Pater Damianus Adii, Pr Ke-2 Dari Kanan Yang Pake Kaca Mata (Foto: Migani) |
PAROKI BILAI- Walaupun
medan yang berat; gunung, sungai, lembah dan bukit, namun para pelayan hamba
Tuhan di dekenat moni puncak jaya selalu semangat dalam memberi pelayaan kepada
Umat tentang pentingnya mendekatkan Hidup umat akan ajaran-ajaran Yesus Kristus, ucap Menetawabulikiba Otolinus Dendegau, S. ip
beberapa tahun lalu.
Rabu 23 Januari 2013 pukul 3. 25 wit kami hendak menonton permainan bola kaki di halaman SD YPPK Santo Tilemans Bilai, disana kami berjumpa dengan Pater Paroki setempat bersama Dewan Paroki setempat saat itu, kita saling bersalaman lalu Pater mengajak Maisini untuk pergi ke pastoran.
Pater Damianus Y. AW Adii, Pr dan Dewan Paroki Bilai, Menetawabulikiba
Otolinus Dendegau, S. ip menerima Maisini di pastoran Bilai.
Beberapa
menit kemudian Dendegau menceritakan kegiatan Orang Mudah Katolik (OMK) Santo
Yohanes Pemandi Paroki Bilai. “Selama lima puluh (50) tahun lebih gereja santo
Yohanes Pemadi sudah ada di Distrik Homeyo kampung Bilai, namun belum terbentuk
Orang Muda Katolik (OMK) karena kurangnya kesadaran betapa pentingnya OMK,
selain itu kurangnya sumber daya manusia (SDM), maka kami baru melangka dalam
beberapa tahun lalu, kurang lebih usia Orang Mudah Katolik Bilai sudah menjalan
dua tahun”.
Otolinus mengatakan; “Walaupun usia gereja santo Yohanes Pemandi bilai sudah
lima puluh tahun, namun kegiatan OMK merupakan hal yang baru, maka kami
mendidik orang yang sekolah maupun orang yang tidak sekolah secara
sungguh-sungguh dari kelemahan dan ketertinggalan agar secara pelan-pelan kami
ingin samakan dengan OMK-OMK yang ada di kota-kota”.
Diparoki Bilai ada empat wilayah, yaitu; wilayah satu ada lima stasi, wilayah dua ada empat stasi, wilayah tiga ada lima stasi dan wilayah empat ada tujuh stasi, jadi paroki bilai ada dua puluh stasi. Dua puluh stasi yang ada di paroki bilai medannya sangat berat dan jauh, sehingga biasanya berjalan kaki selama dua sampai tiga hari, namun masyarakat tetap semangat untuk mengikuti kegiatan OMK.
Saat Musyawarah Pastoral (MUSPAS) Di Bilai (Foto: Migani) |
Diparoki Bilai ada empat wilayah, yaitu; wilayah satu ada lima stasi, wilayah dua ada empat stasi, wilayah tiga ada lima stasi dan wilayah empat ada tujuh stasi, jadi paroki bilai ada dua puluh stasi. Dua puluh stasi yang ada di paroki bilai medannya sangat berat dan jauh, sehingga biasanya berjalan kaki selama dua sampai tiga hari, namun masyarakat tetap semangat untuk mengikuti kegiatan OMK.
Di paroki bilai hanya ada satu petugas pastoral ditambah dengan empat puluh lima pewarta yang pernah sekolah dan ada juga pewarta yang belum pernah sekolah. Yang tidak pernah sekolah merupakan tantangan berat dalam membaca, namun bisa kotbah, hal ini merupakan bahasa roh yang mengerakan, dalam keadaan seperti itu ada warna baru dalam paroki bilai selama satu tahun dua minggu ini.
Tambah Otolinus; OMK Paroki bilai merupakan orang-orang yang sekolah maupun orang-orang yang tidak sekolah, kalau OMK hanya untuk mereka yang sekolah, maka mereka yang tidak sekolah mau dibawa kemana.? Jadi ada orang tua yang ikut terlibat, saat menerima materi orang-orang tua sangat kecewa dan mereka katakan bahwa; coba dulu juga ada OMK boleh supaya kita juga menerima materi-materi seperti ini dan menghidupkan gereja ini dari dulu, jadi orang tua yang ikut kegiatan OMK sangat senang dengan kegiatan-kegiatan OMK yang selama ini kami lakukan. Materi yang dibawakan diantaranya pengetahuan iman yang disesuaikan dengan kebutuhan orang muda katolik paroki bilai secara terjadwal.
sementara menurut Pater
Damianus Y.AW Adii, Pr latar belakang orang tua terlibat, karena
paroki ini tidak ada pemimpin profesional, maka dalam keadaan seperti ini
mereka butuh pendidikan “Amat Sangat Membutuhkan Pendidikan”
secara formal maupun non formal, sehingga dalam waktu ini mereka sangat
terlibat.
Dalam paroki ini ada orang tua yang berjiwa muda yang terlibat penuh dalam kegiatan OMK. Menurut Pater Adii, “Paroki lain mengerti hanya itu tingkat pelajar, sebenarnya bukan begitu, didalam OMK itu ada tiga (3) hal;
1. Tingkat Dasar, SD kelas lima (5) ke bawa itu yang disebut Missioner
atau sekolah minggu
2. Remaja Katolik
3. OMK itu semua orang yang berjiwa muda, itu antara umur lima belas (15) sampai dengan umur tiga puluh sembilan (39) tahun, untuk itu paraoki bilai memakai konsep semua orang muda yang berjiwa mudah, jadi arti OMK yang sebenarnya itu semua umat yang berumur lima belas sampai tiga puluh sembilan tahun”, Tutur Adii.
Dalam paroki ini ada orang tua yang berjiwa muda yang terlibat penuh dalam kegiatan OMK. Menurut Pater Adii, “Paroki lain mengerti hanya itu tingkat pelajar, sebenarnya bukan begitu, didalam OMK itu ada tiga (3) hal;
1. Tingkat Dasar, SD kelas lima (5) ke bawa itu yang disebut Missioner
atau sekolah minggu
2. Remaja Katolik
3. OMK itu semua orang yang berjiwa muda, itu antara umur lima belas (15) sampai dengan umur tiga puluh sembilan (39) tahun, untuk itu paraoki bilai memakai konsep semua orang muda yang berjiwa mudah, jadi arti OMK yang sebenarnya itu semua umat yang berumur lima belas sampai tiga puluh sembilan tahun”, Tutur Adii.
Selama kegiatan OMK siswa-siswi dari SMP Negeri 2 Homeyo dan SMP Negeri 1 Wandae serta SD yang ada di dua Distrik ini diberi ijin oleh guru-gurunya. Hal ini terdorong dari visi umum paroki bilai yang “Ingin Melangka Dari Kelemahan Dan Kekurangan Menatap Masa Depan Beriman Dan Berpengetahuan”.
Umat Katolik Dan Protestan Di Intan Jaya, Saat Mendengarkan Kotba Uskup Timika, Jhon Philip Saklil Pr (Foto: Migani) |
kepada orang muda katolik paroki Bilai.
Sekedar untuk diketahui, saat ini, tahun 2016 wilayah paroki
Bilai sudah ada pemekaran Kuasi Paroki yang medannya sangat jauh. Kuasi Paroki
Mbugulo dan yang menjadi ketua Kuasi Paroki saat ini, Menetawabulikiba Otolinus
Dendegau, S. ip.
Saat bertemu Dendegau beberapa waktu lalu; dirinya meminta
kepada Mahasiswa, Intelektual dan masyarakat Mbugulo untuk naik ke Mbugulo dan
membangun Mbugulo, bukan nya membangun kabupaten orang lain di Nabire. Dirinya
mengharapkan itu, karena masyarakat Mbugulo kebanyakan ada di Wadio dan menjadi
warga Wadio, ini memalukan, masyarakat mbugulo musti naik ke mbugulo dan membangun
mbugulo kedepannya, harapnya. ( * Misael
Maisini * )