TAK ADA YANG KATAKAN ITU AKAN MUDAH


“Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra,… Menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun didalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara” (Kisah 14:21, 22).

Apa yang timbul dalam pikiran Anda ketika membaca buku Kisah Para Rasul adalah bahwa teman-teman Yesus saja pun menderita. Seandainya Dokter Lukas membiarkan baris tentang “sengsara” itu di luar ayat kita hari ini. Tetapi tidak dilakukannya. Karena dipercayakan dengan tugas paling besar di bumi meminta harga yang amat mahal.

Di satu bandara di Denver saya memperhatikan dua orang pria dalam jubah kependetaan. Saya pikir sebaiknya bergabung dengan mereka, tetapi segera saya menyadari kalau mereka mengucapkan bahasa yang asing. Akhirnya sang rabi itu pergi. “Bahasa apakah itu?” Saya bertanya kepada pria dengan kerah baju pendeta. “Kami berdua dari Romania,” jawabnya. “Oh, ya, saya seorang pendeta juga,” saya berkata. Ia mengangguk. “Gereja apa?” Sekarang bila orang-orang menanyakan gereja Anda, Anda menarik napas dalam, tatap mata mereka, dan katakan, “Masehi Advent Hari Ketujuh.”

Pria itu tersenyum. “Oh, saya mengenal orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh. Saya mengenal mereka ketika mereka berada di penjara.” Hati saya rontok – hanya kebetulan saya bertemu dengan seorang pendeta penjara yang mengenal beberapa penjahat Advent! “Sebenarnya kami berada di penjara bersama-sama.” Ternyata saya berhadapan dengan pendeta dan penulis Lutheran yang terkenal, Richard Wurmbrand, yang di penjarakan atas imannya di Romania Komunis.

“Oh, ya saya mengenal kalian orang-orang Advent di penjara. Mengapa, orang-orang kalian memberi persepuluhan di sana!” Saya mengira agak aneh kalau mereka mengumumkan persepuluhan mereka kepada para tahanan. “Setiap hari kami menerima sepotong roti keras. Tetapi setiap hari kesepuluh, orang-orang Advent akan memberikan roti mereka kepada tahanan yang lapar lainnya.” Mungkinkah? “Ya,” ia melanjutkan, “dan kami selalu tahu ketika hari ketujuh telah tiba saat kami mendengar kalian orang-orang Advent berteriak.” Saya rasa aneh kalau orang Advent berteriak “Sabat di sini” kepada semua tahanan. Memberi persepuluhan dari roti keras mereka dan berteriak ditengah siksaan Sabat mereka – tidak seorang pun mengatakan misi umat pilihan itu akan mudah. Tetapi kini saya mengetahui kisah mereka, Allah membantu saya sama setianya kepada saksi saya sebagaimana saudara-saudara saya dahulu, kepada para saksi mereka. Lagi pula, bukankah itu misi kita?

Sumber: http://www.renungan.gmahkpasarminggu.org/2014/09/renungan-pagi-30-septemeber-2014.html