Menjadi Diri Sendiri & Berontak Terhadap Musuh!




Untuk ko yang merasa terjajah, tra bebas dan terpenjarah. “Bangun dan berontaklah! Ko pu hak dan tanggung jawab besar buat mengikuti kehendak sendiri. Kenapa mo hidup kalo selalu mo terjajah?” [Sa tulis ini sebagai sebuah renungan, ajaran dan teguran setelah teropsesi baca buku karangan Malka, The Road To Freedom.

Camp Senegal 1  January 2011 Oleh: Romario E. Yatipai                        
 Mengapa tidak mau sadar bahwa manusia hidup dalam kenyataan, bukan di alam mimpi, bukan di dunia angan-angan, bukan juga di dunia biting (bicara tinggi).  

Kalo selalu hidup dalam dunia angan dan mimpi, ko sama saja dengan budak. Dan seorang budak selalu hidup di dunia maya, di dunia angan-angan, di dunia mimpi, di dalam sangkar, di dunia seandainya, tra bisa nikmati indahnya menjadi diri sendiri. Menjadi budak itu sama saja menjadi manusia semu, tra nyata.

Dalam kondisi tersebut, ko trada apa-apanya. Yang ko bisa hanya rame-rame bikin acara, rame-rame pi ke mal, rame-rame belanja pernik ikut gaya trend. Ko tau ka tra? Tindakan seperti itu, bisa disebut niru-niru, nyontek, atau tertindas. Sebab kamu merasa lebih gaul, lebih asyik, lebih fun dengan ikut rame.

Klo ko mo tau, penindasan itu hadir dalam banyak hal. Ada yang terang-terangan dan ada yang sembunyi-sembunyi. Ada yang bersifat fisik dan ada yang bersifat psikis. Smua tu terjadi supaya ko tetap menjadi budak. Siapa-siapa yang menindas ko? mereka tu mesin perbudakan yang dasyat dan sering ko tra sadar depu wujudnya.

Pertama, orang lain. Orang lain diluar ko telah menjadikan ko sebagai budak. Dong bisa perintah ko untuk melakukan ini dan itu. Dong bisa paksa ko, untuk mengikuti kehendaknya.

Ko harus tahu pada dasarnya, setiap manusia tu punya the will to power (kehendak untuk berkuasa). Kehendak buat bikin setiap orang tra mau kalah sama orang lain. Kasarnya, smua manusia ingin menjadikan orang lain sebagai budak, setiap manusia ingin menindas kamu, siapapun orangnya.

Kalo su bgitu, ketika ko diam, itu pilihan yang buruk. Dengan diam, ko su menyembunyikan kebenaran yang nantinya akan menjadi racun (meniru kata-kata Fuad Hassan). Takut? Kenapa harus takut ka? Lawan to! Ato atau ko mau meraka yang menindas ko? merusak, menghalangi, mengganggu ko untuk menjadi diri sendiri. Juga membunuh kebebasan yang ko punya.

Ko harus tau! Kopu hidup adalah milik ko sendiri. Kopu tugas bukan buat jadi seperti mereka yang suruh ko, bukan selalu buat apa-apa yang mereka inginkan, tapi buat jadi diri sendiri, bukan diri orang lain.

Kahlil Gibran bilang bgini, “anakmu bukan milikmu, patut kau berikan rumah untuk raganya. Tapi tidak untuk jiwanya…” itu berarti kopu arah dan jalan berbeda dari mereka yang kuasai ko. ko itu sekedar titipan dariNya.
Ko harus dengar perintah yang bicara tentang kebenaran walaupun itu pahit. Maksudnya, kebenaran itu tra pandang bulu, sama siapa saja harus ko ungkapkan. Tra peduli itu orang tua, guru, pacar, presiden sekalipun! Meskipun berat rasanya. Ko harus berani menyatakannya. Kenapa tong harus takut buat berontak demi kebenaran dan kebebasan? Tong tra salah mo!

Kedua, sejumlah kegiatan dan pola umum yang sering dijadikan acuan dalam bertindak. Maksudnya, ko tra perlu terus-terusan lakukan apapun yang diinginkan oleh mereka, atau aktivitas-aktivitas yang tra layak untuk dilakukan. Ko harus tolak. Dan lakukanlah apa yang ko inginkan.

Tapi ingat! kopu kebebasan, tapi tidak melakukan segala hal. Tepatnya, kebebasan harus dimaknai sebagai kebebasan yang bertanggung jawab. Setidaknya, bertanggung jawab terhadap diri sendiri atas pemberontakan yang ko lakukan.

Ketiga, fashion dan gaya hidup yang nge-trend. Ini juga kadang jadi penindas berdarah dingin. Mungkin ko salah satu korbannya. Misalnya, yang ideal tu rambut lurus ato potongan anggota dan sdikit berkilau. Tubuh harus langsing dan berkulit putih. Yah, pokonya hal-hal yang dianggap ideal dalam wilayah eksesoris (penampilan, mode, gaya hidup, de el-el).
 
Ko pasti pernah mati-matian ikut apa-apa yang mereka kastau. Mungkin frustasi dan tra pede karena sesuatu yang kurang dari ko. Merasa tra gaul, dan kuno karena trapu HP, tra pake jelana Janz, kemeja dan lain-lain.
Ko sadar ka tidak kalo fashion dan gaya hidup menjadi penindas? Kenapa menindas? Karena fashion tra pandang ko sebagai individu yang punya pilihan sendiri (autentik). Dalam fashion, semua orang harus serbasama, seragam, dan kompak sesuai dengan pola umum dan kebiasaan yang dianggap benar. Semuanya harus serba ideal.

Dalam wilayah fashion semua orang didorong buat kehilangan identitas dirinya sebagai individu. Semua orang diperlakukan buat ikut perkembangan tertentu. Kolo su kehilangan jati diri sebagai individu yang unik, ko tra mungkin jadi makluk yang bebas. Karena makluk yang bebas adalah makluk yang otonom, alias makluk yang bikin cara hidup beda, tra ikut-ikut dan tra niru-niru. Yo…!, smoga ko bukan kormod (korban mode).

Keempat, Teknologi. Teknologi tu kadang jadi penindas juga. Teknologi yang berteman dengan kehidupan ko setiap hari ternyata jadi monster yang menjajah, menindas, dan memperbudak. Dampak yang dong bikin, misalnya membuat ko tra kreatif, tarasing dari sendiri, kehilangan orientasi hidup atau bersikap serba materialistis.

Ko merasa kurang lengkap kalo tra bawa HP. Kam rasa naik kendaraan itu lebih baik dari pada berjalan kaki. Kam rasa lebih betah berlama-lama depan computer (chating, browsing, main game), dari pada berlama-lama baca kitab suci. Ko pasti pilih naik eskalator dibanding naik tangga di mal-mal. ko merasa teknologi sudah jadi bagian tak terpisahkan dari diri sendiri. Ko tra sadar klu ko lagi tertindas sama mereka.

Padahal ko bisa pede dan tetap bernafas tanpa HP, tanpa mobil mewah. Dunia belum berakhir tanpa kecanggihan teknologi dan ilmu pengetahuan. Ko bisa lakukan apa saja tanpa bantuan mereka to? Mereka bukan apa-apanya ko, mereka bukan bagian dari ko, waktu ko lahir, ko tra bawa apa-apa kan? Ko adalah tubuhmu, pikiranmu dan emosimu yang bercampur menjadi satu. Bukan benda-benda yang ada diluar ko. Makanya hati-hati dengan kemegahan teknologi.

Kelima, kopu diri sendiri. Musuh utama yang sering buat tertindas adalah kopu diri sendiri. kopu diri sebenarnya adalah musuh terbesar, paling kuat dan hebat. Kapan kopu diri jadi penindas? Ko sebenarnya sedang tertindas sewaktu ko sedang merasa malas, rasa sedih, rasa kecewa, dan setumpuk keinginan.

Sedih bisa buat ko jadi malas belajar, badan loyo, putus asa, feel guality. Makanya, ko harus hati-hati dengan kopu diri sendiri. Hidup ini banyak pilihan. Ko bisa jadi orang bodoh dan sebaliknya. ko bisa jadi orang baik dan sebaliknya. Ini kopu hidup, dan oleh karena itu ko harus tentukan sendiri, bukan orang lain.

Ko jangan juga hianati kopu diri. Misalnya, ko mungkin pernah nyontek ka? Klo pernah berarti ko tra pede, bergantung sama orang lain, trapu pendirian, ikuti fashion ato tiru-tiru. Nyontek tu tindakan yang menghianati diri. Makanya, mulai sekarang berhenti tipu diri sudah!. Jang pernah pikir hasil lebih utama dari proses, karena trada hasil tanpa proses.

Mulai sekarang, ko ambil tindakan sendiri. Trausa tunggu orang lain. Tindakan yang made in sendiri. kalo ko mo tau lagi, ko bukan bayang-bayang. Keberadaan ko bukan sekedar bayangan dari seseorang (orang tua, guru, kaka, atau pendeta sekalipun). Ko itu nyata hadir di dunia ini. Karena memang ko nyata, maka ko tra boleh ikut dong seperti bayang-bayang.

Sungguh mati ni, suerr…ko adalah ko, dan ko bukan bayang-bayang dari orang lain ato benda lain. Makanya, kesimpulan tentang benar dan salah tu harus datang dari ko, bukan dari orang lain. Klu su tau ko sedang tertindas, lawan to? Takut buat?

Salam Revolusi “Kita Harus Mengakhiri”



Kasih Sayang dan Persamaan


Khalil Gibran

Sahabatku yang papa, jika engkau mengetahui, bahawa Kemiskinan yang membuatmu sengsara itu mampu menjelaskan pengetahuan tentang Keadilan dan pengertian tentang Kehidupan, maka engkau pasti berpuas hati dengan nasibmu.

Kusebut pengetahuan tentang Keadilan : Kerana orang kaya terlalu sibuk mengumpul harta utk mencari pengetahuan. Dan kusebut pengertian tentang Kehidupan : Kerana orang yang kuat terlalu berhasrat mengejar kekuatan dan keagungan bagi menempuh jalan kebenaran.

Bergembiralah, sahabatku yang papa, kerana engkau merupakan penyambung lidah Keadilan dan Kitab tentang Kehidupan. Tenanglah, kerana engkau merupakan sumber kebajikan bagi mereka yang memerintah terhadapmu, dan tiang kejujuran bagi mereka yang membimbingmu.

Jika engkau menyedari, sahabatku yang papa, bahawa malang yang menimpamu dalam hidup merupakan kekuatan yang menerangi hatimu, dan membangkitkan jiwamu dari ceruk ejekan ke singgahsana kehormatan, maka engkau akan merasa berpuas hati kerana pengalamanmu, dan engkau akan memandangnya sebagai pembimbing, serta membuatmu bijaksana.

Kehidupan ialah suatu rantai yang tersusun oleh banyak mata rantai yang berlainan. Duka merupakan salah satu mata rantai emas antara penyerahan terhadap masa kini dan harapan? masa depan. Antara tidur dan jaga, di luar fajar merekah.

Sahabatku yang papa, Kemiskinan menyalakan api keagungan jiwa, sedangkan kemewahan memperlihatkan keburukannya. Duka melembutkan perasaan, dan Suka mengubati hati yang luka. Bila Duka dan kemelaratan dihilangkan, jiwa manusia akan menjadi batu tulis yang kosong, hanya memperlihatkan kemewahan dan kerakusan.

Ingatlah, bahawa keimanan itu adalah peribadi sejati Manusia. Tidak dapat ditukar dengan emas; tidak dapat dikumpul seperti harta kekayaan. Mereka yang mewah sering meminggirkan keimananan, dan mendakap erat emasnya.

Orang muda sekarang jangan sampai meninggalkan Keimananmu, dan hanya mengejar kepuasan diri dan kesenangan semata.? Orang-orang papa yang kusayangi, saat bersama isteri dan anak sekembalinya dari ladang merupakan waktu yang paling mesra bagi keluarga, sebagai lambang kebahagiaan bagi takdir angkatan yang akan datang. Tapi hidup orang yang senang bermewah-mewahan dan mengumpul emas, pada hakikatnya seperti hidup cacing di dalam kuburan. Itu menandakan ketakutan.

Air mata yang kutangiskan, wahai sahabatku yang papa, lebih murni daripada tawa ria orang yang ingin melupakannya, dan lebih manis daripada ejekan seorang pencemuh. Air mata ini membersihkan hati dan kuman benci, dan mengajar manusia ikut merasakan pedihnya hati yang patah.

Benih yang kautaburkan bagi si kaya, dan akan kau tuai nanti, akan kembali pada sumbernya, sesuai dengan Hukum Alam. Dan dukacita yang kausandang, akan dikembalikan menjadi sukacita oleh kehendak Syurga. Dan angkatan mendatang akan mempelajari Dukacita dan Kemelaratan sebagai pelajaran tentang Kasih Sayang dan Persamaan.

(Dari ‘Suara Sang Guru’)
(Khalil Gibran)

Tok! Sengketa Pilkada Intan Jaya, MK Menangkan Paslon Nomor 3


Sidang MK soal sengketa Pilkada Intan Jaya (Foto: Reni/Okezone)

Reni Lestari, Jurnalis · Selasa, 29 Agustus 2017 - 12:20 WIB


JAKARTA - Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor urut tiga, Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw sebagai pemenang Pilkada Kabupaten Intan Jaya 2017. 

Keputusan ini diambil setelah sebelumya mahkamah memerintahkan KPU Kabupaten Intan Jaya menyelenggarakan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di tujuh TPS pada 11 Juli 2017, yaitu TPS 1, TPS 2, TPS 3, dan TPS 4 Kampung Emondi, Distrik Sugapa. Kemudian TPS 1 Kampung Soali, TPS 2 Kampung Unabundoga, dan TPS 1 Kampung Tausiga, Distrik Agisiga.

"Mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya, menyatakan hasil PSU di tujuh TPS adalah sah," kata Ketua MK Arief Hidayat di ruang sidang MK, Jakarta, Selasa (29/8/2017). 

Sebelumnya, rapat pleno rekapitulasi KPU Provinsi Papua, Sabtu 22 April 2017 menempatkan pasangan nomor urut dua Yulius Yapugau dan Yunus Kalabetme sebagai pemenang, dengan perolehan 33.958 suara. 

Tiga pasangan lain, nomor urut satu Bartolomius Mirip dan Deny Miagoni, memperoleh 8.636 suara, nomor urut tiga memperoleh 31.476 suara dan nomor urut empat Thobias Zonggonau dan Hermaus Miagoni memperoleh 1.928 suara. 

Pemohon atau pasangan nomor urut tiga menduga terjadi rekayasa oleh KPU Kabupaten Intan Jaya atas hasil penghitungan suara tersebut. Surat Keputusan KPU Intan Jaya Nomor: 16/Kpts/KPU-IJ/IV/2017 yang membatalkan Surat Keputusan KPU Intan Jaya Nomor: 14/Kpts/KPU-IJ/IV/2017 menunjukkan perubahan hasil penghitungan suara pada salah satu pasangan calon. 

Perubahan itu terjadi pada hasil penghitungan pasangan calon Natalis Tabuni-Yann Robert. Sebelum penetapan pembatalan surat keputusan, pasangan tersebut memperoleh suara sebanyak 34.720.

 Namun, setelah adanya surat keputusan penetapan hasil rekapitulasi selanjutnya, jumlah suara pasangan Natalis-Yann berkurang menjadi 31.476. Sementara jumlah suara ketiga pasangan lain tetap, masing-masing Bartolomius-Deny 8.636 suara, Yulius-Yunus 33.958 suara, dan Thobias-Hermaus 1.928 suara.

Setelah dilakukan PSU di tujuh TPS, perolehan suara menjadi:
1. Pasangan nomor urut 1 6.167 suara
2. Pasangan nomor urut 2 34.395 suara
3. Pasangan nomor urut 3 36.883 suara
4. Pasangan nomor urut 4  1856 suara 

Dengan demikian, MK memerintahkan KPU melaksanakan keputusan ini. "Memerintahkan termohon untuk melaksanakan putusan ini," tutur Arief seraya menutup sidang. 

Sementara itu, simpatisan pasangan nomor urut dua yang tidak menerima putusan ini menggelar demonstrasi di depan gedung MK. Mereka menyatakan menolak putusan tersebut dan meminta bertemu dengan sembilan hakim konstitusi yang memutus. Sejumlah anggota kepolisian sudah disiagakan untuk mengamankan gedung. 
(ran)