Mama Sophia Sani sedang Jual Sayur Kol |
INTAN JAYA-Pasar merupakan tempat dimana masyarakat
berterangsaksi antara satu sama yang lain, namun pasar dipapua tidak dihiraukan
oleh pejabat papua,entah itu ditingkat provinsi, kabupaten dan Distrik,
sehingga mama-mama Papua pada ummnya harus berjualan hasil bumi mereka beralaskan
langit. Jika mau dikatakan pasar merupakan tiang penopang politik ,jika ekonomi
mati, maka tiang politik juga akan mati, namun pemerintah papua tidak menyadari
hal ini sebagai sesuatu yang sangat
penting bagi kehidupan masyarakat papua pada umumnya.
Di
intan jaya mama-mama yang dulunya berjualan disamping lapangan sepak bola
Jogatapa Sugapa-Intan Jaya sudah di pindahkan oleh pemerintah ke jalan
Mamba-Titigi, sehingga mama-mama yang ingin jualan hasil bumi harus terpencar
kemana-mana untuk pasarkan hasil bumi mereka. Ada yang berjualan di bandara
Soko Paki, ada yang jualan di samping bank Papua di Jogatapa.
Kamis
17 Januari 2013 pukul 09.35 ada mama-mama yang sedang berjualan di samping
kanan Bank Papua di Jogatapa, tiba-tiba datang seoarang anggota Polisi Pamung
Praja (POL PP) yang hendak menyuruh mama-mama tersebut untuk tidak berjualan di
tempat tersebut, mama-mama itu ada yang melawan dan ada juga yang mendengar
lalu pindah ke tempat semula di samping lapangan sepak bola di jogatapa.
Saya
mengikuti sala satu mama yang sedang memasarkan sayur kol, disana saya
wawancara tentang apa yang disampaikan oleh petugas POL PP kepada mama Sophia
Sani. Mama Sophia Sani mengatakan; pasar memang pemerintah sudah bagun di
mamba, tapi pasar itu jauh dan juga ditempat tersebut hasil bumi kami tidak
akan laku, maka kami mama-mama tidak mau pinda ke pasar yang sudah di bagun
oleh pemerintah. Kita mama-mama jual hasil bumi ditempat ini dapat keuntungan
yang cukup, karena pusat keramaian dari pemerintah maupun masyarakat intan jaya
pada umumnya dilakukan di tempat ini.
Sementara
salah satu mama yang sedang berjualan ditempat yang sama mengatakan bahwa;
pemerintah harus menyiapkan pasar ditempat yang strategis, agar mama-mama bisa
jualan hasil bumi yang bisa mendapatkan keuntungan, kami mama-mama naik turun
gunug, lalui bukit dan sungai ke tempat ini dengan harapan bahwa hasil bumi
yang kami pasarkan bisa laku untuk membeli kebutuhan keluarga, selain membeli
kebutuhan keluarga kami juga biaya anak-anak kami yang sedang sekolah di Intan
Jaya, Nabire, Timika, Jayapura, Manokwari, Manado, Jogjakarta dan di makasar. Kalau
masih begini terus, kami mau pasarkan hasil bumi dimana? Karena hasil bumi kami
akan rugi, sehingga kami tidak bisa membeli kebutuhan untuk keluarga dan juga
tidak bisa membiayai anak-anak kami yang sedang sekolah.
Sedangkan
menurut Kornelis Sondegau salah satu anggota Polisi Pamung Praja mengatakan
bahwa; kami larang mama-mama berjualan hasil bumi di tempat ini, karena dekat
dengan kantor-kantor dan rumah pejabat, sehingga akan menganggu aktivitas
pemerintah. Tambahnya; Lalu ada ketabrakan ditempat ini, karena masyarakat
terlalu banyak yang memeleh jalan kendaran yang hendak lewat. Jadi dalam
beberapa bulan kedepan akan ada pasar yang siap dipakai oleh mama-mama,
sehingga mama-mama harus diarahkan kesana demi menjaga lancarnya aktivitas
pemerintah kabupaten intan jaya kedepan.