Mahasiswa Intan Jaya TOLAK Perusahan Di Intan Jaya |
Salah satu anggota Komisi, Rurfinus Japugau mengatakan, sebelum Freeport mengelolah Sumber Daya Alam (SDA) di Intan Jaya, seharusnya sumber manusianya dulu yang lebih dulu disiapkan pemerintah daerah. "Perusahaan jangan hanya tahu merampas hasil kekayaan kami saja, manusianya dibiarkan menderita, pemerintah dan perusahaan harus berperan aktif menyiapkan SDM di Intan Jaya," ujar Japugau.
Menurutnya, mahasiswa tidak ingin pemerintah daerah dan pusat bekerja sama untuk membunuh masyarakat secara perlahan dengan memberi ruang kepada PT. Freeport Indonesia untuk melancarkan kejahatan dan perampasan hasil alam di Intan Jaya. "Setiap usaha untuk memasukan perusahaan apapun, termasuk perusahaan tambang di Intan Jaya, harus dikoordinasikan dengan masyarakat sebagai pemilik hak ulayat," kata Japugau.
Sementara itu, Sekertaris umum Komisi, Karel Kobogau mengatakan, mahasiswa dan masyarakat adat di Kabupaten Intan Jaya sebagai pemilik hak ulayat menolak dengan tegas rencana kehadiran Freeport di Blok Wabu. "Mulai dari perusahaan kecil sampai besar yang ada di wilayah Intan jaya kami minta dengan tegas segera keluar, jangan merusak alam kami,’’ kata Kobogau.
Dikatakan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak melakukan kebijakan tanpa ada persetujuan dengan masyarakat adat Intan Jaya. "Kami juga meminta kepada PT. Freeport agar tidak dengan seenaknya memasuki kawasan Blok Wabu untuk melakukan pengolahan tambang secara diam–diam, sebab sejak tahun 1991 sampai dengan 1999 masyarakat adat Intan Jaya kehilangan mata pencarian mereka," ungkapnya.
HARUS RUMBARAR
Sumber: http://suarapapua.com/read/2015/07/23/2722/mahasiswa-intan-jaya-tolak-rencana-ptfreeport-beroperasi-di-wilayah-blok-wabu