Uskup-Timika,Jhon Philip Saklil pr dan kepala dinas p dan p, Thadeus-Belau (Foto: Mepa) |
Masyarakat
intan jaya alami kesulitan untuk memperoleh kesehatan yang layak. Berbagai
penyakit menyerang masyarakat intan jaya,seperti sakit gigi,luka-luka dan
menceret. Bahkan lebih parah lagi penyakit serambah yang dapat menelan belasan
jiwa manusia di intan jaya, ungkap Thadeus Belau, Kepala
Dinas Pindidikan dan Pengajaran Kabupaten Intan Jaya, Minggu 13 Januari 2013
pukul 11. 35 wit.
Wabah Serambah
menyerang masyarakat distrik Sugapa kampung Jogatapa, Bilogai dan Puyagia belum
termasuk kampung-kampung lain di Distrik Sugapa dan lima Distrik Lainnya, namun
sampai saat ini belum ada upaya-upaya dari dinas kesehatan kabupaten intan jaya,
jelas Belau ketika bertemunya di Saisiga.
usul Belau; “sebaiknya hari-hari libur umat kristiani dilayani oleh tenaga medis yang beragama muslim, demikian juga hari-hari muslim dilayani oleh tenaga medis yang beragama kristen agar pelayanan kesehatan dirasakan benar-benar oleh masyarakat intan jaya”.
Wabah serambah yang menelan 17 korban jiwa di tiga kampung tersebut dimulai dari tanggal 27 Desember 2012 hingga 15 Januari 2013 belum di hitung korban jiwa di pertengahan Januari hingga februhari 2013. Hal ini dikarenakan petugas kesehatan di kabupaten intan jaya sering berlibur berbulan-bulan dikota, entah itu di Timika, Nabire dan Jayapura dan hal ini bukan hal baru, namun ditahun-tahun sebelumnya juga petugas sering berlibur ke kota berbulan-bulan, kata Belau.
lebih lanjut belau menjelaskan; Hari senin tanggal 07 Januari 2013 hanya ada tiga petugas kesehatan yang melayani masyarakat di Puskesmas Jogatapa itupun tenaga honorer.
sedangkan
staf dinas kesehatan sudah tidak melayani selama beberapa bulan hingga memasuki
tahun baru 3013. Jika mental pelayanan seperti ini di biarkan begitu saja,maka
korban jiwa masyarakat intan jaya akan bertambah di tahun-tahun, padahal Uang Otonomi Khusus (OTSUS) di Papua mengutamakan
bidang Pendidikan dan Kesehatan, Tegas Thadeus.
Sementara ditempat yang terpisah Kepala Dinas Kesehatan
kabupaten intan jaya, Jacop Sani SKM ,M.si mengatakan bahwa “ itu bukan wabah,
kalau wabah pasti ada laporan dari petugas di lapangan dan wabah itu biasanya
ada akibat”, kata Sani.
“ Kalau ada wabah pasti kami akan turun kelapangan dan melihat langsung kuburan-kuburan akibat wabah, jadi kematian akhir bulan Desember hingga awal Januari 2013 itu merupakan sakit biasa. Dan kematian itu merupakan kelalaian kepala puskesmas Jogatapa yang kurang kontrol terhadap bawaannya, jadi kepala puskesmas ke luar daerah, maka bawaan juga ikut keluar daerah tanpa tujuan yang jelas”, Tegas Sani.
“ Kalau ada wabah pasti kami akan turun kelapangan dan melihat langsung kuburan-kuburan akibat wabah, jadi kematian akhir bulan Desember hingga awal Januari 2013 itu merupakan sakit biasa. Dan kematian itu merupakan kelalaian kepala puskesmas Jogatapa yang kurang kontrol terhadap bawaannya, jadi kepala puskesmas ke luar daerah, maka bawaan juga ikut keluar daerah tanpa tujuan yang jelas”, Tegas Sani.
Menurut Yacop ” Hal
inilah yang membuat banyak penderita dan kematian pada masyarakat, selain itu
dinas kesehatan juga kurang tenaga untuk melayani. Karena yang melayani hanya
tenaga honorer, sedangkan staf sudah ada gaji, tapi staf terbang-terbang dan hilang-hilang
berbulan-bulan di kota. Padahal kepala dinas kesehatan sudah memberi tahu
bawaannya bahwa; hari minggu juga harus layani masyarakat yang sakit, karena
kita percuma saja ke gereja apabila kita tidak melayani dengan benar”.
Harap Sani; “ dinas kesehatan bisa datangkan tenaga ahli dari luar tapi itu juga butuh dana yang cukup, untuk itu saat ini pemerintah daerah kabupaten intan jaya musti mendanai putra-putri intan jaya yang siap masuk di tenaga perawat dan bidan untuk tahun-tahun mendatang”.
Harap Sani; “ dinas kesehatan bisa datangkan tenaga ahli dari luar tapi itu juga butuh dana yang cukup, untuk itu saat ini pemerintah daerah kabupaten intan jaya musti mendanai putra-putri intan jaya yang siap masuk di tenaga perawat dan bidan untuk tahun-tahun mendatang”.
“harus ada dua kelas, satu kelas untuk bidan dan satu kelas
untuk perawat, karena gedung-gedung sudah banyak kami bagun, namun sumber daya
manusia kami belum bangun, untuk itu Studi kelayakan Dinas kesehatan sudah kami
seminarkan dan master plan sudah kami masukan usulan ke Bupati, jadi selama
tiga tahun kita bagun sumber daya manusia dan tiga tahun kami bagun gedung
rumah sakit”, tegasnya.
Tenaga Bidang dan Perawat amat sangat kurang di intan jaya, maka
kami dari dinas kesehatan mengharapkan pemerintah kabupaten intan jaya, dalam
hal ini Bupati kabupaten intan jaya, untuk menyiapkan sumber daya manusia dalam
bidang kesehatan selama tiga tahun ini, harapnya. ** Maisini **