PERJALANAN KEKRISTENAN DI RUMANIA


ORANG KRISTEN BERTOBATLAH
Perjalanan Kekristenan di Rumania pada era komunisme.
Ketika Mihai, diijinkan mengunjungi ibunya di penjara. Ia melihat ibunya begitu kotor dan kurus, tangannya tebal dan keras disebabkan oleh pekerjaan yang berat, dan seragam penjaranya sangat kumal.
Hampir Mihai tak mengenalinya. Kata-kata pertama yang diucapkan ibunya ialah "MIHAI, PERCAYALAH KEPADA YESUS!"
Mihai, anak dari bapak dan ibu Richard Wurmbrand, dikuatkan imannya mendengar perkataan ibunya. Meskipun ia harus bekerja sebagai buruh kasar meskipun usianya baru belasan tahun, ia tetap percaya kepada Yesus sebagai juruselamatNya. Kelak ia berkata :"Jika misalnya tak ada lagi yang dapat dibuktikan tentang kebenaran Kristus, maka fakta bahwa ibuku percaya, sudah merupakan bukti yang cukup bagiku!” itulah saat pengukuhan imannya kepada Kristus. Berani tampil beda.  
Ketika orang komunis mulai berkuasa di Rumania, mereka mengadakan konggres umat Kristen dari segala jenis jemaat di gedung parlemen. Di sana hadir 4000 orang imam, pastor dan pendeta dari segala aliran.
Ke 4000 hadirin itu dengan suara bulat, telah memilih JOSEF STALIN menjadi ketua kehormatan konggres itu. Tapi pada saat yang bersamaan, ia pun menjadi ketua dari gerakan tak ber-Tuhan dunia atau gerakan komunisme dan pembunuh massal umat Kristen.


Seorang demi seorang, para rohaniawan bangkit berdiri di gedung parlemen kami, menyatakan bahwa komunisme dan kekristenan pada dasarnya sama dan dapat hidup berdampingan. Pendeta yang satu disusul oleh yang lain dengan kata-kata yang muluk-muluk memuji komunisme, sambil berkata bahwa pemerintah yang baru itu akan mendapat dukungan sepenuhnya dari gereja. Richard Wurmbrand dan isterinya juga hadir dalam konggres itu. Isterinya yang duduk disampingnya lalu berkata, "Richard, berdirilah dan hapuslah malu ini dari wajah Kristus! Mereka sedang meludahi wajah-Nya".
Richard berkata kepada isterinya, "Kalau aku berbuat begitu, engkau akan kehilangan suami". Isterinya menjawab "Aku tidak ingin mempunyai suami yang pengecut!"
Maka Richard berdiri dan berpidato kepada hadirin "Aku tidak memuja pembunuh orang-orang Kristen, melainkan memuliakan nama Kristus dan Allah". Kemudian ia menekankan "Kesetiaan kita harus kita tunjukkan pertama dan terutama kepada DIA!"
Pidato dalam konggres itu disiarkan melalui radio, sehingga semua pendengar di seluruh negeri dapat menangkap pesan Kristus, yang diucapkan oleh Richard. Richard harus membayar mahal untuk yang ia lakukan. Tak lama kemudian Richard di tangkap dan setelah itu isterinya menyusul.


APA YANG DIALAMI MEREKA
Apa yang dialami oleh saudara-saudara seiman kita di Rumania pada era komunisme sungguh tak terperikan. Ribuan orang dari berbagai gereja, telah dijebloskan ke dalam penjara. Bukan hanya rohaniawan saja, melainkan juga para petani yang tidak mengetahui apa-apa, pemuda dan gadis-gadis yang berani memberi kesaksian atas imannya. Seluruh penjara penuh, dan di Rumania, seperti halnya di semua negara komunis, masuk penjara berarti di siksa.
Seorang pendeta bernama Florescu telah di siksa dengan besi yang menyala dan tajam; ia pun dipukuli dengan hebatnya. Lalu tikus-tikus yang kelaparan di halau masuk melalui pipa ke selnya. Ia tak dapat tidur. Bila ia beristirahat sejenak, tikus-tikus itu akan menyerangnya.
Ia terpaksa berdiri selama dua minggu, siang dan malam. Orang komunis ingin memaksanya berkhianat terhadap saudara-saudara seimannya, namun ia bertahan dengan gagahnya. Pada akhirnya, mereka membawa puteranya yang berusia empat belas tahun dan mulai memukuli anak itu di hadapan ayahnya, sambil berkata bahwa mereka akan terus melanjutkan memukulinya, sampai pendeta itu mengatakan apa yang mereka inginkan. Orang yang malang itu menjadi setengah gila. Ia bertahan sekuat tenaga.


Pada akhirnya, setelah sampai batas kemampuannya, berkatalah ia kepada anaknya: "ALEXANDER, aku harus mengatakan apa yang mereka kehendaki! Aku tak tahan lagi melihat engkau dipukuli!”
Anaknya menjawab: "Ayah, janganlah melakukan sesuatu yang tidak benar padaku, dengan memberi seorang pengkhianat sebagai orang tua. Bertahanlah! Bila mereka membunuhku, aku akan mati dengan kata-kata terakhir,"Yesus dan tanah airku". Mendengar perkataan itu, orang komunis menjadi kalap, dan memukuli mati anak itu, sehingga darahnya memenuhi dinding sel. Ia mati dengan memuji nama Tuhan!
Richard pernah dimasukkan ke dalam lemari es dengan pakaian yang sangat minim. Dokter penjara mengawasi dari celah-celah. Jika mereka melihat gejala membeku, mereka memperingatkan, dan penjaga bergegas masuk, untuk membawanya keluar dan dipanaskan. Sesudah panas, ia segera dijebloskan kembali ke kamar es itu, agar membeku lagi dan begitu seterusnya.

Meskipun harus mengalami siksaan yang begitu hebat, banyak kesaksian perbuatan gagah berani dan ketabahan orang-orang yang menderita. Salah seorang gadis yang merupakan anggota gereja bawah tanah. Ia suka mengajar Injil kepada anak-anak. Ketika orang komunis mengetahui apa yang ia lakukan, mereka memutuskan untuk menangkapnya. Untuk lebih memperkejam penangkapannya, mereka memutuskan menanti beberapa minggu, yaitu pada hari nikahnya. 

Pada hari itu, gadis tersebut mengenakan baju pengantin; itulah hari yang paling bahagia dan bersejarah bagi seorang wanita. Dengan tiba-tiba pintu rumahnya di dobrak dan seketika masuklah anggota-anggota polisi rahasia. Melihat kedatangan polisi itu, ia dengan segera mengulurkan tangannya untuk di borgol. Dengan kasar mereka mengenakan borgol itu ke kedua lengannya. Ia menoleh kepada kekasihnya, lalu mencium belenggu yang melekat ditangannya seraya berkata, "Aku bersyukur pada kekasihku dari Surga untuk hadiah permatanya ini, pada hari pernikahanku. Aku berterima kasih padaNya, bahwa aku dianggap cukup berbahagia untuk menderita bagi-Nya.”Ia di seret dan dimasukkan ke penjara. Setelah lima tahun, ia dibebaskan, tapi ia sudah menjadi manusia yang rusak badannya dan seperti tiga puluh tahun lebih tua dari usia yang sebenarnya. Kekasihnya masih tetap menantinya. Ia mengatakan bahwa apa yang ia korbankan itu, hanyalah sedikit sekali, bagi Kristusnya.


APAKAH MEREKA SIA-SIA?
Pernah, dua orang Kristen berhasil menemui Perdana Menteri Georghiu Dej di tangga kantornya. Dalam waktu singkat mereka menyaksikan Kristus kepadanya, lalu mendesak agar ia bertobat dan menghentikan pengejarannya kepada orang Kristen. Georghiu Dej menyuruh tangkap mereka dan memenjarakannya. Bertahun-tahun kemudian barulah ketahuan bahwa benih yang ditebarkan kedua orang itu, untuk mana mereka telah banyak menderita, telah tumbuh yaitu pada waktu perdana menteri itu jatuh sakit.
Dalam penderitannya, teringatlah ia akan ucapan-ucapan kedua orang itu. Memang benarlah seperti yang dijelaskan dalam Kitab Suci, "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun;" (Ibr 4:12a). Kata-kata itu menusuk menembus kekerasan hatinya, lalu ia menyerahkan hidupnya kepada Kristus. Ia mengakui segala dosanya, lalu bertobat dan menjadi pengikut Kristus dalam sakitnya. Tidak lama kemudian ia meninggal dunia, tapi ia pergi kepada Juru Selamat yang baru ditemukannya itu; dan semuanya itu merupakan hasil dari pengorbanan kedua orang Kristen itu.
Pekerja-pekerja Gereja Bawah Tanah sungguh-sungguh mempraktekkan tindakan iman. Suatu ketika, seorang kapten dari pasukan Rusia datang pada seorang pendeta di Hongaria, dan mohon bicara empat mata.

Kapten itu masih muda sekali, mudah marah dan sangat sadar akan perannya sebagai pemenang. Ketika ia dipersilahkan masuk ke ruangan dan pintu di tutup, ia menunjuk pada salib yang tergantung pada dinding kamar itu. "Tuan tahu bahwa benda itu adalah dusta."ia berkata kepada pendeta. "Hanya alat penipuan untuk mengelabuhi pikiran orang, supaya orang miskin tetap puas dengan kemiskinannya. Nah sekarang, kita hanya berdua saja! Akuilah bahwa tuan tidak pernah yakin bahwa Yesus adalah anak Allah!"
Pendeta itu tersenyum, "Tapi anakku, memang aku percaya demikian. Hal itu benar". "Aku tak akan membiarkan tuan menipu aku!" teriak kapten itu. "Aku sungguh-sungguh. Jangan tertawa!" Lalu ia mencabut pistolnya dan mengacungkannya dalam jarak yang dekat, ke badan pendeta. "Kalau tuan tidak mengaku bahwa itu dusta belaka, aku akan menembak tuan!" "Aku tidak dapat mengatakan itu, karena tidak benar. Tuhan Yesus memang sebenarnya Anak Allah," kata pendeta.
Kapten itu membuang pistolnya dan memeluk rohaniwan itu. Matanya basah. "Hal itu benar!" ia berteriak, "Hal itu benar! Aku juga percaya demikian, tapi aku belum yakin kalau tidak ada orang yang mau mati karena kepercayaannya itu, hingga kutemui sendiri orang tersebut. Oh terima kasih! Tuan telah menguatkan imanku. Sekarang aku mau mati juga, demi Kristus. Anda telah memperlihatkannya padaku!"
Dan masih banyak kesaksian lain tentang keberanian dan iman mereka. Telah banyak orang komunis dimenangkan bagi Kristus melalui kesaksian mereka.


APA KUNCINYA?
Kenapa mereka dapat bertahan? Menghadapapi penyiksaan yang begitu berat bagi mereka, yang merupakan suatu hal yang tak dapat di terima dalam akal manusia. Tidak lain, karena adanya cinta kasih Kristus yang telah dicurahkan dalam hati mereka. Kelak, orang-orang komunis yang telah menyiksa kami, juga dimasukkan ke dalam penjara. Di bawah komunis, orang-orang komunis dan bahkan pemimpin-pemimpinnya, sering dimasukkan ke dalam penjara, jika ia kalah dari lawan atau saingannya.
Banyak orang Komunis yang bunuh diri. Fadeev, seorang penulis komunis menembak dirinya sendiri setelah menyelesaikan novelnya yang berjudul “KEBAHAGIAAN”, di mana ia menjelaskan bahwa kebahagiaan adalah bekerja tanpa berhenti demi Komunisme. Joffe, Tomkin pahlawan-pahlawan besar komunis di jaman Tsar dulu - tidak tahan melihat wajah komunis dalam kenyataannya. Mereka pun mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. 

Orang-orang komunis tidak bahagia. Bahkan begitu pula diktator-diktator mereka. Alangkah tak bahagianya Stalin! Setelah membunuh hampir semua rekan seperjuangannya, ia terus menerus ketakutan kalau diracuni atau dibunuh. Ia mempunyai delapan kamar tidur, yang dapat dikunci seperti lemari besi. Tak seorang pun yang mengetahui di kamar mana ia tidur tiap malam. Ia tidak pernah makan, sebelum koki mencicipi hidangan yang disajikan. Komunisme tidak membuat siapapun bahagia, bahkan diktator-diktatornya. Mereka membutuhkan Kristus.

Atas dasar kunci itulah, pejuang-pejuang Kristen berjuang di Rumania. Dengan kesadaran bahwa orang-orang komunis itu berhak atas keselamatan yang dianugrahkan Yesus bagi mereka. Yesus telah mengorbankan nyawaNya di kayu salib, untuk umat manusia, termasuk juga orang komunis. CINTA KASIH KRISTUS itulah yang memenuhi semua pejuang Kristen Rumania. Apa yang mereka alami, siksaan, aniaya, hinaan telah semakin memurnikan cinta mereka kepada Kristus dan orang Komunis.
Suatu ketika, seorang pendeta setelah dipukuli dengan hebat dan darah mengucur dari wajah dan tubuhnnya. Ia dimasukkan ke dalam sel, dan teman-temannya membantu membersihkannya. Ketika beberapa dari mereka mulai menyumpahi orang komunis, pendeta itu sambil mengerang, ia berkata. "Jangan mengutuki mereka. Diamlah. Aku ingin berdoa bagi mereka". 


APA YANG BISA KITA PELAJARI?
Indonesia membutuhkan orang-orang yang dipenuhi dengan cinta kasih Kristus. Hanya kasihNya yang dapat membebaskan orang-orang Indonesia dari ikatan belenggu dosa. Seringkali mungkin kita tidak dapat mengerti, apa yang kita alami, perusakan dan pembakaran gereja, aniaya orang Kristen di Indonesia. Semua itu menunjukkan bahwa bangsa ini butuh Yesus! Biarlah semua itu semakin memurnikan kasih kita kepada Kristus dan kepada Indonesia. Yesus membutuhkan kita untuk membawa terangNya kepada bangsa ini, Yesus butuh orang yang berani berkata "Aku memberi hidupku untuk menjadi alatMu bagi bangsa Indonesia" Orang yang tidak lari ketika masalah atau aniaya datang. Tetapi orang yang tetap bertahan dalam Kasih Kristus, orang yang setia sampai mati!
Saya benar-benar gemetar ketika membaca artikel ini adakah orang-orang seperti ini di bangsa kita Indonesia?