Ancaman-Masyarakat-Intan-Jaya-Foto-Ilustrasi-Sumber-Google-Majalah-Kribo.Com |
Majalahkribo.com,
Papua – Ketua Klasis
Jombandogo Herman Tipagau mengetakan, dirinya akan menembak wisatawan asing,
jika Pemerintah belum membuat Perjanjian Kerja Sama Atau MOU (Memorandum
Of Understanding).
Menurutnya, sampai
saat ini sudah ada 5 perusahaan asing yang berada didaerah Kabupaten
Intan Jaya. Mereka ingin beroperasi tanpa melibatkan lapisan masyarakat.
“Wisatawan Manca Negara kalau mau ke Cartenz harus buat perjanjian kerja sama dengan masyarakat Intan jaya,” ucapnya, Intan Jaya, Kamis (14/07/2016).
Ia menjelaskan, Dirinya pernah tanam Bendera PBB, SOS dan Bendera Bintang Kejora di puncak Cartenz pada tahun 2009 dengan tujuan kehadiran Wisatawan Asing bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat Intan Jaya. Namun yang terjadi bertolak belakan sehingga ia mengancam akan tembak mati wisatawan asing jika bermain dengan permintaan masyarakat Intan Jaya.
“Tujuan masyarakat Intan Jaya harus dapat bagian yang sama dan adil dari hasil Cartenz, jadi kalau pihak-pihak terkait tidak buat MOU, maka Wisatawan Manca Negara akan ditembak mati oleh masyarakat intan jaya,” jelasnya.
“Kami tidak punya senjata api tapi kami akan tembak wisatawan Asing yang ke Cartenz pake kartapel, seperti dalam Injil Raja-Raja, Daud tembak Goliat pake kartapel , kami masyarakat Intan Jaya akan tembak pake kartapel itu Wisatawan” tegasnya.
Tidak menutup kemungkinan hal tersebut tidak mungkin terjadi, namun hal ini sangat perlu dipahami adalah selain dengan kartapel masyarakat Intan Jaya biasanya menggunakan anak panah untuk buruh buruan maupun untuk menjaga diri lawan yang ingin menyerang mereka dan sudah terbukti banyak sekali korban berjatuhan akibat perang suku yang menggunakan panah.
Ditempat yang sama Petrus Belau meminta pemerintah membenahi tata kota ibu kota kabupaten dan antara distrik sebab dirinya melihat pembangunan masi yang lama dan tak ada perubahan sejak Bupati defenitif.
“Pemda Intan Jaya buat dulu tata kota antara kampung yang satu ke kampung yang lain. Dan jalan dari Distrik yang satu ke Distrik yang lain,” ujarnya.
Dalam pandangannya Intan Jaya masi terbelakan dari segi tata kota maupun pembangunan infrastruktur jalan dan perlu dibenahi agar bisa berkmbang dan maju seperti daerah lainnya. (DZ)
“Wisatawan Manca Negara kalau mau ke Cartenz harus buat perjanjian kerja sama dengan masyarakat Intan jaya,” ucapnya, Intan Jaya, Kamis (14/07/2016).
Ia menjelaskan, Dirinya pernah tanam Bendera PBB, SOS dan Bendera Bintang Kejora di puncak Cartenz pada tahun 2009 dengan tujuan kehadiran Wisatawan Asing bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat Intan Jaya. Namun yang terjadi bertolak belakan sehingga ia mengancam akan tembak mati wisatawan asing jika bermain dengan permintaan masyarakat Intan Jaya.
“Tujuan masyarakat Intan Jaya harus dapat bagian yang sama dan adil dari hasil Cartenz, jadi kalau pihak-pihak terkait tidak buat MOU, maka Wisatawan Manca Negara akan ditembak mati oleh masyarakat intan jaya,” jelasnya.
“Kami tidak punya senjata api tapi kami akan tembak wisatawan Asing yang ke Cartenz pake kartapel, seperti dalam Injil Raja-Raja, Daud tembak Goliat pake kartapel , kami masyarakat Intan Jaya akan tembak pake kartapel itu Wisatawan” tegasnya.
Tidak menutup kemungkinan hal tersebut tidak mungkin terjadi, namun hal ini sangat perlu dipahami adalah selain dengan kartapel masyarakat Intan Jaya biasanya menggunakan anak panah untuk buruh buruan maupun untuk menjaga diri lawan yang ingin menyerang mereka dan sudah terbukti banyak sekali korban berjatuhan akibat perang suku yang menggunakan panah.
Ditempat yang sama Petrus Belau meminta pemerintah membenahi tata kota ibu kota kabupaten dan antara distrik sebab dirinya melihat pembangunan masi yang lama dan tak ada perubahan sejak Bupati defenitif.
“Pemda Intan Jaya buat dulu tata kota antara kampung yang satu ke kampung yang lain. Dan jalan dari Distrik yang satu ke Distrik yang lain,” ujarnya.
Dalam pandangannya Intan Jaya masi terbelakan dari segi tata kota maupun pembangunan infrastruktur jalan dan perlu dibenahi agar bisa berkmbang dan maju seperti daerah lainnya. (DZ)