SD Santo Fransiskus Asisi Jalai Membutuhkan Penambahan Ruang Kelas Dan Perumahan Guru



JALAI-INTAN JAYA-Sekolah Dasar (SD)Yayasan Pendidikan Dan Persekolahan Katolik (YPPK) Santo Fransiskus Asisi Kampung Jalai memiliki Empat (4) Kelas dan Satu Kantor, ungkap Kepala Sekolah Jalai, Felix Pogau, A. Ma. Pd Saat bertemunya di Jalai, Minggu 25 September 2016 pukul 3. 35 Wit.

Perumahan Guru Dan SD YPPK Santo Fransikus Asisi Jalai (Foto: Migani)
Pogau menjelaskan; SD di Jalai Sudah Di bangun oleh Misi Katolik sejak tahun 1980-an dan dirinya buah kedua dari SD tersebut, saat itu guru yang mengajar di SD Jalai, Saat Ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Intan Jaya, Piter Tabuni S. Pd, Leonardus Sondegau selaku Kepala Dinas Perhubungan dan Yudas Weya, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Intan Jaya.  Namun SD ini dibangun hanya Empat (4) Kelas dan satu kantor. Sehingga anak-anak kelas Lima (5) dan enam harus ke SD Inpres Jogatapa dan SD YPPK Santo Misael Bilogai.

Lebih lanjut Felix menjelaskan; dirinya masih mengunakan rumah pribadi yang dibangun sendiri dan satu buah rumah guru swadaya masyarakat yang dibangun oleh masyarakat Jalai untuk guru-guru yang akan bertugas disana. 

Rumah swadaya masyarakat itu pernah dihuni oleh ketiga (ke-3) kepala dinas yang sudah disebut tadi dan ada satu buah rumah guru yang terdiri dari dua pintu, maka dirinya sebagai kepala Sekolah SD YPPK Santo Fransiskus Jalai bersama masyarakat kampung Jalai “Amat Sangat Mengharapkan Bantuan Pemerintah Kabupaten Intan Jaya Dan Yayasan Tillemans, Untuk Memperhatikan Keluhan Masyarakat Jalai, Supaya Ada Penambahan Gedung Kelas Lima, Enam Dan Juga Perumahan Guru Kedepannnya, Supaya Anak-Anak Kami Yang Selalu Jalan Kaki Ke Jogatapa Dan Bilogai Tidak Lagi Jalan Kaki Kesana”, namun  dengan adanya penambahan gedung kelas dan perumahan guru bisa membantu kami kedepannnya.  


Pogau Mengaku; saat ini SD Jalai butuh guru Penjaskes dan guru Kesenian, karena sementara ini hanya ada Tiga guru di SD Jalai, masing-masing; Felix Pogau, A. Ma. Pd sebagai Kepala Sekolah yang mengajar kelas Satu, Blandina Kaanubun sebagai Guru Honor dan Bendahara yang mengajar kelas Dua dan Empat serta Marta Farneubun sebagai Guru Honor dan Operator Sekolah yang mengajar kelas Tiga. Oleh sebab itu Pogau sebagai kepala sekoalah Jalai bersama masyarakat  Jalai mengharapkan bantuan pemerintah kabupaten intan jaya bersama Yayasan Tillemans untuk memperhatikan nasib masa depan anak-anak SD Santo Fransiskus  Asisi Jalai.


Ditempat yang sama salah satu tokoh pemuda Jalai, Thomas Nambagani mengharapkan; Setiap Kepala Sekolah perlu kaderisasi guru-guru di setiap SD yang ada di intan jaya dan khususnya Kepala Sekolah Yayasan Katolik perlu kaderisasi guru-guru, kaderisasi putra-putri daerah yang sedang pengaguran, karena Nambagani melihat dibeberapa kampung ada anak-anak yang sudah selesai SMA dan Sarjana, namun tinggal pengaguran saja, oleh sebab itu Nambagani mengharapkan setiap kepala Sekolah Yayasan Katolik agar mengkaderisasi setiap pengaguran apabila ada anak-anak penganguran ingin mengajar disetiap kampung yang mempunyai Sekolah. harapnya. 


Sekedar untuk diketahui ada Empat kelas di SD Jalai, namun Satu kelas sudah rusak, jadi tinggal tiga kelas yang masih baik, yang terdiri dari kelas I A, II A, III A dan IV A, di kelas  I A terdiri dari 25 anak laki-laki dan 20 anak perempuan, kelas II A terdiri dari 19 laki-laki dan 14 perempuan, kelas III A terdiri dari 13 laki-laki dan 13 perempaun dan kelas IV A terdiri dari 6 laki-laki dan 5 perempaun, jadi jumlah keseluruhan siswa di SD Jalai 115 Siswa, dari 115 siswa tersebut 86 siswa Kristen Katolik dan 29 siswa Kristen Protestan. ( ** Maisini  Misael ** )