GREENPEACE : 110 RIBU HEKTAR HUTAN PAPUA DIALIHFUNGSIKAN



Alex-Jubi-Richarth-Charles-Tawaru

Jayapura (8/4) Greenpeace South East Regional Indonesia menilai, setiap tahun sekitar 110 hektar hutan Papua dialihfungsikan untuk kebutuhan perkebunan dan masyarakat. Perubahan ini membuat kondisi hutan semakin berkurang dari tahun ke tahun.  
“Setiap tahun itu kurang lebih 110 ribu hektar hutan Papua dialihfungsikan untuk kebutuhan Pemerintah untuk pembangunan perkantoran,  pembukaan lahan perkebunan maupun untuk kebutuhan industri. Hal itu membuat hutan semakin berkurang dari tahun ke tahun,” kata Forest Compaigner (Papua) Richarth Charles Tawaru kepada wartawan, di Jayapura, Senin (8/4).

Dia menjelaskan, luas hutan Papua sekitar 40  juta hektar, dengan berkurangnya hutan Papua setipa tahun 110 ribu hektar, maka dalam sepuluh tahun kedepan hutan Papua bisa habis diahlifungsikan.
“Daerah-daerah yang lahannya digunakan untuk perkebunan adalah Kabupaten Merauke, Keerom dan Kabupaten Jayapura. Jadi, di Kabupaten Merauke lahan yang digunakan 280 ribu hektar untuk program MIFE. 

Selain itu, Kabupaten Keerom dan Kabupaten Jayapura banyak perkebunan kelapa sawit, jika Pemerintah tidak bijak untuk menyelamatkan hutan Papua, maka dalam sepuluh tahun kedepan diyakini hutan Papua habis ahlifungsikan,” tukasnya.

Menanggapi itu, Richarth berharap Gubernur dan wakil Gubernur Papua terpilih Lukas Enembe dan Klemen Tinal setelah resmi dilantik dapat melakukan penyelamatan hutan Papua, dan memberikan akses yang lebih besar kepada masyarakat adat Papua.

“Sekarang ada undang-undang baru yang dikeluarkan Menteri Kehutanan terkait hutan desa. Dengan demikian, kewenangan yang luas untuk mengelola hutan ada di masyarakat kampung, maka, harapan kami, gubernur bisa memberikan kewenangan yang lebih luas kepada masyarakat,” katanya.(Jubi/Alex)