Paulus berani
menyebut orang Kristen sebagai kebenaran! Saya tidak tahu seberapa banyak dari
antara orang Kristen yang bisa Anda gambarkan sebagai pernyataan dari
kebenaran. Lihatlah 2 Korintus 6:14. Pernahkah Anda dipermalukan oleh ayat ini?
Kita sering mengutipkan ayat ini untuk memberitahu orang Kristen agar tidak
menikahi orang non-Kristen. Mengapa? Nah, di sini disebutkan, Janganlah kamu
merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.
Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau
bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Paulus memahami bahwa
seorang Kristen tidak sekadar memiliki kebenaran, tetapi seorang Kristen adalah
kebenaran dari Allah. Jadi dia berkata, "Persamaan apa yang terdapat
antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau antara gelap dengan terang?" Orang
Kristen adalah terang. Dia bukan orang yang diharapkan untuk menjadi terang
suatu hari nanti.
Dia adalah terang atau dia bukan orang Kristen, itu saja.
Alkitab memiliki
garis pemisah yang tegas, bukan garis kabur di mana Anda tidak tahu apakah Anda
sudah melintasinya. Garisnya tajam dan jelas. Anda adalah terang atau Anda
bukan orang Kristen. Anda benar atau Anda bukan orang Kristen. Dan karena Anda
benar dan adalah kebenaran Allah, jadi persamaan apakah yang ada antara
kebenaran dengan kedurhakaan? Jika Anda tidak benar, wajar kalau Anda berkata,
"Apa masalahnya kalau aku menikahi orang non-Kristen?" Tentu saja,
jika Anda bukan kebenaran, Anda tidak akan tahu apa masalahnya jika Anda menikahi
orang non-Kristen karena Anda sendiri tidak tahu apa itu kebenaran, dan
ketidak-benaran. Jadi, tentu saja, perbatasannya menjadi kabur dan Anda tidak
tahu bedanya. Setiap orang yang merupakan ciptaan baru akan segera tahu. Dia
tidak perlu diberitahu berulang-ulang. Dia tahu: Aku adalah perwujudan
kebenaran Allah, oleh kasih karunia-Nya, dan dengan demikian, aku tidak akan
berpasangan dengan kedurhakaan." Paulus sanggup berbicara dalam
ungkapan-ungkapan yang bersifat mutlak dan hal ini sangat menyegarkan di tengah
kekristenan zaman ini yang sudah sangat diencerkan, di mana tak ada sesuatu
yang bisa dinyatakan secara tegas sebagai yang hitam atau yang putih atau garis
pemisahnya berada di tempat yang salah.
Jadi sekarang
kita sampai pada pokok yang terakhir. Mulai sekarang, saya pikir kita semua
mulai mengerti mengapa di bagian awal saya menyatakan bahwa kebenaran adalah
kunci, inti, isi dan landasan dari ajaran Tuhan. Saya harap Anda mulai memahami
dengan baik, bahwa bukan sekadar Anda akan diselamatkan, tetapi juga ketika
Anda mejelaskan hal itu kepada orang non-Kristen, saat Anda bersaksi kepada
orang lain, maka Anda bisa menunjukkan arah jalan menuju kehidupan dan bukannya
menyebabkan dia menjadi tersandung; dan Anda tidak menjadi orang buta yang
menuntun orang buta, lantas ketika Anda jatuh ke dalam lubang, orang itu jatuh
ke lubang yang sama dengan Anda.
Jangan pernah lagi mengobral Injil dengan
berkata, "Yah, tak masalah apakah ada kebenaran atau tidak di dalam
hidupmu. Percaya saja pada Yesus dan Dia akan mengampuni dosa-dosamu. Dan, jika
engkau hidup di dalam dosa, tak masalah, Allah memahaminya; Dia sangat sabar;
Dia sangat baik." Ajaran macam apa ini? Ini bukanlah pesan dari Injil.
Jadi ingatlah
baik-baik, menjadi manusia baru adalah isi dari keselamatan-kuasa Allah
mengubah orang berdosa, mengubah gelap menjadi terang. "Dahulu kamu
adalah kegelapan," kata Paulus, "tetapi sekarang kamu adalah
terang." Paulus bukan berkata bahwa kamu 'memiliki' terang
melainkan kamu adalah 'terang bagi dunia'. Itulah bahasa yang digunakan
oleh Paulus. Sangat mudah untuk dipahami, sangat jelas jika Anda memahami bahwa
kebenaran adalah dasar pokok dari Alkitab. Keselamatan adalah pernyataan dari
kuasa penyelamatan Allah di dalam hidup kita dan Anda menjadi kebenaran Allah.
Demikian besar
perhatian Allah pada kebenaran sehingga kita baca di dalam 2 Petrus 3:13, Tetapi
sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru,
di mana terdapat kebenaran. Allah begitu mencintai kebenaran, Dia sangat
memperhatikan kebenaran sehingga ketika Dia menciptakan langit dan bumi yang
baru, kebenaran akan berdiam di sana. Tahukah Anda apa maksudnya? Setiap kali
Allah membuat ciptaan baru, entah yang rohani atau yang jasmani, selalu dengan
niat dan tujuan utama agar kebenaran berdiam di sana. Jadi di dalam 2 Petrus
3:13, rasul Petrus berkata bahwa akan ada langit dan bumi yang baru di mana
kebenaran berdiam. Itu adalah penglihatan yang membakar hati Petrus. Dia
berkata, "sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan
bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran."
Dengan demikian
kebenaran berarti menjadi serupa dengan Yesus. Di dalam 1 Yohanes 2:1 Yesus
digambarkan sebagai yang adil (the righteous atau yang benar).
Dia adalah yang adil; Dia adalah kebenaran. Dan kita, sebagai umat yang baru,
menjadi serupa dengan Dia, bukan karena kita lebih baik dari pada orang lain,
bukan karena kita memiliki dasar yang baik, melainkan karena Dia menjadikan
kita seperti itu. Kita bersyukur kepada Allah atas keselamatan yang luar biasa.
Sumber: http//:www.
Cahayapengharapan.Org