Foto: Martinus Nayagau |
INTAN
JAYA-Sosialisasi
Tahap Ke-2 Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya (KOMISI) yang
menjadi ketua panitia Rufinus Japugau mengatakan bahwa; walaupun medan di Intan
Jaya begitu berat untuk jalan kaki dari daerah ke daerah, namun kami tetap
lakukan sosialisasi dari tahun ke tahun, karena pekerjaan ini merupakan
pekerjaan rutinitas kerja dalam setiap tahun, sehingga mau tidak mau, suka
tidak suka, senang tidak senang kami akan turun di setiap tahun dan pekerjaan
ini juga merupakan suatu penghayatan akan hati Yesus, karena Yesus memihak
kepada kaum miskin, lemah dan kaum yang dikorbankan dalam tatanan hidup
masyarakat.
Sedangkan
menurut sekretaris KOMISI karel Kobogau mengatakan bahwa; semua pekerjaan
sosialisasi ini akan dikembalikan kepada Hukum Alam, sehingga siapapun yang
tidak mendengar sosialisasi dari KOMISI,Maka alam-lah yang akan mengambil ahli,
dalam arti bahwa; alam yang akan kutuk orang-orang yang mengorbankan masyarakat
Intan Jaya atas alam Intan Jaya.
Sosialisasi tahap ke-2 di lakukan di
Gereja – Gereja di Distrik Sugapa dan Distrik Homeyo.
KOMISI
lakukan sosialisasi tahap ke – 2 dimulai dari gereja Baitapa pada hari minggu
tanggal 22 juli 2012. Sosialisasi ke-2 dilakukan di Gereja Magalogae pada hari
minggu tanggal 29 juli 2012. Dan hari kamis tanggal 3 Agustus 2012 kami bagi
anggota untuk ke Distrik Homeyo dan untuk ke Titigi dan Joambilli di Distrik
Sugapa.Yang pergi sosialisasi di distrik Homeyo, kabupaten intan jaya,
dibawa pimpinan Karel Kobogau bersama ketua panitia sosialisasi Rufinus Japugau
dan yang ke Titigi dibawa Pimpinan Misael Maisini bersama Martinus Selegani.
Foto: Tonce Sondegau |
Yang ke
Distrik Homeyo; Tonce Sondegau, Aprianus Tipagau, Arnol Bagubau, Martinus
Nayagau, Maximus Japugau, Yulianus Japugau, Thomas Nayagau, Rufinus Japugau,
Emanuel Japugau, Kerel Kobogau, Hans Nayagau, Omil Jagani, sedangkan yang pergi
sosialisasi di Titigi dan Joambilli adalah; Demos Nambagani, Martinus Selegani,
Misael Maisini, Philipus Nambagani, Misael Sondegau, Arson Janambani, sedangkan
yang jaga sekertariat KOMISI di Kompleks Misi Katolik di Bilogae adalah
Kristianus Selegani dan Yustinus Selegani.
Sosialisasi yang dilakukan di Distrik Homeyo dimulai di Pogapa pada hari
sabtu tanggal 4 Agustus 2012 yang dimulai dari jam 06.00 – 12.00 wpb.
Yang menjadi pembawa materi dalam sosialisasi ini adalah KOMISI yang dibagi
dalam beberapa bidang, yaitu diantaranya bidang; Budaya,Tanah,Pertambangan dan
HIV/AIDS.
Yang
membawa materi tentang Budaya Adalah Aprianus Tipagau, Ketua Panitia Rufinus
Japugau, Arnold Bagubau dan Emiel Ulau dari Tokoh Pemuda, sedangkan yang
membawa materi tentang Pertambangan adalah Martinus Nayagau dan Sekretaris
KOMISI Karel Kobogau dan yang membawa materi tentang Tanah adalah Emanuel
Japugau dan ketua panitia Rufinus Japugau dan yang membawa materi tentang HIV/AIDS
adalah sekretaris KOMISI Karel Kobogau dan Tendi Bagubau. Sosialisasi ke-2 di
Distrik Homeyo di lakukan di Bilai pada hari Selasa tanggal 7 Agustus 2012.
Dari hasil
sosialisasi di Distrik Homeyo ketua panitia Rufinus Japugau mengatakan
bahwa; sudah mencapai hasil yang maksimal. Hasil maksimal ini ditandai dengan
adanya dukungan dari kepala-kepala kampung,kepala suku,tokoh pemudah, tokoh
perempuan,tokoh masyarakat dan juga tokoh gereja. Pada akhir sosialisasi KOMISI
bersama masyarakat di Distrik Homeyo sudah melarang keras budaya SAPUSA dan
budaya sapusa sudah toki meja oleh seluruh komponen masyarakat di Distrik
Homeyo bahwa; budaya sapusa bukan budaya suku migani di Intan Jaya. Masyarakat di Distrik Homeyo juga berpesan
agar KOMISI tidak berhenti di sini saja, tetapi harus turun sosialisasi dari
tahun ke tahun.
Foto: Maximus Japugau |
KOMISI
Menyampaikan bahwa KOMISI akan mencoba turun di setiap tahun dengan
segala upaya untuk memproteksi alam dan manusia intan jaya dari bahaya
kepunahan dan kehancuran. Pada hari kamis tanggal 9 Agustus 2012 anggota KOMISI
yang lain ikut pesawat dengan bantuan masyarakat dan pastor paroki bilogae bersama
klasis Homeyo. Begitu semuanya kumpul di Bilogae – Sugapa Intan Jaya, maka
KOMISI lanjutkan Sosialisasi di Bilogae pada hari sabtu dan minggu tanggal
11-12 Agustus 2012 dan Sosialisasi akan dilanjutkan di Wabo Agapa pada hari
minggu tanggal 20 Agustus 2012.
Dari hasil
sosialisasi di Distrik Sugapa dan Distrik Homeyo masyarakat pada umumnya kuatir
akan Limba Tambang, karena masyarakat Intan Jaya pada umumnya berkebun dan
bermukim di pinggiran kali Wabu, kali Dogabu, Kali Mbiabu dan kali-kali
laninnya yang ada di Intan Jaya.
Sedangkan
ditanya tentang HIV/AIDS Mereka sangat kuatir, karena baru pemekaran saja
masyarakat malas kerja kebun, karena masyarakat intan jaya hanya harap enak,
sehingga harga diri perempuan didaerah ini akan lebih murah dari harga gorengan
di pasaran, sehingga masyarakat di daerah intan jaya akan dengan mudah kena
HIV/AIDS. Masyarakat Intan Jaya juga usulkan ke KOMISI penagulangan HIV/AIDS
Provinsi Papua agar orang-orang yang kena HIV/AIDS harus dipublikasikan dalam
setiap bulan sekalian dengan gambar-gambar orang yang kena HIV/AIDS, agar
masyarakat dapat melihat gambar-gambar tersebut.
Foto: Misael Maisini |
Gambar
tersebut bukan untuk menakuti masyarakat, tapi agar masyarakat bisa melihat dan
percaya untuk mengatasi penyakit HIV/AIDS dengan berbagai cara sesuiai
dengan gaya dan cara mereka masing-masing,karena selama ini kami masyarakat
tidak lihat upaya-upaya pemerintah provinsi papua dalam menangani bahaya
HIV/AIDS secara terang-terangan, namun bahaya penyakit ini tidak pernah di
tempel di tempat – tempat umum seperti baliho-baliho, agar masyarakat pada
umumnya bisa tahu tentang jumlah penderita HIV/AIDS di Papua.
Akhir dari
sosialisasi itu Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya (KOMISI)
Menyatakan kesimpulan mereka dalam bahasa setempat dengan sebuah Istilah“ I Kago Biawagaa tau gedigioo,
Biawaga tau indi diago, ndugu ngga digi tuyago daune, sagene, digi saita
munipamagata tope ndaya, mundia damagata Enoa hititogogo Himata Nuaoo ta
ditogogo, Alu iwa bega; Ndunine, punine datage ogotidegapa hegaidogogo, Biawaga
tau ogondogogo mundama iwa diwidio, dajigigi Biawaga tau digige hidiagoo;
Dinuwa ago allu tawa diandoggo, mundama iwa, hewagatogama iwa diadegaoo”.
Kami KOMISI merupakan sebuah burung yang tidak
punya sayap yang selalu merawat dan membesarkan buah merah dan buah jambu.
Begitu buah itu sudah besar, kami KOMISI Tidak pernah nikmati buah tersebut,
karena kami KOMISI tidak punya sayap, sehingga buah-buah itu dinikmati oleh
burung-burung yang punya sayap.
Sugapa-Intan, Selasa 22 Agustus 2012
“Kekompakan, Kesepakan dan
Kesemangatan Kita Adalah Kekuatan Kita”