Kilau Emas Lemahkan Nurhani, Butakan Hati

Tak di sangakah kilau emas menyebabkan manusia terlenah dan lebih banyak untuk menempatkan posisinya sebagai makluk termulia, ciptaan Tuhan lebih rendah dari nilai kemanusiaan yang sebenarnya.
Ilustrasi: Sosialisasi Komisi ke-1

Sejarah di berbagai dunia membuktikan kehancuran sebuah hubungan manusia dalam organisasi maupun subuah lembaga besar seperti sebuah Negara hanyalah di akibatkan oleh kemualiaanya harta yang bersumber dari kekayaan Alam (SDA) .
Khusus wilaya papua emas adalah komonditas utama , sumberdaya alam ini di ciptakan Tuhan di atas pulau ini dan di peruntungkan bagi manusia yang berdiam turun temurun dengan maksud yang baik, namun karena nilainya yang tinggi, harta bernilai tinggi ini menjadi ajang perebutan berbagai pihak dari luar negeri maupun local .

Sentral terhadap sumber daya alam (SDA) ini  mulai di lakukan terang -terangan dengan memanfaatkan berbagai cara. tak peduli lagi norma kemanusiaan yang penting dapat emas dengan jumlah yang bayak.  Ekspansi secara local guna menguasai lokasi yang mengandung emas mulia marak di lakukan …… sehingga emas merusak moral kemanusiaan dan membutakan hati ,melemakan nurani semua manusia. *Melianus Duwitau*

Sejarah Nama Bandar Udarah Soko Paki


Alfons Belau Pake Koteka Sedang Gulung Rokok
INTAN JAYA-Semenjak pemerintah kabupaten Paniai memekarkan Distrik Sugapa masyarakat setempat merencanakan akan pentingnya Bandar udara, karena jangkauan antara Paniai dengan Distrik sugapa sangatlah jauh, maka beberapa tokoh masyarakat setempat mencari tempat yang baik untuk membuka bandar udarah. Dengan melihat situasi itu, maka Maigepigidegambuga/Gempabumi Belau mencari rotan untuk mengukur bandar udarah. Maigepigidegambuga memanjat sebuah pohon yang tinggi lalu mengukur bandar udarah dari atas pohon yang tidak jauh dari kampungnya. Hal ini disampaikan oleh Lukas Belau sehingga saya hendak ke rumah Maigepigidegambuga, namun karena dia keluar, maka saya kembali ke Saisiga ternyata disana ada Kamusani Belau.

Saya pun hendak mewawancarai Kamusani pada hari senin tanggal 14 Januari 2013 pukul 09.35 wpb, ia mengatakan bahwa saat itu kira-kira tahun 1970-an masyarakat setempat dari setiap gereja yang ada di intan jaya datang untuk memulai kerja dengan bahan dan alat yang sangat tradisional berupa kuyu runcing untuk menggali tanah dan kulit kayu untuk mengangkat tanah yang sudah digali.

Alat-alat tersebut kami ambil dari kayu-kayu khusus yang dapat bertahan hujan dan digin dan kami kerja dibawa pengawasan staf  Distrik.  Kamusani Belau Mengeluarkan Foto lamanya yang saat itu kerja lapangan Soko Paki  dan mengatakan bahwa; saya masih ingat kata-kata staf distrik saat itu mereka katakan; pesawat Merpati akan mendarat dibandara yang kamu buat, untuk itu kamu harus kerja sampai bandara  ini Jadi.

Saat kerja bandara ada beberapa orang yang tertimbun oleh tanah, mereka yang tertimbun tanah diantaranya Sogo Au Mirip, Kolebaba Bagau dan Kinimina Japugau. Selain ketiga korban ini ada juga korban-korban lain, Nama ketiga korban inilah yang digabung menjadi nama bandara di Distrik Sugapa yaitu SOKO PAKI. Soko paki inilah nama Bandar Udarah di Ibu Kota Kabupaten Intan Jaya, namun sampai saat ini bandar udara soko paki belum jelas statusnya, apakah bandara Soko Paki milik masyarakat adat, milik pemerintah atau milik Gereja.? Sehingga perlu dibicarakan oleh tiga tungku; adat, pemerintah dan gereja agar dikemudian hari tidak terjadi hal-hal yang merugikan semua pihak.

Mama-Mama Di Intan Jaya Alami Kesulitan Untuk Pasarkan Hasil Bumi

Mama Sophia Sani sedang Jual Sayur Kol
INTAN JAYA-Pasar merupakan tempat dimana masyarakat berterangsaksi antara satu sama yang lain, namun pasar dipapua tidak dihiraukan oleh pejabat papua,entah itu ditingkat provinsi, kabupaten dan Distrik, sehingga mama-mama Papua pada ummnya harus berjualan hasil bumi mereka beralaskan langit. Jika mau dikatakan pasar merupakan tiang penopang politik ,jika ekonomi mati, maka tiang politik juga akan mati, namun pemerintah papua tidak menyadari hal ini sebagai sesuatu yang  sangat penting bagi kehidupan masyarakat papua pada umumnya.

Di intan jaya mama-mama yang dulunya berjualan disamping lapangan sepak bola Jogatapa Sugapa-Intan Jaya sudah di pindahkan oleh pemerintah ke jalan Mamba-Titigi, sehingga mama-mama yang ingin jualan hasil bumi harus terpencar kemana-mana untuk pasarkan hasil bumi mereka. Ada yang berjualan di bandara Soko Paki, ada yang jualan di samping bank Papua di Jogatapa.

Kamis 17 Januari 2013 pukul 09.35 ada mama-mama yang sedang berjualan di samping kanan Bank Papua di Jogatapa, tiba-tiba datang seoarang anggota Polisi Pamung Praja (POL PP) yang hendak menyuruh mama-mama tersebut untuk tidak berjualan di tempat tersebut, mama-mama itu ada yang melawan dan ada juga yang mendengar lalu pindah ke tempat semula di samping lapangan sepak bola di jogatapa.

Saya mengikuti sala satu mama yang sedang memasarkan sayur kol, disana saya wawancara tentang apa yang disampaikan oleh petugas POL PP kepada mama Sophia Sani. Mama Sophia Sani mengatakan; pasar memang pemerintah sudah bagun di mamba, tapi pasar itu jauh dan juga ditempat tersebut hasil bumi kami tidak akan laku, maka kami mama-mama tidak mau pinda ke pasar yang sudah di bagun oleh pemerintah. Kita mama-mama jual hasil bumi ditempat ini dapat keuntungan yang cukup, karena pusat keramaian dari pemerintah maupun masyarakat intan jaya pada umumnya dilakukan di tempat ini.

Sementara salah satu mama yang sedang berjualan ditempat yang sama mengatakan bahwa; pemerintah harus menyiapkan pasar ditempat yang strategis, agar mama-mama bisa jualan hasil bumi yang bisa mendapatkan keuntungan, kami mama-mama naik turun gunug, lalui bukit dan sungai ke tempat ini dengan harapan bahwa hasil bumi yang kami pasarkan bisa laku untuk membeli kebutuhan keluarga, selain membeli kebutuhan keluarga kami juga biaya anak-anak kami yang sedang sekolah di Intan Jaya, Nabire, Timika, Jayapura, Manokwari, Manado, Jogjakarta dan di makasar. Kalau masih begini terus, kami mau pasarkan hasil bumi dimana? Karena hasil bumi kami akan rugi, sehingga kami tidak bisa membeli kebutuhan untuk keluarga dan juga tidak bisa membiayai anak-anak kami yang sedang sekolah. 

Sedangkan menurut Kornelis Sondegau salah satu anggota Polisi Pamung Praja mengatakan bahwa; kami larang mama-mama berjualan hasil bumi di tempat ini, karena dekat dengan kantor-kantor dan rumah pejabat, sehingga akan menganggu aktivitas pemerintah. Tambahnya; Lalu ada ketabrakan ditempat ini, karena masyarakat terlalu banyak yang memeleh jalan kendaran yang hendak lewat. Jadi dalam beberapa bulan kedepan akan ada pasar yang siap dipakai oleh mama-mama, sehingga mama-mama harus diarahkan kesana demi menjaga lancarnya aktivitas pemerintah kabupaten intan jaya kedepan.




Biography Lucky Dube

Lucky Dube
Lucky Dube (lahir 3 Agustus 1964, meninggal 18 Oktober 2007) Dia adalah seorang musisi reggae dari Johannesburg, Afrika Selatan. Dia bernama Beruntung karena ketika ia lahir dalam kesehatan yang buruk, dan dokter mengira ia akan mati. Tapi diaselamat, sehingga bernama Lucky. 
Di masa mudanya, Lucky hidup dengan banyak anggota keluarga yang berbeda, bernyanyi di bar dan di gereja. Dia akhirnya membentuk band dengan beberapa teman, tetapi mereka tidak mampu untuk membeli instrumen.Akhirnya, Lucky menulis sebuah drama yang ia dan bandmates dilakukan,mendapatkan uang cukup untuk membeli sebuah gitar. Band mereka kemudian disebut Skyway, dan mereka bermain dengan gaya mbaqanga.

Dua tahun setelah pembentukan Skyway itu
, Lucky bergabung Richard Siluma yang Saudara Cinta. Ia tinggal dengan mereka selama beberapa tahun, sebelum beralih ke reggae pada awal tahun 1980. Sukses besar pertama di bidang yang datang di festival Sunsplashberpengaruh di Jamaika.

Yang beruntung "Bersama sebagai Satu
" adalah lagu pertama oleh seorang seniman hitamakan diputar pada sebuah stasiun radio putih di Afrika Selatan. Nya dua album paling populer,Narapidana dan Slave, adalah yang paling terkenal dan paling laris dalam sejarah Afrika Selatan. Salah satu penyanyi favorit Lucky adalah Peter Tosh terlambat.

Pada tanggal 18 Oktober 2007, Ia ditembak mati di sebuah mobil percobaan pembajakan di Johannesburg
, Afrika Selatan.