar kena peluruh, ada yang kena perut, ada yang kena tangan, ada yang kena leher, ada yang kena paha dan ada juga yang mati”.


Ibu janda ini menjelaskan hal ini sambil menagis dan air matanya membasahi seluruh tubuhnya. “ Nole (Amungme; Anak) lihat mama punya kaki yang putus ini, sambil menagis mama Katagame tunjukan kakinya yang putus itu.


“Ada Uggame (Amungme; Ada Tuhan Allah) , jadi saya masih hidup ini, kalau tidak ada unggame bigini saya sudah tidak ada oo,…”
Nole,..kalau unggame kasih tubuh yang baik sejak lahir, tapi kalau sudah besar baru kaki putus begini ni nole rasa bagimana ee,..???


Jadi, nole jangan bikin kasar terhadap orang lain, jangan siksa orang lain, jangan memukul, jangan menembak, jangan juga membunuh orang lain.


Nole punya perasaan bagimana? kalau nole punya kaki yang putus, atau nole punya istri yang ditembak, atau nole punya anak yang diperkosa atau nole punya bapa yang disiksa atau nole punya mama yang ditembak.



Pesan mama Katagame, Nole jangan buat kejahatan terhadap orang lain, karena kejahatan yang nole lakukan itu, nole akan pikul dan  kejahatan itu akan kejar-kejar nole sampai nole juga mati. Tutupnya.   ** Misael Maisini **