INTAN JAYA-Anak-anak Enam (6) Gereja di Kepala air Dogabu tidak sekolah, ungkap salah satu ibu janda di kampong Pesiga, minggu 15 Januari 2017 pukul 1. 45 wit.
Enam gereja itu; Gereja Kihomu, Pesiga, Dapa, Magalogae, Jommu dan gereja Sonetapa. Ibu janda yang mempunyai enam anak itu menjelaskan; di enam gereja itu ada satu orang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Intan Jaya dan banyak mahasiswa, namun mereka telah membongkar sekolah dan perumahan guru yang ada di Pesiga, ungkap ibu janda itu.
“kami telah membawa anak-anak kami ke Sekolah Dasar (SD) Yayasan Pendidikan Dan Persekolahan Katolik (YPPK) Santo Misael Bilogai dan SD Inpres Jogatapa, namun guru-guru di dua (2) SD itu katakan; kamu masyarakat dari kepala air tidak tahu jaga Guru dan Bangunan sekolah, makanya kami tidak terima anak-anak dari kepala air.
Ini kepentingan pribadi yang korbankan anak-anak enam gereja tidak bisa sekolah, Ungkapnya . ” jadi anak-anak enam gereja yang tidak sekolah ini Dosa Siapa? Dan tagungjawab siapa? Tuturnya.
Lebih lanjut; ibu janda itu menjelaskan sekolah di kampung Pesiga sudah tutup sejak tahun 2014 hingga tahun 2017 ini, sehingga ibu janda itu bersama mama-mama dari enam (6) gereja itu meminta pertolongan dari pemerintah kabupaten intan jaya dalam hal ini dinas pendididkan kabupaten intan jaya untuk memperhatikan nasib generasi enam gereja di kepala air dogabu.
selain pemerintah, mama-mama itu juga meminta pertolongan pihak-piah yang peduli tentang Pembagunan generasi masa depan intan jaya , agar kedepannnya anak-anak enam gereja ini bisa membaca dan menulis. Tutupnya. (Misael Maisini)